Pontianak (ANTARA) - Ketua Real Estate Indonesia (REI) Kalimantan Barat, Isnaini mengatakan meski di tengah gejolak ekonomi, pihaknya tetap optimistis bisa berkontribusi memenuhi kebutuhan rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah.
"Kondisi ekonomi dunia memang masih banyak tantangan, sebelumnya ada pandemi, ada perang Ukraina dan Rusia, harga bahan bakar dunia naik dan termasuk minyak sawit turun. Kondisi itu tentu menjadi perhatian kami sebagai pengembang perumahan. Meski demikian kami optimis bisa menyediakan rumah subsidi," ujar Isnaini di Pontianak, Selasa.
Ia menambahkan meski daya beli masyarakat terganggu, namun di sisi kebutuhan rumah masih terbuka lebar dan terus bertambah.
Dengan kondisi tersebut, masih menurut dia, maka pengembang perumahan harus pandai bersiasat dan tentu butuh dukungan pemerintah.
"Harga bahan bangunan saat ini naik. Dengan begitu kita harapkan juga pemerintah bisa menaikkan pagu rumah subsidi yang selama dua tahun ini masih bertahan di Rp164,5 juta," jelas dia.
Ia menyebutkan kebutuhan rumah di Kalbar berdasarkan data dari Bank Tabungan Negara (BTN) setiap tahunnya sebanyak 11 ribu unit. Sedangkan berdasarkan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kalbar sebesar 22 ribu unit.
"Anggota REI di Kalbar mencapai 154 perusahaan. Untuk REI sendiri setiap tahunnya bisa membangun dan berkontribusi dalam membangun rumah subsidi mencapai 4.500 unit. Saat ini tanah kapling kami yang siap bangun ada 10.747 hektare yang tersebar di 167 lokasi perubahan. Sebarannya terbesar di Kabupaten Kubu Raya ada 111 lokasi proyek perumahan, di Singkawang ada 28 lokasi proyek, di Ketapang 17 lokasi dan Bengkayang 14 lokasi," kata dia.