Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Sutarmidji memberikan apresiasi atas inisiatif Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya menggelar gerakan wisata tanam padi milenial yang diharapkan dapat meningkatkan hasil panen padi di kabupaten ke-14 di provinsi itu.
"Kegiatan ini untuk menyemangati Kabupaten Kubu Raya terutama masyarakatnya agar target capaian produksi pangan terutama beras itu terealisasi di sini ada 29.000 hektare dan kalau rata-rata 1 hektare itu 3 ton dan kalau 2 kali panen bisa 6 ton gabah kering," kata Sutarmidji saat menghadiri gerakan wisata tanam padi milenial di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Minggu.
Menurutnya, 6 ton padi yang dihasilkan setiap hektarenya di Kubu Raya itu setara dengan 4 ton beras. Berarti produksi disini lebih dari 100 ribu ton beras kalau 2 kali panen.
"Kebutuhan Kubu Raya untuk 100 ribu itu lebih dari cukup, karena kebutuhan se- Kalbar itu 546 ribu ton," sebut Sutarmidji.
Dia menambahkan, jika Kabupaten Kubu Raya sudah 100 ribu ton, Kabupaten Landak bisa 100 ribu maka Kalbar bisa surplus pangan, karena Kabupaten Ketapang kemudian Mempawah, Sanggau dan daerah lainnya perkiraan saya kita bisa sampai 800 ribu ton gabah kering giling dan itu setara dengan 600 ribu ton beras dan itu lebih dari cukup.
Dikatakannya, kebutuhan Kalbar 546.000 ton setiap tahun, kemudian kita tidak punya data tentang luas tanam yang sebenarnya. Selama ini di klaim 529.000 hektar faktanya setelah diverifikasi di lapangan dengan titik koordinat koordinatnya kita cuma punya 217.000 hektar.
Mantan Wali Kota Pontianak selama dua periode itu juga menyatakan kurang sependapat, jika ada daerah yang melakukan ekstensipikasi area tanam. Yang perlu dilakukan menurutnya adalah intensifikasi pertanian.
"Kalau sekarang 1 hektare baru 3 ton gabah kering giling dan kita upayakan bagaimana bisa menjadi 4 sampai 5 ton, kalau bisa mencapai 4 ton gabah kering giling maka dengan luas 217 hektar kemudian 2 kali tanam berarti 435 ribu hektar kalau dia 3 ton saja maka akan ada kurang lebih 1,2 juta ton gabah kering giling itu setara dengan 800 ribu ton beras artinya kita sudah surplus," jelasnya.
Melalui kegiatan gerakan wisata tanam padi milenial tersebut, dirinya berharap Kabupaten Kubu Raya beserta Kabupaten lainnya menjadi pelopor untuk ketidak tergantungan beras dari luar lagi.
Sutarmidji juga berharap agar tahun depan akhir tahun 2020 tidak ada lagi beras luar yang masuk ke Provinsi Kalbar, bahkan Kalbar harus bisa mengirim beras keluar.
"Saya juga meminta Rektor Untan khususnya di Fakultas Pertanian terus mengkaji bibit yang cocok untuk pengembangan Provinsi Kalbar. Kita semangati kegiatan ini, kenapa melibatkan milenial supaya orang tuanya yang punya lahan sawah atau lahan tanam itu jangan dijual, dan anak-anaknya nanti bisa melanjutkan sehingga luas lahan tanam padi itu tidak berkurang," terangnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Kegiatan ini untuk menyemangati Kabupaten Kubu Raya terutama masyarakatnya agar target capaian produksi pangan terutama beras itu terealisasi di sini ada 29.000 hektare dan kalau rata-rata 1 hektare itu 3 ton dan kalau 2 kali panen bisa 6 ton gabah kering," kata Sutarmidji saat menghadiri gerakan wisata tanam padi milenial di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Minggu.
Menurutnya, 6 ton padi yang dihasilkan setiap hektarenya di Kubu Raya itu setara dengan 4 ton beras. Berarti produksi disini lebih dari 100 ribu ton beras kalau 2 kali panen.
"Kebutuhan Kubu Raya untuk 100 ribu itu lebih dari cukup, karena kebutuhan se- Kalbar itu 546 ribu ton," sebut Sutarmidji.
Dia menambahkan, jika Kabupaten Kubu Raya sudah 100 ribu ton, Kabupaten Landak bisa 100 ribu maka Kalbar bisa surplus pangan, karena Kabupaten Ketapang kemudian Mempawah, Sanggau dan daerah lainnya perkiraan saya kita bisa sampai 800 ribu ton gabah kering giling dan itu setara dengan 600 ribu ton beras dan itu lebih dari cukup.
Dikatakannya, kebutuhan Kalbar 546.000 ton setiap tahun, kemudian kita tidak punya data tentang luas tanam yang sebenarnya. Selama ini di klaim 529.000 hektar faktanya setelah diverifikasi di lapangan dengan titik koordinat koordinatnya kita cuma punya 217.000 hektar.
Mantan Wali Kota Pontianak selama dua periode itu juga menyatakan kurang sependapat, jika ada daerah yang melakukan ekstensipikasi area tanam. Yang perlu dilakukan menurutnya adalah intensifikasi pertanian.
"Kalau sekarang 1 hektare baru 3 ton gabah kering giling dan kita upayakan bagaimana bisa menjadi 4 sampai 5 ton, kalau bisa mencapai 4 ton gabah kering giling maka dengan luas 217 hektar kemudian 2 kali tanam berarti 435 ribu hektar kalau dia 3 ton saja maka akan ada kurang lebih 1,2 juta ton gabah kering giling itu setara dengan 800 ribu ton beras artinya kita sudah surplus," jelasnya.
Melalui kegiatan gerakan wisata tanam padi milenial tersebut, dirinya berharap Kabupaten Kubu Raya beserta Kabupaten lainnya menjadi pelopor untuk ketidak tergantungan beras dari luar lagi.
Sutarmidji juga berharap agar tahun depan akhir tahun 2020 tidak ada lagi beras luar yang masuk ke Provinsi Kalbar, bahkan Kalbar harus bisa mengirim beras keluar.
"Saya juga meminta Rektor Untan khususnya di Fakultas Pertanian terus mengkaji bibit yang cocok untuk pengembangan Provinsi Kalbar. Kita semangati kegiatan ini, kenapa melibatkan milenial supaya orang tuanya yang punya lahan sawah atau lahan tanam itu jangan dijual, dan anak-anaknya nanti bisa melanjutkan sehingga luas lahan tanam padi itu tidak berkurang," terangnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019