Harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit di Kalbar saat ini di atas rata - rata nasional dan mulai dua bulan terakhir terus mengalami tren naik.

"Berdasarkan Tim Penetapan Harga Pembelian TBS Provinsi, diolah Dirat PPH Bun 2020, harga rata - rata TBS Sawit di Kalbar lima besar dan di atas nasional," ujar Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero di Pontianak, Senin.

Ia menyebutkan bahwa rata - rata harga TBS Sawit di Kalbar per Juli 2020 untuk umur 10 -20 tahun Rp1.484,55 per kilogram. Sedangkan harga TBS sawit secara nasional Rp1.411,33 per kilogram.

''Untuk rata - rata harga TBS sawit tertinggi di Indonesia yakni di Sumatra Utara Rp1.662, 23 per kilogram. Rata - rata harga terendah di Sumatra Barat," kata dia.

Ia menyebutkan bahwa tingginya harga TBS di Kalbar karena faktor permintaan dan harga kontrak perusahaan kelapa sawit dengan mitranya.

"Harga kontrak dipengaruhi oleh faktor - faktor kualitas mutu TBS itu sendiri. Setiap daerah dalam perhitungan indek K dan penetapan harga TBS banyak faktor yang mempengaruhi seperti kondisi infrastruktur daerah, biaya operasional perusahaan, mutu TBS termasuk rendemen," kata dia.

Ia menyebutkan berdasarkan hasil penetapan Indeks K Agustus 2020 dan harga TBS kelapa sawit periode I Agustus 2020, TBS untuk umur 10 - 20 tahun Rp1.693,89 per kilogram atau naik Rp190,97 dari periode II Juli 2020.

"Kemudian untuk harga CPO Rp 8.031,53 per kilogram atau naik Rp889,07 dari periode II Juli 2020 dan untuk harga Inti sawit Rp3.930,66 per kilogram naik Rp363,97 dari periode II Juli 2020," jelas dia.

Ia menjelaskan bahwa ada pun tren kenaikan harga ada dipengaruhi beberapa faktor. Faktor tersebut di antaranya penjualan ke negara - negara pembeli sudah mulai lancar karena kondisi wabah COVID -19 semakin membaik.

"Kenaikan harga juga faktor bahan baku TBS kelapa sawit yang saat ini terbatas. Hal tersebut disebabkan produksi sedang pada masa turun. Mulai Oktober 2020 baru akan terjadi peningkatan produksi TBS sawit atau panen raya," katanya.

Selanjutnya, faktor harga naik karena gencarnya penggunaan biodiesel dalam negeri.

"Kebijakan pemerintah ke arah energi terbarukan untuk pemanfaatan hasil sawit sebagai B100 (bio fuel) D100 (diesel) dan J100 (avtur) ikut mendorong tren positif harga produk sawit," jelas dia.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020