Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Barat Harisson mengimbau kepada semua dinas terkait yang ada di kabupaten/kota untuk mengantisipasi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerahnya masing-masing.
"Upaya yang paling tepat untuk mengantisipasi DBD ini adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan gerakan 3M. Saya harap setiap dinas yang ada di kabupaten/kota bisa menerapkan hal ini, untuk mencegah perkembang biakan nyamuk DBD," terang Harisson di Pontianak, Rabu.
Dia mengatakan, pada bulan Januari 2020, terjadi 297 kasus dan yang paling tinggi terjadi di Ketapang dengan 133 kasus. Satu kasus kematian tercatat di Kabupaten Sintang. Kemudian pada bulan Februari terdapat 115 kasus dan Ketapang masih menjadi kabupaten dengan angka tertinggi dan terdapat satu kasus kematian di Kabupaten Ketapang.
Dia berharap pada bulan Maret 2020 terjadi penurunan kasus DBD di seluruh wilayah Kalbar. Karena itu, dirinya mengimbau agar seluruh dinkes yang ada bisa berperan aktif bersama masyarakat dalam pencegahan perkembangbiakkan nyamuk DBD tersebut.
"Perlu diketahui, DBD umumnya terjadi di daerah perkotaan yang notabene-nya tingkat kesadaran masyarakat akan menjaga kebersihan lingkungan semakin kurang. Nyamuk DBD itu tidak akan berkembang biak di parit-parit dan kolam, karena nyamuk ini justru bertelur di tempat penampungan air yang tidak menyatu dengan tanah," tambahnya.
Media kembang biak nyamuk DBD umumnya di tempat-tempat yang menjadi genangan air seperti tempayan, kaleng dan botol bekas yang ada sekitar rumah dan tempat penampungan air lainnya.
"Untuk itu, gerakan 3 M plus ini jangan sampai ditinggalkan. Saya harap masyarakat bisa bergotong royong menjaga kebersihan lingkungannya," katanya.
Mantan Kadis Kesehatan Kapuas Hulu ini menambahkan, tugas utama dari dinas kesehatan di kabupaten/kota adalah melakukan pemberdayan masyarakat agar bisa bersama-sama melakukan pencegahan dan memberantas sarang nyamuk.
Baca juga: 100 kematian akibat DBD di Indonesia dari Januari - awal Maret 2020
Baca juga: Dibanding virus corona, Kadinkes Kepri lebih takut DBD
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Upaya yang paling tepat untuk mengantisipasi DBD ini adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan gerakan 3M. Saya harap setiap dinas yang ada di kabupaten/kota bisa menerapkan hal ini, untuk mencegah perkembang biakan nyamuk DBD," terang Harisson di Pontianak, Rabu.
Dia mengatakan, pada bulan Januari 2020, terjadi 297 kasus dan yang paling tinggi terjadi di Ketapang dengan 133 kasus. Satu kasus kematian tercatat di Kabupaten Sintang. Kemudian pada bulan Februari terdapat 115 kasus dan Ketapang masih menjadi kabupaten dengan angka tertinggi dan terdapat satu kasus kematian di Kabupaten Ketapang.
Dia berharap pada bulan Maret 2020 terjadi penurunan kasus DBD di seluruh wilayah Kalbar. Karena itu, dirinya mengimbau agar seluruh dinkes yang ada bisa berperan aktif bersama masyarakat dalam pencegahan perkembangbiakkan nyamuk DBD tersebut.
"Perlu diketahui, DBD umumnya terjadi di daerah perkotaan yang notabene-nya tingkat kesadaran masyarakat akan menjaga kebersihan lingkungan semakin kurang. Nyamuk DBD itu tidak akan berkembang biak di parit-parit dan kolam, karena nyamuk ini justru bertelur di tempat penampungan air yang tidak menyatu dengan tanah," tambahnya.
Media kembang biak nyamuk DBD umumnya di tempat-tempat yang menjadi genangan air seperti tempayan, kaleng dan botol bekas yang ada sekitar rumah dan tempat penampungan air lainnya.
"Untuk itu, gerakan 3 M plus ini jangan sampai ditinggalkan. Saya harap masyarakat bisa bergotong royong menjaga kebersihan lingkungannya," katanya.
Mantan Kadis Kesehatan Kapuas Hulu ini menambahkan, tugas utama dari dinas kesehatan di kabupaten/kota adalah melakukan pemberdayan masyarakat agar bisa bersama-sama melakukan pencegahan dan memberantas sarang nyamuk.
Baca juga: 100 kematian akibat DBD di Indonesia dari Januari - awal Maret 2020
Baca juga: Dibanding virus corona, Kadinkes Kepri lebih takut DBD
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020