PT Pertamina (Persero) Wilayah Kalbar menyebutkan realisasi penggunaan elpiji nonsubsidi seperti Bright Gas ukuran 5,5 kilogram dan 12 kilogram di Kalbar tergolong "sehat".

"Artinya ada pertumbuhan atau peningkatan penggunaan Bright Gas (elpiji nonsubsidi) sekitar lima hingga 10 persen dalam enam bulan terakhir di Kalbar," kata kata Sales Axecutive Elpiji Pertamina Pontianak, Yodha Galih di Pontianak, Rabu.

Ia menjelaskan peningkatan konsumsi atau penggunaan elpiji nonsubsidi tersebut tidak terlepas dari peran serta semua pihak, salah satunya dukungan Pemprov Kalbar, kemudian pemerintah kabupaten/kota, dan masyarakat.

"Kami juga terus melakukan koordinasi terkait sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, terutama bahwa elpiji tiga kilogram atau elpiji subsidi hanya boleh digunakan oleh masyarakat yang berhak, atau masyarakat miskin," ungkapnya.

Selain itu, menurut dia, pihaknya juga bekerja sama dengan Disperindag dan Satpol-PP kabupaten/kota melakukan inspeksi mendadak, terhadap rumah makan, restoran agar tidak lagi menggunakan elpiji subsidi.

Data Pertamina Kalbar mencatat realisasi penggunaan elpiji PSO (subsidi) pada 2019, yakni Januari sebanyak 10.083 MT; kemudian Februari 8.983 MT; Maret 9.779 MT; April 9.746 MT; Mei 10.853 MT; dan Juni 9.606 MT.

Kemudian untuk penggunaan elpiji non PSO rumah tangga realisasinya, yakni Januri 1.609 MT; Februari 1.270 MT; Maret 1.391 MT; April 1.356 MT; Mei 1.549 MT; dan Juni 1.437 MT. Dan untuk elpiji non PSO bukan rumah tangga, yaitu Januari sebesar 127 MT; Februari 126 MT; Maret 114 MT; April 96 MT; Mei 126 MT; dan Juni sebesar 101 MT.

Sebelumnya, Branch Marketing Pertamina Kalbar dan Kalteng, Muhammad Ivan Syuhada juga menyatakan pihaknya secara rutin melakukan pemantauan stok dan distribusi di tingkat pangkalan elpiji subsidi sehingga penyalurannya memang tepat sasaran, yakni kepada masyarakat tidak mampu.

"Inisiatif kami meninjau langsung secara rutin distribusi dan stok elpiji tiga kilogram ini, untuk mengetahui kendala sebenarnya di masyarakat dalam mendapatkan elpiji subsidi tersebut, serta memastikan harga jual di tingkat pangkalan sesuai HET edaran Gubernur Kalbar sebesar Rp16.500 /tabung," katanya.

Selain itu, pihaknya juga gencar melakukan sosialisasi dan mengimbau kepada Horeka (Sektor Usaha Hotel dan Restoran dan Kafe) agar menggunakan elpiji nonsubsidi mulai dari Bright Gas 5,5 kilogram, kemudian tabung 12 kilogram dan lainnya.

"Sehingga elpiji tiga kilogram memang dibeli sesuai dengan peruntukannya, yakni digunakan oleh masyarakat miskin atau tidak mampu yang ada di Kalbar," katanya.
 

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019