Desa Mangkalang Jambu, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, memiliki berbagai potensi hasil pertanian dan perkebunan yang tergolong melimpah, seperti kelapa, jagung dan ubi yang mudah didapat. Semua potensi itu kemudian bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan ringan, berupa steak, keripik, dodol dan kerupuk yang memiliki cita rasa gurih atau nikmat.

"Saya bersama ibu-ibu lain di desa ini secara mandiri dengan bimbingan tim dari BRG (Badan Restorasi Gambut) dan Kemitraan Partnership ingin mencari tambahan penghasilan. Apalagi untuk bahan baku sangat tersedia di desa kami ini," kata Nurlaila Wati (28), salah seorang warga di Desa Mangkalang Jambu saat ditemui di Kubu Raya, Minggu.

Sebagai salah satu penggagas pengolahan usaha makan tersebut, Nurlaila Wati menjelaskan bahwa sebelum memulai usaha itu, dirinya telah mendapatkan semacam pelatihan dari personel BRG dan Kemitraan Partnership tentang pengolahan makanan dengan memanfaatkan kekayaan komoditas pertanian dan perkebunan yang telah tersedia di Desa Mangkalang Jambu itu.

"Dulunya hasil pekebunan di desa ini, seperti kelapa itu hanya dijual mentahnya dan hanya dijadikan kopra, begitu juga dengan jagung dan ubi sehingga harga jualnya sangat rendah, tidak sesuai dengan harapan para petani. Namun dengan diolah menjadi makanan, kami berharap potensi perkebunan ini bisa memiliki nilai jual yang lebih baik dibandingkan dengan yang hanya dijual ketika masih bahan mentah," kata dia.

Saat ini, ujar Nurlaila lagi, kelapa, jagung dan ubi sudah diolah menjadi makanan siap saji yang dikemas dengan baik oleh masyarakat. "Usaha kami ini dimulai sejak sekitar bulan November 2018 dan hingga kini kami terus memperbaiki kualitas, baik dari segi pengolahan, cita rasa, penampilan dan pengemasan dan yang paling penting pemasaranya. Saat ini hasil olahan kami ada keripik jagung, kerupuk ubi, dodol dari jagung dan kelapa," katanya.

Meskipun belum secara signifikan hasil yang didapat, namun kelompok ibu-ibu Desa Mangkalang Jambu itu sudah mendapatkan hasil yang sedikit demi sedikit membuka peluang harapan untuk terus maju dalam rangka memperbaiki kondisi ekonomi mereka.

"Saat ini hasil penjualan kami kumpulkan untuk dijadikan modal dulu. Kami akui masih banyak alat pengolah yang perlu dilengkapi dalam usaha ini. Mudah-mudahan dengan pengayoman dari Kades (kepala desa) serta tim dari BRG dan Kemitraan Partnership, maka usaha kami dapat terus dibimbing dan dibantu hingga dapat menjadi usaha unggulan yang benar-benar mandiri yang pada akhirnya dapat menyejahterakan para anggota dan petani sekitar sini," kata dia, penuh harap.

Kepala Desa Mangkalang Jambu Agustar mengatakan bahwa pihak pemdes tidak akan tinggal diam dan akan terus menerus memberikan motivasi serta akan menyisihkan anggaran untuk membantu permodalan bagi kelangsungan usaha kelompok ibu-ibu di desa tersebut.

"Untuk mengembangkan setiap usaha yang sangat penting bagaimana adalah melakukan promosi. Kami tetap akan membantu, mungkin melalui BumDes, tidak hanya dalam permodalan, namun juga dibidang pemasaran hasil olahan. Kalau untuk usaha menyejahtarakan masyarakat, kami tetap ikut membantu, baik itu yang dilakukan para ibu-ibu, pemuda dan yang lainnya," kata Agustar.

Saat ini, kata Agustar, untuk membantu usaha para ibu-ibu itu, Pemdes Mangkalang Jambu juga telah menyiapkan beberapa alat penunjang untuk pengolahan usaha makanan ringan tersebut.

"Untuk permodalan mereka kami bantu melalui program dana BumDes dalam bentuk pinjaman modal. Dan saya berharap ke depan hasil produksi makanan ibu-ibu itu akan dibeli oleh BumDes dan BumDes yang nantinya akan memasarkan keluar daerah agar usaha itu semakin berkembang," kata Agustar, menjelaskan.

Dalam upaya mendorong masyarakat untuk terus mampu menyejahterakan diri secara mandiri, petugas dari Fasilitator Desa (Fasdes) BRG dan Kemitraan Partnership Desa Mangkalang Jambu M Mursin mengatakan dirinya telah melakukan pemetaan potensi komoditi hasil-hasil pertanian dan perkebunan dan lain sebagainya.

"Selain melakukan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kelestarian lahan gambut, saya juga mendorong elemen-elemen masyarakat di sini untuk dapat mengembangkan kesejahteraannya dengan memanfaatkan berbagai potensi alam yang ada," kata Mursin.

Menurut dia, dengan adanya kesadaran tentang pentingnya pelastarian lingkungan dan usaha-usaha produkrif, masyarakat yang mampu memanfaatkan potensi yang ada, maka pengolahan pertanian dan perkebunan dapat dilakukan secara modern dan tidak lagi dengan cara membakar. Sedangkan usaha produktif yang dilakukan, maka dapat mempengaruhi harga jual hasil pertanian dan perkebunan dan bermuara pada kesejahtaraan masyarakat.

Menurut Mursin, dari hasil pendataan yang dia lakukan selama ini, potensi hasil pertanian dan perkebunan sangatlah melimpah. Namun karena harga jualnya semakin menurun, maka hasil tersebut menjadi menurun dan masyarakat beralih ke usaha lain, seperti menjadi buruh di perkebunan kepala sawit yang ada di daerahnya.

"Untuk itu kami bersama pemerintah desa terus melakukan, sosialisasi, partisipasi, edukasi dan kemitraan dengan menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam terutama pada lahan gambut. Dan tetap mampu mengali dan memanfaatkan petensi yang ada untuk lebih mensejahtaran masyarakat itu sendiri," kata dia, menjelaskan. 

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019