Pemerintah Kota Pontianak mengimbau kepada masyarakat di kota itu, agar mengurangi atau tidak melakukan aktivitas di luar rumah, terutama di malam hari, karena kualitas ISPU (indeks standar pencemaran udara) sudah masuk ketegori tidak sehat.
"Tadi malam kualitas ISPU sudah masuk kategori kurang sehat, sehingga sebaiknya masyarakat tidak melakukan aktivitas di luar rumah," kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan, level atau kategori ISPU di Pontianak sudah di warna kuning artinya sudah tidak sehat.
Baca juga: Mencoba hidup berdamai dengan kabut asap
"Karena itu akan kami pantau terus, apakah aktivitas belajar sekolah akan diliburkan atau belum, dampak dari Karhutla," kata Edi.
Karena, menurut dia, pengaruh atau dampak asap akibat Karhutla bisa berpengaruh per hari atau bahkan per jam. "Apabila angin kencang maka kabut asap akan berkurang, tetapi apabila sebaliknya, maka kabut asap akan semakin tebal," ungkapnya.
Saat ini, menurut dia, Pemkot Pontianak hanya bisa mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di luar rumah di malam hari.
Baca juga: Karhutla berdampak pada pertumbuhan dan kecerdasan anak
"Kalaupun harus keluar rumah sebaiknya menggunakan masker yang dibasahi agar partikel debu melekat di masker tersebut," katanya.
Dari pantauan di lapangan, asap pekat bercampur partikel-partikel debu akibat Karhutla (kebakaran hutan dan lahan) yang terjadi di luar Kota Pontianak dan sekitarnya semakin terasa di wilayah Kota Pontianak sejak beberapa hari terakhir.
Baca juga: Jarak pandang di jalur Mempawah-Pontianak pagi hari mulai pendek dampak kabut asap
Baca juga: Kabut asap ganggu aktivitas wisata
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Tadi malam kualitas ISPU sudah masuk kategori kurang sehat, sehingga sebaiknya masyarakat tidak melakukan aktivitas di luar rumah," kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan, level atau kategori ISPU di Pontianak sudah di warna kuning artinya sudah tidak sehat.
Baca juga: Mencoba hidup berdamai dengan kabut asap
"Karena itu akan kami pantau terus, apakah aktivitas belajar sekolah akan diliburkan atau belum, dampak dari Karhutla," kata Edi.
Karena, menurut dia, pengaruh atau dampak asap akibat Karhutla bisa berpengaruh per hari atau bahkan per jam. "Apabila angin kencang maka kabut asap akan berkurang, tetapi apabila sebaliknya, maka kabut asap akan semakin tebal," ungkapnya.
Saat ini, menurut dia, Pemkot Pontianak hanya bisa mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di luar rumah di malam hari.
Baca juga: Karhutla berdampak pada pertumbuhan dan kecerdasan anak
"Kalaupun harus keluar rumah sebaiknya menggunakan masker yang dibasahi agar partikel debu melekat di masker tersebut," katanya.
Dari pantauan di lapangan, asap pekat bercampur partikel-partikel debu akibat Karhutla (kebakaran hutan dan lahan) yang terjadi di luar Kota Pontianak dan sekitarnya semakin terasa di wilayah Kota Pontianak sejak beberapa hari terakhir.
Baca juga: Jarak pandang di jalur Mempawah-Pontianak pagi hari mulai pendek dampak kabut asap
Baca juga: Kabut asap ganggu aktivitas wisata
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019