Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar, Pitono menyebutkan penumpang angkutan udara dalam negeri yang datang April 2019 mencapai 119.338 orang atau turun 16,87 persen dibanding Maret 2019.

"Kemudian untuk jumlah penumpang angkutan udara dalam negeri yang berangkat pada April 2019 mencapai 129.390 orang atau juga turun 1,74 persen dibanding Maret 2019," ujarnya di Pontianak, Rabu.

Ia menjelaskan bahwa jumlah penumpang angkutan udara dalam negeri terbanyak yakni melalui Bandara Internasional Supadio Pontianak di Kubu Raya. Setelah itu baru disusul Bandara Rahadi Osman di Ketapang, Bandara Pangsuma di Kapuas Hulu, Bandara Susilo di Sintang dan Bandara Nanga Pinoh di Melawi.

"Khusus untuk bandara yang dekat dengan ibu kota provinsi Kalbar, Supadio Pontianak mencapai 102.091 orang atau 85,55 persen untuk jumlah penumpang yang datang dan 111.310 orang atau 86,03 persen untuk jumlah penumpang yang berangkat," kata dia.

Pitono menjelaskan penurunan penumpang lantaran karena harga yang dirasakan masyarakat masih tinggi.

"Harga tiket untuk angkutan udara masih tinggi dirasakan masyarakat sehingga berpengaruh pada jumlah penumpang," katanya.

Sementara kata dia untuk penumpang angkutan laut di Kalbar sebaliknya yakni mengalami kenaikan yang signifikan.

Ia menyebutkan seperti penumpang dalam negeri yang datang pada April 2019 mencapai 5.530 orang atau naik 33,74 persen dibanding Maret 2019.

"Sedangkan jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang berangkat pada April 2019 mencapai 5.016 orang atau naik 86,54 persen dibanding Maret 2019," kata dia.

Menurutnya, jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri terbesar melalui Pontianak yang merupakan ibu kota provinsi, mencapai 4.818 orang atau mencakup 87,13 persen untuk jumlah penumpang yang datang, dan 4.024 orang atau 80,22 persen untuk jumlah penumpang yang berangkat.

"Angkutan laut saat ini sudah ramai diminati masyarakat karena harga stabil. Kemudian, ini perpindahan transportasi yang dari pesawat ke kapal laut. Kembali, orang pindah dari pesawat ke kapal laut karena harga tiket pesawat mahal," jelas dia.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019