Intan Wulandari seorang sarjana kehutanan yang bekerja sebagai Fasilitator Desa (Fasdes) Badan Restorasi Gambut (BRG) dan Kemitaan Partnership. Intan sapaan akrab gadis yang lulus sarjana tahun 2017 di Untan itu di tugaskan di Desa Sungai Mata Mata Kecamatan Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara, Kalbar.

Demi pengabdiannya, Intan yang bertempat tinggal di Desa Seponti Jaya itu sanggup jauh dari orang tua.

"Ini demi pegabdian untuk merubah pola pikir masyarakat baik itu dalam meningkatakan perekonomian dan memanfaatkan kekayaan alam namun tidak merusak ekosistem lingkungan seperti tidak membakar lahan gambut untuk pertanian dan perkebunan," kata Intan di Kayong Utara, Minggu.

Sebagai Fasdes di jelaskan Intan, awalnya ia bergabung di BRG memiliki tugas dan tupoksi ada empat poin bidang sosialisasi, partisipasi, edukasi dan kemitraan. "Karena waktu itu lebih kepada Deputi III Badan Restrorasi Gambut yang merupakan Kedeputian Bidang Sosial, Edukasi, Partisipasi dan Kemitraan," katanya.

Ia menjelaskan, sebagai Fasdes ia mensosialisasikan tentang gambaran masyarakat peduli gambut. Dimana program masyarakat peduli gambut yaitu menjelaskan apa itu BRG. Disitu ada tiga kegiatan utama yaitu pembasahan, penanaman kembali dan peningkatan ekonomi masyarakat. Demikian juga tentang kemitraan yang memiliki tujuan yang sama juga dijelaskan kepada masyarakat.

"Untuk melakukan itu semua saya harus turun langsung ke masyarakat yang ada di dusun-dusun yang ada di Desa Sungai Mata Mata. Dalam kegiatan itu intinya bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat tampa mengesampingkan kelestarian lingkungan terutama terkait dengan gambut," katanya.

Pada awal-awal menjalankan tugas kata Intan dalam pendampingan ia tidak langsung masuk ke bidang peningkatan ekonomi, namun lebih bagaimana merubah pola pikir masyarakat tentang betapa pentingnya kelestarian lingkungan khusus pada lahan gambut.

"Masyarakat jangan berpikir instan bisa mendapat hasil dalam usaha apa saja. Yang hanya mengharapkan mendapat bantuan material pada setiap yang datang seperti kami ini. Menjawab itu saat sosialisasi saya tidak mau menjanjikan. Tapi setiap usulan saya tampung dan saya sampaikan ke atasan," katanya.

Intan mengaku walau menghadapi berbagai rintangan dalam menjalankan tugas, namun ia tetap melakunan pendekatan. Tidak hanya itu, untuk mencapai kemandirian dalam usaha peningkatan ekonomi masyarakat ia juga mendorong pemerintah Desa untuk membentuk Badan Usaha Milik Desa.

"Berbagai kendala memang harus saya hadapi, baik itu hujan, kemalaman di lokasi hingga harus bermalam di ramah warga. Kerena masih banyak pencapai tugas saya yang belum terpenuhi. Dan mudah-mudah dengan kesadaran serta kerjasama semua pihak maka kemandirian dan kemajuan  masyarakat yang tetap melestarikan lingkungan dapat di capai," pungkasnya.

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019