Pontianak (Antara Kalbar) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi memantau langsung penggunaan mesin penggerak perahu berbahan bakar bensin dan gas ke DKP Kalimantan Barat.
"Kunjungan ini kita lakukan untuk melihat langsung, bagaimana masyarakat nelayan yang ada di wilayah Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, menggunakan mesin penggerak perahu berbahan bakar bensin dan gas ini," kata Kepala Bidang Perikanan Tangkap, DKP Sukabumi, Ayon Budi Prasetyo di Pontianak, Senin.
Dia mengatakan, tahun ini pemerintah Sukabumi mendapatkan bantuan 639 unit mesin penggerak perahu dengan bahan bakar bensin dan gas dari pemerintah pusat yang dikhususkan bagi nelayan yang ada disana.
"Tahun 2016 lalu, kita juga mendapatkan bantuan serupa sebanyak 700 unit lebih, namun banyak masyarakat nelayan yang komplain karena dalam penggunaannya konverter kit impor yang terdapat kendala. Namun, pada tahun ini, mesin penggerak perahu tersebut menggunakan alat konverter kit ABG yang merupakan produk dalam negeri, kita ingin melihat langsung bagaimana penggunaannya, agar masyarakat nelayan tidak kesulitan lagi dalm penggunaannya," katanya.
Kebetulan, kata Ayon, pihaknya mengetahui bahwa penemu konverter kit ABG tersebut adalah Amin, yang merupakan warga Pontianak. Untuk itu, pihaknya ingin bertemu langsung untuk mengetahui sejauh mana kinerja konverter kit tersebut, saat diaplikasikan di perahu nelayan.
"Dari hasil pantauan kita langsung, ternyata alat ini mudah digunakan. Bahkan, kita lihat sendiri, mesin yang digunakan nelayan disini dengan konverter kit ABG ini adalah mesin lama, namun masyarakat tidak mengalami kendala," tuturnya.
Bahkan, lanjutnya, saat menaiki perahu nelayan yang menggunakan konverter kit tersebut, sangat mudah saat menghidupkan mesinnya, dan tarikan mesin juga sangat kuat.
"Yang lebih membuat kami kagum, dengan menggunakan bahan bakar gas dan konverter kit ini, masyarakat nelayan bisa menghemat biaya bahan bakar. Karena, perbandingan antara menggunakan bahan bakar minyak dengan gas-nya antara 9 liter BBM dengan 1 tabung gas 3 kilogram dan ini jelas sangat hemat," katanya.
Ayon juga mengatakan, jika dalam penggunaannya nanti, masyarakat nelayan di Sukabumi tidak mengalami kendala dan hasilnya memuaskan, maka tidak menutup kemungkinan Pemkab Sukabumi akan mengadakan sendiri mesin penggerak perahu dengan konverter kit itu melalui APBD-nya.
"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada DKP Provinsi Kalbar yang sudah memberikan kesempatan dan memfasilitasi kami untuk melihat langsung penggunaan konverter kit ini," kata Ayon.
Ditempat yang sama, Amin, selaku penemu konverter kit ABG menyatakan sangat berterimakasih kepada pemerintah Sukabumi yang mau berkunjung langsung ke Pontianak dan Kubu Raya untuk melihat penggunaan alat ciptaannya tersebut.
"Kita memberikan informasi apa adanya, dan dari DKP Sukabumi juga bisa melihat dan membuktikan sendiri, bahwa tidak ada yang kita setting disini, semuanya murni dan berdasarkan pengakuan masyarakat nelayan langsung," katanya.
Dia hanya berharap, agar alat ciptaannya tersebut bisa memberikan manfaat besar bagi nelayan. Karena dengan penggunaan konverter kit tersebut, masyarakat nelayan bisa menghemat banyak pengeluaran dari bahan bakar.
"Konverter kit ini tidak memilih mesin, mesin penggerak perahu dengan merek apa saja bisa, bahkan juga bisa digunakan untuk mesin yang lama. Kami juga sudah mencobanya untuk mesin lain, seperti pengolahan pakan ternak, genset, dan lain sebagainya," kata Amin.
(U.KR-RDO/N005)