Pemerintah Kabupaten Kubu Raya di Kalimantan Barat akan memanfaatkan konverter Amin Ben Gas (ABG), yang memungkinkan penggunaan gas pada mesin berbahan bakar minyak, dalam kegiatan pembahasan lahan gambut untuk mencegah terjadinya kebakaran.
"Mengingat bentangan lahan gabut yang sangat luas, ini tentu sangat rentan sekali untuk terbakar. Untuk itu, ke depan kita akan melakukan upaya antisipasi dengan memanfaatkan converter kit ABG, yang merupakan karya putra asli daerah, untuk meminimalisir terbakarnya lahan gambut tersebut," kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan usai menghadiri rapat koordinasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Barat pada Senin.
Muda menjelaskan, Kabupaten Kubu Raya total memiliki lahan gambut seluas 342.984 hektare yang terdiri atas lahan gambut dangkal seluas 171.376 hektare, lahan gambut sedang seluas 38.954 hektare, lahan gambut dalam seluas 49.621 hektare, dan gambut sangat dalam seluas 83.013 hektare.
Baca juga: Pemkab Kubu Raya tampilkan Konkit ABG pada Otonomi Expo 2019
Pada musim kemarau, lahan gambut sangat rentan terbakar, karenanya pemerintah kabupaten melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Muda mengatakan, pemerintah kabupaten akan mengalokasikan dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan 2019 untuk membangun sumur bor di kawasan lahan gambut guna mendukung kegiatan pembasahan lahan gambut.
"Kita akan menggunakan mesin air untuk proses pembasahannya. Nah, kalau kita pakai listrik atau BBM tentu akan menghabiskan banyak biaya, makanya kita akan memanfaatkan converter kit ABG," katanya.
Dia mengutip hasil uji coba belum lama ini yang menunjukkan konverter tersebut mampu menghidupkan mesin air selama lebih dari 10 jam dengan bahan bakar gas dalam tabung tiga kilogram.
Baca juga: Terdata 10 hektare lahan gambut terbakar di Pontianak
"Jadi, ketika musim panas, mesin air akan terus kita hidupkan untuk membasahi lahan gambut, sehingga dengan kondisi lembab, dia tidak akan mudah terbakar. Ini merupakan salah satu upaya yang akan kita lakukan ke depan agar kebakaran lahan gambut dapat kita minimalisir," kata Muda.
Converter kit ABG buatan nelayan asal Kubu Raya yang bernama Amin memungkinkan penggunaan gas untuk menghidupkan mesin berbahan bakar minyak. Peranti itu kini sudah digunakan oleh banyak nelayan dan petani antara lain untuk mengoperasikan mesin pengolah ikan, mesin produksi pakan ikan, mesin penggiling daging, dan mesin perontok padi.
"Konstruksi dan prinsip kerja ABG Converter Kit sudah mengalami penyederhanaan dan pengembangan berkelanjutan sehingga saat ini dapat dikatakan bahwa ABG Converter Kit sudah dapat bekerja dengan sangat sempurna," kata Muda.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Mengingat bentangan lahan gabut yang sangat luas, ini tentu sangat rentan sekali untuk terbakar. Untuk itu, ke depan kita akan melakukan upaya antisipasi dengan memanfaatkan converter kit ABG, yang merupakan karya putra asli daerah, untuk meminimalisir terbakarnya lahan gambut tersebut," kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan usai menghadiri rapat koordinasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Barat pada Senin.
Muda menjelaskan, Kabupaten Kubu Raya total memiliki lahan gambut seluas 342.984 hektare yang terdiri atas lahan gambut dangkal seluas 171.376 hektare, lahan gambut sedang seluas 38.954 hektare, lahan gambut dalam seluas 49.621 hektare, dan gambut sangat dalam seluas 83.013 hektare.
Baca juga: Pemkab Kubu Raya tampilkan Konkit ABG pada Otonomi Expo 2019
Pada musim kemarau, lahan gambut sangat rentan terbakar, karenanya pemerintah kabupaten melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Muda mengatakan, pemerintah kabupaten akan mengalokasikan dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan 2019 untuk membangun sumur bor di kawasan lahan gambut guna mendukung kegiatan pembasahan lahan gambut.
"Kita akan menggunakan mesin air untuk proses pembasahannya. Nah, kalau kita pakai listrik atau BBM tentu akan menghabiskan banyak biaya, makanya kita akan memanfaatkan converter kit ABG," katanya.
Dia mengutip hasil uji coba belum lama ini yang menunjukkan konverter tersebut mampu menghidupkan mesin air selama lebih dari 10 jam dengan bahan bakar gas dalam tabung tiga kilogram.
Baca juga: Terdata 10 hektare lahan gambut terbakar di Pontianak
"Jadi, ketika musim panas, mesin air akan terus kita hidupkan untuk membasahi lahan gambut, sehingga dengan kondisi lembab, dia tidak akan mudah terbakar. Ini merupakan salah satu upaya yang akan kita lakukan ke depan agar kebakaran lahan gambut dapat kita minimalisir," kata Muda.
Converter kit ABG buatan nelayan asal Kubu Raya yang bernama Amin memungkinkan penggunaan gas untuk menghidupkan mesin berbahan bakar minyak. Peranti itu kini sudah digunakan oleh banyak nelayan dan petani antara lain untuk mengoperasikan mesin pengolah ikan, mesin produksi pakan ikan, mesin penggiling daging, dan mesin perontok padi.
"Konstruksi dan prinsip kerja ABG Converter Kit sudah mengalami penyederhanaan dan pengembangan berkelanjutan sehingga saat ini dapat dikatakan bahwa ABG Converter Kit sudah dapat bekerja dengan sangat sempurna," kata Muda.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019