Polres Kubu Raya memanggil 37 perusahaan perkebunan yang ada di kabupaten itu untuk menghadiri rapat koordinasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang juga dihadiri oleh Wakil Bupati Kubu Raya, Sujiwo.
"Rakor ini digelar menindaklanjuti rakor nasional pencegahan karhutla yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara awal Februari lalu. Ia mengungkapkan, di Kabupaten Siak Provinsi Riau, kebakaran hutan dan lahan telah terjadi. Terlebih, saat ini di Siak Riau, rekan-rekan kami sudah berjibaku dengan masalah karthutla ini," kata Kepala Kepolisian Resor Kubu Raya, Ajun Komisaris Besar Yani Permana di Sungai Raya, Kamis.
Baca juga: Polres Sanggau terus dalami kasus Karhutla libatkan dua perusahaan
Pada rakor tersebut, dirinya memaparkan lima arahan Presiden terkait penanggulangan karhutla. Pertama, segera melakukan pemadaman jika menemukan titik api sekecil apapun di lapangan. Kedua, menata ekosistem gambut di dalam kawasan hidrologi gambut. Ketiga, mencarikan solusi permanen memadamkan untuk pembakaran hutan dan lahan bermotif ekonomi. Keempat, penegakan hukum secara tegas untuk memberikan efek jera. Kelima, meningkatkan frekuensi patroli dan pemeriksaan lapangan.
Baca juga: Kodam ajak masyarakat tidak buka lahan dengan cara dibakar
Yani menjelaskan, pihaknya menggelar rakor sejak dini mengingat siklus kemarau akan dimulai pada Mei mendatang. Ia mengungkapkan, data 2018-2019 menunjukkan bahwa titik api di Kubu Raya pada tahun 2019 sebanyak 85 titik api, karena itu, pencegahan dini dengan melibatkan seluruh sektor terkait diharapkan dapat menekan jumlah titik api di tahun 2020.
"Kalau kemarin 85 titik api, minimal kita harus bisa menurunkan tiga perempat lebih dari titik api ini. Harapan besarnya adalah di 2020 Kabupaten Kubu Raya bisa bersinar tidak tertutupi oleh asap," katanya.
Ditempat yang sama, Wakil Bupati Sujiwo mengapresiasi Polres Kubu Raya yang telah menginisiasi pelaksanaan rakor. Menurutnya, persoalan karhutla merupakan tantangan dan tanggung jawab bersama. Mengingat dampak karhutla yang dahsyat sehingga penanggulangannya pun harus dilakukan secara serius dan bersama-sama.
"Saat ini musim hujan dan Polres menginisiasi rakor ini. Ini waktu yang sangat tepat. Jangan nanti, saat musim panas, terjadi kebakaran di mana-mana baru sibuk. Saat seperti inilah kita sudah harus menyiapkan diri," ujarnya.
Baca juga: Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan berawal dari desa
Baca juga: Riau siaga darurat Karhutla hingga Oktober 2020
Baca juga: Wakil Bupati Kayong Utara hadiri Rakornas Karhutla di Istana Negara
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Rakor ini digelar menindaklanjuti rakor nasional pencegahan karhutla yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara awal Februari lalu. Ia mengungkapkan, di Kabupaten Siak Provinsi Riau, kebakaran hutan dan lahan telah terjadi. Terlebih, saat ini di Siak Riau, rekan-rekan kami sudah berjibaku dengan masalah karthutla ini," kata Kepala Kepolisian Resor Kubu Raya, Ajun Komisaris Besar Yani Permana di Sungai Raya, Kamis.
Baca juga: Polres Sanggau terus dalami kasus Karhutla libatkan dua perusahaan
Pada rakor tersebut, dirinya memaparkan lima arahan Presiden terkait penanggulangan karhutla. Pertama, segera melakukan pemadaman jika menemukan titik api sekecil apapun di lapangan. Kedua, menata ekosistem gambut di dalam kawasan hidrologi gambut. Ketiga, mencarikan solusi permanen memadamkan untuk pembakaran hutan dan lahan bermotif ekonomi. Keempat, penegakan hukum secara tegas untuk memberikan efek jera. Kelima, meningkatkan frekuensi patroli dan pemeriksaan lapangan.
"Di Rusia karhutla menyebabkan 10 juta hektare lahan terbakar, Brasil 4,5 juta hektare, Bolivia dan Kanada 1,8 juta hektare, dan Australia 11 juta hektare. Bayangkan saja kalau itu di Indonesia, apa yang terjadi dengan anak keturunan kita. Plasma nutfah yang ada di dalam ekosistem akan musnah," tuturnya.
Baca juga: Kodam ajak masyarakat tidak buka lahan dengan cara dibakar
Yani menjelaskan, pihaknya menggelar rakor sejak dini mengingat siklus kemarau akan dimulai pada Mei mendatang. Ia mengungkapkan, data 2018-2019 menunjukkan bahwa titik api di Kubu Raya pada tahun 2019 sebanyak 85 titik api, karena itu, pencegahan dini dengan melibatkan seluruh sektor terkait diharapkan dapat menekan jumlah titik api di tahun 2020.
"Kalau kemarin 85 titik api, minimal kita harus bisa menurunkan tiga perempat lebih dari titik api ini. Harapan besarnya adalah di 2020 Kabupaten Kubu Raya bisa bersinar tidak tertutupi oleh asap," katanya.
Ditempat yang sama, Wakil Bupati Sujiwo mengapresiasi Polres Kubu Raya yang telah menginisiasi pelaksanaan rakor. Menurutnya, persoalan karhutla merupakan tantangan dan tanggung jawab bersama. Mengingat dampak karhutla yang dahsyat sehingga penanggulangannya pun harus dilakukan secara serius dan bersama-sama.
"Saat ini musim hujan dan Polres menginisiasi rakor ini. Ini waktu yang sangat tepat. Jangan nanti, saat musim panas, terjadi kebakaran di mana-mana baru sibuk. Saat seperti inilah kita sudah harus menyiapkan diri," ujarnya.
Baca juga: Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan berawal dari desa
Baca juga: Riau siaga darurat Karhutla hingga Oktober 2020
Baca juga: Wakil Bupati Kayong Utara hadiri Rakornas Karhutla di Istana Negara
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020