Sekolah Tinggi Agama Katolik Pontianak (STAKaTN) menggelar Dies Natalis ke-3, dengan tema "Bersama sebagai Sahabat Membangun STAKaN Pontianak yang Berilmu dan Beriman Katolik".

Kegiatan Dies Natalis ke-3 tersebut dihadiri oleh ratusan Mahasiswa STAKaTN Pontianak yang digelar lantai empat Gedung Santo Agustinus, Jalan Parit Haji Muksin II, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat.

Berbagai kegiatan Dies Natalis ke-3 STKaTN Pontianak tersebut, yang dimulai dengan misa dan pemberketan gedung, orasi ilmiah, kegiatan seremoni, menyanyikan lagu Indonesia Raya, menyanyikan lagu mars STKaN, sambutan ketua panitia, sambutan dari ketua STKaN, pemotongan kue, doa dan makan bersama, pelantikan BEM, hiburan dan pengumuman pemenang lomba.

Pastor Mayong Andreas Acin, OFM Cap dalam orasinya menyatakan, bangsa Indonesia memiliki sejarah panjang dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang terdiri atas macam-macam suku, budaya serta keyakinan tetapi disatukan dalam bingkai NKRI dan oleh prinsip Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda namun tetap satu. 

Cikal bakal pendirian STAKaTN Pontianak oleh STP St. Agustinus, Keuskupan Agung Pontianak yang telah berdiri pada tahun 2006. Bapak Dr Drs Andreas Muhrotien, Msi, salah satu tokoh penggagas penegerian lembaga pendidikan ini menyebutkan proses penegerian ini adalah sebuah penantian yang panjang dan perjuangan yang berliku. 

Berkat dukungan dan rekomendasi Uskup, Pastor, Bruder, Suster, umat Katolik, Pemprov Kalbar serta organisasi kemasyarakatan lain, penantian panjang tersebut akhirnya sampai pada peresmian STAKaTN Pontianak oleh Menteri Agama RI 6 April 2017. 

Dalam sambutannya, Menteri Agama RI menekankan bahwa pendidikan keagamaan dipandang penting untuk menopang kesatuan di tengah kemajemukan bangsa. 

Sementara itu, Kepala Bagian STAKatN Pontianak, Christian Isang mngatakan, STAKaTN Pontianak bangga dengan keberadaan prodi Pendidikan Keagamaan Katolik dengan segala prestasinya di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

"Prestasi prodi tidak diragukan lagi. Untuk menjadikan prodi PKK sebagai referensi dunia di bidang Kekatolikan tentu diperlukan usaha yang lebih giat lagi dalam peningkatan kerja sama di berbagai bidang dengan para mitra, baik mitra nasional maupun mitra internasional. Juga, peningkatan jumlah publikasi hasil-hasil riset di forum dan jurnal tingkat asional dan internasional dan mengusahakan lebih banyak lagi," harapnya.

Ketua Panitia Dies Natalis ke-3, Subandri Simbolon mengatakan, langkah dasar yang diperlukan untuk menunjang implementasi inovasi di bidang pendidikan keagamaan Katolik adalah dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia melalui program yang terpadu.

Mengutip dari kata sambutan yang disampaikan oleh ketua panitia dies natalis ke-3 ini, "seluruh civitas akademika STAKaTN Pontianak sadar bahwa perjuangan yang harus dilalui tidaklah gampang untuk membangun Kampus STAKaTN Pontianak. 

Ibarat manusia, kampus ini masihlah seorang bayi mungil yang sangat membutuhkan perhatian kita. Namun, saya yakin kita pasti mampu apalagi kalau kita selalu mendasarkan perjuangan kita dalam Iman sebagai akar, Kasih sebagai Batang dan Pengharapan sebagai cabangnya. Agar kampus kita, STAKaTN Pontianak ini bisa tumbuh kokoh yang siap menghasilkan lulusan, yang kokoh dalam iman dan ilmu.
 
Dalam kata sambutannya beliau juga menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika perayaan ini belum bisa mencapai ekspektasi seluruh civitas akademika STAKaTN Pontianak. Banyak keterbatasan yang menjadi faktor ketidakmampuan para panitia untuk membuat perayaan ini menjadi perayaan yang meriah.
 
Subandri lebih lanjut menyampaikan harapannya agar di tahun 2021, perayaan Dies Natalis ke-4 dapat dilaksanakan dengan lebih meriah lagi.




 

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020