Penusukan kepada Kepala SDN 24 Mensiap Baru Kecamatan Tempunak, Sukimin yang akhirnya tewas di jalan ketika hendak ke sekolah, Kamis pagi, dipicu permasalahan keluarga.
"Pelaku, sebelumnya masih ada ikatan keluarga dengan korban dari hubungan pernikahan," kata Kapolres Sintang AKBP Adhe Hariadi di Sintang, Kamis.
Turit, si pelaku merasa dendam karena selalu ikut campur urusan pribadinya. Dendam itu bermula pada tahun 2017 ketika pelaku menikah siri dengan PR, yang terhitung masih keponakan korban.
Baca juga: Tragis, kepala sekolah tewas ditusuk ortu murid di Sintang
Kemudian di tahun ini, karena tidak ada kecocokan maka pelaku berpisah dan PR. Sekitar Agustus lalu, pelaku mendapat surat dari perangkat Desa Mensiap Baru untuk mengurus perceraian dengan istri sah pelaku yang berada di Jawa.
"Apabila tidak dapat melengkapi surat tersebut, pelaku diwajibkan pergi dari Desa Mensiap Baru," katanya.
Sukimin, ujar Kapolres, yang merupakan paman istri siri pelaku selalu ikut campur urusan pribadi pelaku, saat masih menikah dengan PR dan setelah pelaku berpisah dengan PR.
Sukimin adalah orang yang mengatakan pada pelaku, jika tidak bisa menghadirkan surat cerai dengan istri sah yang berada di Jawa. Pelaku harus pergi dari Desa Mensiap Baru.
Baca juga: Selain Wiranto, ajudan dan seorang polisi juga kena tusuk
Kemudian, Kamis (17/10) sekitar pukul 06.30 WIB pelaku akan pergi ke Sintang dengan membawa sebilah pisau (dilapisi koran) dan disimpan di pinggang pelaku. Kemudian saat di perjalanan, tepatnya di depan gereja, pelaku bertemu dengan korban.
Pelaku menghentikan korban dengan maksud hendak menyerahkan surat sebagai bentuk protes pelaku terhadap keputusan keluarga dan perangkat Desa Mensiap Baru. "Saat bertemu dengan korban saya menyampaikan rasa tidak terima atas apa yang mereka lakukan terhadap saya berupa pengusiran dari desa dan meminta surat perceraian dengan istri sah saya yang berada di Jawa," beber Kapolres menirukan ucapan pelaku.
Saat itu, pelaku ternyata emosi kemudian mengeluarkan pisau dari celana dan menusuk korban ke perut bagian depan dan samping. Korban yang jatuh terbaring setelah ditusuk berteriak minta tolong. Kemudian datang warga menolong korban. Namun korban akhirnya tewas.
Baca juga: Warga Indonesia korban penusukan di Jepang
Baca juga: Polisi Amankan Seorang Pemuda Karena Kasus Penusukan
Baca juga: Oknum TNI Diduga Tusuk Polisi Hingga Tewas
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Pelaku, sebelumnya masih ada ikatan keluarga dengan korban dari hubungan pernikahan," kata Kapolres Sintang AKBP Adhe Hariadi di Sintang, Kamis.
Turit, si pelaku merasa dendam karena selalu ikut campur urusan pribadinya. Dendam itu bermula pada tahun 2017 ketika pelaku menikah siri dengan PR, yang terhitung masih keponakan korban.
Baca juga: Tragis, kepala sekolah tewas ditusuk ortu murid di Sintang
Kemudian di tahun ini, karena tidak ada kecocokan maka pelaku berpisah dan PR. Sekitar Agustus lalu, pelaku mendapat surat dari perangkat Desa Mensiap Baru untuk mengurus perceraian dengan istri sah pelaku yang berada di Jawa.
"Apabila tidak dapat melengkapi surat tersebut, pelaku diwajibkan pergi dari Desa Mensiap Baru," katanya.
Sukimin, ujar Kapolres, yang merupakan paman istri siri pelaku selalu ikut campur urusan pribadi pelaku, saat masih menikah dengan PR dan setelah pelaku berpisah dengan PR.
Sukimin adalah orang yang mengatakan pada pelaku, jika tidak bisa menghadirkan surat cerai dengan istri sah yang berada di Jawa. Pelaku harus pergi dari Desa Mensiap Baru.
Baca juga: Selain Wiranto, ajudan dan seorang polisi juga kena tusuk
Kemudian, Kamis (17/10) sekitar pukul 06.30 WIB pelaku akan pergi ke Sintang dengan membawa sebilah pisau (dilapisi koran) dan disimpan di pinggang pelaku. Kemudian saat di perjalanan, tepatnya di depan gereja, pelaku bertemu dengan korban.
Pelaku menghentikan korban dengan maksud hendak menyerahkan surat sebagai bentuk protes pelaku terhadap keputusan keluarga dan perangkat Desa Mensiap Baru. "Saat bertemu dengan korban saya menyampaikan rasa tidak terima atas apa yang mereka lakukan terhadap saya berupa pengusiran dari desa dan meminta surat perceraian dengan istri sah saya yang berada di Jawa," beber Kapolres menirukan ucapan pelaku.
Saat itu, pelaku ternyata emosi kemudian mengeluarkan pisau dari celana dan menusuk korban ke perut bagian depan dan samping. Korban yang jatuh terbaring setelah ditusuk berteriak minta tolong. Kemudian datang warga menolong korban. Namun korban akhirnya tewas.
Baca juga: Warga Indonesia korban penusukan di Jepang
Baca juga: Polisi Amankan Seorang Pemuda Karena Kasus Penusukan
Baca juga: Oknum TNI Diduga Tusuk Polisi Hingga Tewas
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019