Pontianak (ANTARA) - Petani sawit di Kalimantan Barat yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (ASPEKPIR) sangat menyambut baik dan bersuka ria harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit sudah tembus Rp3. 000 per kilogram.
"Berdasarkan penetapan harga oleh pemerintah untuk di tingkat pabrik harga TBS sawit tertinggi sudah tembus Rp3.000 per kilogram. Ini sangat kami sambut dengan suka ria," ujarnya di Pontianak, Jumat.
Menurutnya dengan harga membaik, otomatis pendapat petani sawit bisa meningkat. Biaya produksi dan margin yang didapat dengan harga yang ada bisa mengakomodir pendapatan petani lebih baik.
"Tentu kita berharap harga yang ada stabil dan terus membaik lagi. Dulu sempat tembus Rp4.000 per kilogram," jelas dia.
Ia mengatakan, meski di tingkat pabrik harga sudah membaik, namun di tingkat petani yang tidak menjual di pabrik yang kadang terkendala. Petani menjual di stasiun sementara (loading ramp) dengan harga tentu di bawah harga pabrik.
"Harga di tingkat petani sebenarnya sama dengan harga pabrik, hanya saja dengan ada di loading ramp yang membeli di bawah harga pabrik karena petani ingin dapat uang cepat. Sementara kalau harga pabrik harus menunggu satu minggu dari pengiriman," jelas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero mengatakan bahwa sebagaimana hasil penepatan harga oleh Tim Penetapan Indeks K dan Harga TBS Kalbar untuk harga TBS sawit Periode ke I Oktober 2024 untuk pembayaran TBS periode 01 sampai 07 Oktober 2024 tertinggi untuk umur 10 sampai 20 tahun Rp3.045,93 per kilogram.
Sedangkan harga TBS terendah pada umur 3 tahun sebesar Rp2.275,17 per kilogram.
"Sementara harga CPO sebesar Rp13.292,84 per kilogram dan harga inti sawit ditetapkan sebesar Rp8.988,98 per kilogram. Tren harga sawit terus membaik dan ini tentu harapan kita terus stabil dan harga terus meningkat," kata dia.
Harga TBS sawit tembus Rp3.000 per kilogram
Sabtu, 12 Oktober 2024 7:56 WIB
entu kita berharap harga yang ada stabil dan terus membaik lagi. Dulu sempat tembus Rp4.000 per kilogram