Dinas Kesehatan Kubu Raya, Kalimantan Barat meminta para ibu hamil di daerah itu sedini mungkin mendaftarkan keperluan penanganan kehamilannya kepada petugas kesehatan terdekat untuk mencegah kasus kematian ibu dan bayi.
"Kami dari Dinas Kesehatan melakukan berbagai upaya untuk menekan jumlah kasus AKI (Angka Kematian Ibu) di Kubu Raya seperti dengan menjaga atau memantau secara menyeluruh kesehatan para ibu hamil di Kubu Raya," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya Marijan di Sungai Raya, Minggu.
Ia menjelaskan jika para ibu hamil sudah terdaftar sedini mungkin, tenaga kesehatan bisa lebih mudah memantau kondisi kesehatan ibu dan bayi yang dikandung.
Terjadinya kasus AKI selama ini, kata dia, lantaran keterlambatan para ibu hamil dalam mendapatkan penanganan petugas kesehatan.
"Masih banyak juga ditemukan ibu hamil tidak rutin memeriksakan kondisi kandungannya," tuturnya.
Marijan menjelaskan dalam beberapa tahun terakhir, semua bidan di Kubu Raya secara bertahap didorong untuk mampu merangkul semua ibu hamil untuk proaktif memeriksakan kondisi kesehatan dan perkembangan bayi yang dikandungnya, serta memastikan setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Kalau masih ada yang belum paham, kami upayakan memberikan pemahaman sedetail mungkin tentang pentingnya memenuhi asupan gizi dan menjaga kesehatan selama masa kehamilan, sehingga potensi apapun yang terjadi pada ibu hamil bisa segera di tangani," katanya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya mencatat 14 kasus angka kematian ibu dan bayi di daerah itu sepanjang 2019.
"Jumlah kasus AKI di tahun 2019 ini memang sudah banyak ditemukan sejak awal tahun lalu, makanya kami berupaya keras untuk menekan agar kasus AKI ini tidak kembali bertambah," kata dia.
Berdasarkan data, pada 2016 tercatat 15 kasus AKI, 2017 tercatat 11 kasus, pada 2018 tercatat 14 kasus, dan sejak awal tahun ini hingga September 2019 tercatat 14 kasus.
Terkait dengan angka AKI saat proses kehamilan dan persalinan di Kubu Raya, hingga kini dinilai masih cukup tinggi, sejumlah upaya pun dilakukan untuk menekan kasus AKI di kabupaten itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Kami dari Dinas Kesehatan melakukan berbagai upaya untuk menekan jumlah kasus AKI (Angka Kematian Ibu) di Kubu Raya seperti dengan menjaga atau memantau secara menyeluruh kesehatan para ibu hamil di Kubu Raya," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya Marijan di Sungai Raya, Minggu.
Ia menjelaskan jika para ibu hamil sudah terdaftar sedini mungkin, tenaga kesehatan bisa lebih mudah memantau kondisi kesehatan ibu dan bayi yang dikandung.
Terjadinya kasus AKI selama ini, kata dia, lantaran keterlambatan para ibu hamil dalam mendapatkan penanganan petugas kesehatan.
"Masih banyak juga ditemukan ibu hamil tidak rutin memeriksakan kondisi kandungannya," tuturnya.
Marijan menjelaskan dalam beberapa tahun terakhir, semua bidan di Kubu Raya secara bertahap didorong untuk mampu merangkul semua ibu hamil untuk proaktif memeriksakan kondisi kesehatan dan perkembangan bayi yang dikandungnya, serta memastikan setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Kalau masih ada yang belum paham, kami upayakan memberikan pemahaman sedetail mungkin tentang pentingnya memenuhi asupan gizi dan menjaga kesehatan selama masa kehamilan, sehingga potensi apapun yang terjadi pada ibu hamil bisa segera di tangani," katanya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya mencatat 14 kasus angka kematian ibu dan bayi di daerah itu sepanjang 2019.
"Jumlah kasus AKI di tahun 2019 ini memang sudah banyak ditemukan sejak awal tahun lalu, makanya kami berupaya keras untuk menekan agar kasus AKI ini tidak kembali bertambah," kata dia.
Berdasarkan data, pada 2016 tercatat 15 kasus AKI, 2017 tercatat 11 kasus, pada 2018 tercatat 14 kasus, dan sejak awal tahun ini hingga September 2019 tercatat 14 kasus.
Terkait dengan angka AKI saat proses kehamilan dan persalinan di Kubu Raya, hingga kini dinilai masih cukup tinggi, sejumlah upaya pun dilakukan untuk menekan kasus AKI di kabupaten itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019