Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kubu Raya, Mochtar mengatakan pihaknya meningkatkan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi terjadinya El Nino (panas berkepanjangan) di kabupaten itu.
"Seperti kita ketahui, belakangan ini kondisi cuaca di Kubu Raya cukup kering dan kurang curah hujan. Kita juga tidak tahu apa ini salah satu dampak dari El nino atau kondisi kering sementara, mengingat cuaca di Kalbar sulit diprediksi karena kita masuk dalam garis equator," kata Mochtar di Kubu Raya, Kamis.
Ia menjelaskan, walaupun hingga saat ini masih ada curah hujan, namun dirinya tetap mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan termasuk lahan di sekitar tempat tinggal masing-masing agar terhindar dari kebakaran hutan dan lahan.
Baca juga: Kementan Antisipasi Ancaman El Nino di Indonesia
"Kita tahu, lahan gambut di Kubu Raya cukup luas dan tersebar di beberapa kecamatan. Lahan gambut ini rentan sekali terbakar kalau sudah masuk musim kemarau, makanya saat kami tahu informasi curah hujan akan kembali minim pada Juli ini, maka kami mulai meningkatkan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi potensi kembali terjadinya kebakaran hutan dan lahan," tuturnya.
Dia memaparkan, pada bulan Januari lalu di Kubu Raya sempat muncul kebakaran lahan, dimana saat beberapa hari saja tidak terjadi hujan pada sekitar 28 hingga 29 Januari dan terjadi kebakaran lahan.
"Beberapa titik yang sempat terjadi kebakaran lahan tersebut diantaranya dua titik di Sungai Raya, dua titik di Rasau Jaya dan dua titik di Sungai Kakap tepatnya di sekitar Desa Punggur. Namun itu tidak lama, karena pada akhir Januari hujan turun dan memadamkan titik api," katanya.
Baca juga: Intensitas El-Nino Meningkat Seiring Pemanasan Global
Mochtar mengatakan, untuk mengantsipasi kembali terjadinya kebakaran lahan, pihaknya pun berupaya memaksimalkan upaya pencegahan hingga penanggulangan di lapangan.
Menurut dia untuk daerah yang dekat dengan sumber air memang akan lebih mudah untuk dipadamkan namun juga ada beberapa titik seperti di Rasau Jaya umum dan di punggur yang cukup sulit dilakukan pemadaman jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran lantaran jauh dari sumber air dan akses untuk masuk ke lokasi cukup sulit.
Adapun upaya yang dilakukan seperti membuat SK siaga karhutla, selain itu BPBD Kubu Raya juga melakukan rapat koordinasi bersama sejumlah pihak terkait seperti Manggala Agni Daops Pontianak, dan BKSDA, upt dinas kehutanan provinsi di Kubu Raya.
"Hal ini kita lakukan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Kubu Raya pada tahun 2019. Selain itu, program yang utama yang akan kita lakukan adalah dengan melakukan patroli dan sosialisasi ke masyarakat untuk sama-sama menjaga lingkungan sekitar agar terhindar dari kebakaran hutan dan lahan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Seperti kita ketahui, belakangan ini kondisi cuaca di Kubu Raya cukup kering dan kurang curah hujan. Kita juga tidak tahu apa ini salah satu dampak dari El nino atau kondisi kering sementara, mengingat cuaca di Kalbar sulit diprediksi karena kita masuk dalam garis equator," kata Mochtar di Kubu Raya, Kamis.
Ia menjelaskan, walaupun hingga saat ini masih ada curah hujan, namun dirinya tetap mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan termasuk lahan di sekitar tempat tinggal masing-masing agar terhindar dari kebakaran hutan dan lahan.
Baca juga: Kementan Antisipasi Ancaman El Nino di Indonesia
"Kita tahu, lahan gambut di Kubu Raya cukup luas dan tersebar di beberapa kecamatan. Lahan gambut ini rentan sekali terbakar kalau sudah masuk musim kemarau, makanya saat kami tahu informasi curah hujan akan kembali minim pada Juli ini, maka kami mulai meningkatkan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi potensi kembali terjadinya kebakaran hutan dan lahan," tuturnya.
Dia memaparkan, pada bulan Januari lalu di Kubu Raya sempat muncul kebakaran lahan, dimana saat beberapa hari saja tidak terjadi hujan pada sekitar 28 hingga 29 Januari dan terjadi kebakaran lahan.
"Beberapa titik yang sempat terjadi kebakaran lahan tersebut diantaranya dua titik di Sungai Raya, dua titik di Rasau Jaya dan dua titik di Sungai Kakap tepatnya di sekitar Desa Punggur. Namun itu tidak lama, karena pada akhir Januari hujan turun dan memadamkan titik api," katanya.
Baca juga: Intensitas El-Nino Meningkat Seiring Pemanasan Global
Mochtar mengatakan, untuk mengantsipasi kembali terjadinya kebakaran lahan, pihaknya pun berupaya memaksimalkan upaya pencegahan hingga penanggulangan di lapangan.
Menurut dia untuk daerah yang dekat dengan sumber air memang akan lebih mudah untuk dipadamkan namun juga ada beberapa titik seperti di Rasau Jaya umum dan di punggur yang cukup sulit dilakukan pemadaman jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran lantaran jauh dari sumber air dan akses untuk masuk ke lokasi cukup sulit.
Adapun upaya yang dilakukan seperti membuat SK siaga karhutla, selain itu BPBD Kubu Raya juga melakukan rapat koordinasi bersama sejumlah pihak terkait seperti Manggala Agni Daops Pontianak, dan BKSDA, upt dinas kehutanan provinsi di Kubu Raya.
"Hal ini kita lakukan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Kubu Raya pada tahun 2019. Selain itu, program yang utama yang akan kita lakukan adalah dengan melakukan patroli dan sosialisasi ke masyarakat untuk sama-sama menjaga lingkungan sekitar agar terhindar dari kebakaran hutan dan lahan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019