Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota setempat kembali meliburkan aktivitas belajar dan mengajak mulai tingkat PAUD hingga SMP di kota itu sampai dengan waktu yang akan ditentukan akibat semakin buruknya kualitas udara dampak kebakaran hutan dan lahan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Syahdan dalam keterangan tertulisnya di Pontianak, Selasa, mengatakan diliburkannya aktivitas belajar mengajar mulai tingkat PAUD dan SMP/sederajat tersebut menindaklanjuti surat edaran Wali Kota Pontianak No. 360/16/Umum/2019 tanggal 17 September 2019 tentang imbauan mengatasi dampak kemarau panjang dan kondisi udara yang semakin buruk disebabkan oleh asap.
Ia meminta kepada para kepala sekolah dapat mengimbau kepada orangtua agar mengawasi aktivitas belajar anak-anak mereka di rumah, dan mengurangi aktivitas di luar, dan agar menggunakan masker ketika ke luar rumah.
"Untuk tenaga pendidik tetap masuk kerja sesuai peraturan yang berlaku, dan kepala sekolah agar melaporkan ke Diknasbud Kota Pontianak apabila ada PNS dan non PNS yang tidak masuk kerja tanpa keterangan yang jelas," ujarnya.
Sebelumnya, Diknasbud Kota Pontianak telah meliburkan aktivitas belajar dan mengajar mulai tingkat PAUD hingga SMP di kota itu akibat kabut asap semakin tebal mulai Rabu (11/9) hingga Sabtu (14/9), dan masuk kembali Senin (16/9), tetapi karena kabut asap semakin tebal, maka libur tersebut diperpanjang hingga Selasa (17/9) dan masuk kembali Rabu (18/9).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu pihaknya sudah menyediakan tujuh unit rumah oksigen sebagai antisipasi dampak warga yang terpapar kabut asap yang kian pekat menyelimuti Kota itu, dampak Karhutla.
"Ada tujuh lokasi yang ditunjuk sebagai rumah oksigen, yakni Puskesmas Gang Sehat, Puskesmas Alianyang, Puskesmas Perumnas I, Puskesmas Kampung Dalam dan Puskesmas Siantan Hilir," katanya.
Tujuan disediakannya rumah oksigen ini adalah sebagai pertolongan pertama apabila ada warga yang mengalami sesak nafas, dan rumah oksigen itu disediakan oleh Nebulizer, katanya.
"Bilamana ada yang mengalami sesak nafas yang diakibatkan asma dampak dari asap, silakan dibawa ke rumah oksigen yang ada di layanan kesehatan yang ditunjuk tersebut," ujarnya.
Apabila kondisi pasien semakin parah sesak nafasnya, lanjut Sidiq, maka segera dibawa fasilitas kesehatan yang lebih tinggi atau rumah sakit terdekat. "Jadi rumah oksigen itu disediakan sebagai pertolongan pertama saja," katanya.
Menurutnya, kalau melihat kondisi udara terkini memang sudah dalam kondisi tidak sehat. Untuk itu pihaknya mengantisipasi bilamana kondisi tersebut terus berlanjut, sebab dikuatirkan tidak turun hujan. "Kalau kondisi ini berlangsung lama, dipastikan kesehatan masyarakat akan terdampak. Kita semua berdoa mudah-mudahan segera turun hujan agar kondisi udara di Pontianak berangsur normal kembali," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Syahdan dalam keterangan tertulisnya di Pontianak, Selasa, mengatakan diliburkannya aktivitas belajar mengajar mulai tingkat PAUD dan SMP/sederajat tersebut menindaklanjuti surat edaran Wali Kota Pontianak No. 360/16/Umum/2019 tanggal 17 September 2019 tentang imbauan mengatasi dampak kemarau panjang dan kondisi udara yang semakin buruk disebabkan oleh asap.
Ia meminta kepada para kepala sekolah dapat mengimbau kepada orangtua agar mengawasi aktivitas belajar anak-anak mereka di rumah, dan mengurangi aktivitas di luar, dan agar menggunakan masker ketika ke luar rumah.
"Untuk tenaga pendidik tetap masuk kerja sesuai peraturan yang berlaku, dan kepala sekolah agar melaporkan ke Diknasbud Kota Pontianak apabila ada PNS dan non PNS yang tidak masuk kerja tanpa keterangan yang jelas," ujarnya.
Sebelumnya, Diknasbud Kota Pontianak telah meliburkan aktivitas belajar dan mengajar mulai tingkat PAUD hingga SMP di kota itu akibat kabut asap semakin tebal mulai Rabu (11/9) hingga Sabtu (14/9), dan masuk kembali Senin (16/9), tetapi karena kabut asap semakin tebal, maka libur tersebut diperpanjang hingga Selasa (17/9) dan masuk kembali Rabu (18/9).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu pihaknya sudah menyediakan tujuh unit rumah oksigen sebagai antisipasi dampak warga yang terpapar kabut asap yang kian pekat menyelimuti Kota itu, dampak Karhutla.
"Ada tujuh lokasi yang ditunjuk sebagai rumah oksigen, yakni Puskesmas Gang Sehat, Puskesmas Alianyang, Puskesmas Perumnas I, Puskesmas Kampung Dalam dan Puskesmas Siantan Hilir," katanya.
Tujuan disediakannya rumah oksigen ini adalah sebagai pertolongan pertama apabila ada warga yang mengalami sesak nafas, dan rumah oksigen itu disediakan oleh Nebulizer, katanya.
"Bilamana ada yang mengalami sesak nafas yang diakibatkan asma dampak dari asap, silakan dibawa ke rumah oksigen yang ada di layanan kesehatan yang ditunjuk tersebut," ujarnya.
Apabila kondisi pasien semakin parah sesak nafasnya, lanjut Sidiq, maka segera dibawa fasilitas kesehatan yang lebih tinggi atau rumah sakit terdekat. "Jadi rumah oksigen itu disediakan sebagai pertolongan pertama saja," katanya.
Menurutnya, kalau melihat kondisi udara terkini memang sudah dalam kondisi tidak sehat. Untuk itu pihaknya mengantisipasi bilamana kondisi tersebut terus berlanjut, sebab dikuatirkan tidak turun hujan. "Kalau kondisi ini berlangsung lama, dipastikan kesehatan masyarakat akan terdampak. Kita semua berdoa mudah-mudahan segera turun hujan agar kondisi udara di Pontianak berangsur normal kembali," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019