Ketua Real Estate Indonesia (REI) Kalimantan Barat (Kalbar) Isnaini menyebutkan bahwa para pengembang yang menjadi anggotanya hanya membangun 3.000 unit rumah subsidi pada tahun 2020 karena dampak dari adanya wabah COVID-19.
"Semula pada 2020 ini REI Kalbar merencanakan akan membangun 6.300 unit rumah. Namun karena kondisi wabah COVID-19 maka rencana pembangunan dievaluasi kembali menjadi sekitar tiga ribuan unit," ujarnya di Pontianak, Kamis.
Padahal, kata Isnaini, cadangan lahan dimiliki dapat membangun sekitar 44.412 unit rumah.
"Kembali karena kondisi pandemi COVID-19 ini berdampak pada terjadinya resesi ekonomi mempersulit investasi di bidang properti," ungkap Isnaini.
Ia menyebutkan bahwa bisnis properti melibatkan sekitar 170 jenis usaha lain yang ikut terbantu dalam kegiatan usaha yang dijalankan, seperti usaha material bangunan, peralatan instalasi listrik, dan lain-lain.
"Kita telah melakukan pertemuan juga dengan pihak terkait, termasuk PLN. Melalui pertemuan ini kami berharap dapat bersinergi dan menjalin kerja sama dengan PLN dalam mencari solusi atas permasalahan yang sering dihadapi oleh REI, khususnya yang terkait dengan layanan kelistrikan," kata dia.
Sementara itu PLN Kalbar tetap berkomitmen dukung pertumbuhan bisnis properti di Kalbar. Hal itu ditegaskan GM PLN Kalbar Ari Dartomo saat menerima kunjungan silahturahmi pengurus REI Kalbar di kantornya.
Menurutnya, sistem kelistrikan di Kalbar khususnya sistem Khatulistiwa saat ini dalam kondisi yang kondusif, artinya cukup untuk mendukung pertumbuhan dunia usaha dan investasi.
"Dukungan yang kami berikan tentunya disesuaikan dengan kondisi anggaran serta kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan," tegas Ari.
Diakuinya, kondisi pandemi COVID-19 menyebabkan PLN harus mengevaluasi kebijakan yang terkait dengan investasi dan pemasaran.
"Untuk itu kita akan membuat media corner yang dapat dijadikan sebagai sarana diskusi antara PLN dengan pelaku bisnis properti sehingga dapat bersinergi dan saling bertukar informasi terkait layanan kelistrikan," kata Ari.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Semula pada 2020 ini REI Kalbar merencanakan akan membangun 6.300 unit rumah. Namun karena kondisi wabah COVID-19 maka rencana pembangunan dievaluasi kembali menjadi sekitar tiga ribuan unit," ujarnya di Pontianak, Kamis.
Padahal, kata Isnaini, cadangan lahan dimiliki dapat membangun sekitar 44.412 unit rumah.
"Kembali karena kondisi pandemi COVID-19 ini berdampak pada terjadinya resesi ekonomi mempersulit investasi di bidang properti," ungkap Isnaini.
Ia menyebutkan bahwa bisnis properti melibatkan sekitar 170 jenis usaha lain yang ikut terbantu dalam kegiatan usaha yang dijalankan, seperti usaha material bangunan, peralatan instalasi listrik, dan lain-lain.
"Kita telah melakukan pertemuan juga dengan pihak terkait, termasuk PLN. Melalui pertemuan ini kami berharap dapat bersinergi dan menjalin kerja sama dengan PLN dalam mencari solusi atas permasalahan yang sering dihadapi oleh REI, khususnya yang terkait dengan layanan kelistrikan," kata dia.
Sementara itu PLN Kalbar tetap berkomitmen dukung pertumbuhan bisnis properti di Kalbar. Hal itu ditegaskan GM PLN Kalbar Ari Dartomo saat menerima kunjungan silahturahmi pengurus REI Kalbar di kantornya.
Menurutnya, sistem kelistrikan di Kalbar khususnya sistem Khatulistiwa saat ini dalam kondisi yang kondusif, artinya cukup untuk mendukung pertumbuhan dunia usaha dan investasi.
"Dukungan yang kami berikan tentunya disesuaikan dengan kondisi anggaran serta kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan," tegas Ari.
Diakuinya, kondisi pandemi COVID-19 menyebabkan PLN harus mengevaluasi kebijakan yang terkait dengan investasi dan pemasaran.
"Untuk itu kita akan membuat media corner yang dapat dijadikan sebagai sarana diskusi antara PLN dengan pelaku bisnis properti sehingga dapat bersinergi dan saling bertukar informasi terkait layanan kelistrikan," kata Ari.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020