Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kubu Raya mengatakan saat ini pihaknya memfokuskan pemadaman kebakaran lahan di sekitar Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandara Supadio Pontianak, untuk mencegah terganggunya lalu lintas penerbangan di bandara tersebut.

"Untuk tim satgas Karhutla yang ada di Kubu Raya, kita fokuskan melakukan pengawasan di sekitar KKOP Bandara Supadio. Hal ini kita lakukan untuk mencegah pembakaran lahan di kawasan itu, karena ini merupakan salah satu objek vital," kata Kepala BPBD Kubu Raya, Mochtar di Pontianak, Senin.

Dia menjelaskan, pada Sabtu kemarin, sempat terjadi kebakaran lahan di sekitar pagar pembatas lahan bandara Supadio Pontianak. Namun, api tersebut cepat dipadamkan oleh satgas yang bertugas di posko yang ada disana.

"Makanya, kita mensiagakan petugas untuk melakukan pengawasan disana, agar tidak terjadi kembali kebakaran lahan. Bukan berarti kita tidak mengawasi daerah lain, tetap dilakukan, namun kawasan KKOP menjadi salah satu perhatian utama kita," tuturnya.

Mochtar menambahkan, sejumlah kawasan yang ada di kabupaten itu rentan terjadi kebakaran lahan, mengingat 342.984 hektar lahan yang di kabupaten itu terdiri dari gambut.

"Untuk lahan gambut dangkal seluas 171.376 hektar, gambut sedang seluas 38.954 hektar, gambut dalam seluas 49.621 hektar, dan gambut sangat dalam seluas 83.013 hekter. Disaat musim panas, lahan gambut ini sangat mudah terbakar, sehingga perlu langkah tepat untuk mengatasinya," tuturnya.

Kesulitan utama yang di pihaknya sejauh ini dalam memadamkan api akibat karhutla tersebut adalah, sulitnya mendapatkan sumber air, sehingga proses pemadaman sulit dilakukan.

"Namun, kita tetap berupaya maksimal untuk mengantisipasi karhutla ini, salah satunya dengan giat mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak membakar lahan. Beruntung kita dibantu oleh BPBN dan TNI/Polri, sehingga kita bisa mengantisipasi meluasnya pembakaran hutan dan lahan," katanya.

 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019