Tangis haru keluarga menyambut kedatangan seorang jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) atas nama Then Sui Fin (55) asal Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalbar yang bekerja selama 24 tahun di Malaysia hingga meninggal dunia karena sakit.
"Kami dari keluarga ikhlas dengan kepergian Then Sui Fin," kata sang adik, Akiun (44) di Pontianak, Senin.
Dia menjelaskan, pihak keluarga tidak mengetahui secara pasti kehidupan almarhum selama di Malaysia, karena sejak berangkat tidak pernah sama sekali menerima kabar..
"Sejak kecil kakak memang memiliki kelainan di jantungnya," ungkap Akun. Namun, dikarenakan keterbatasan ekonomi keluarga, anak pertama dari 15 bersaudara itupun memutuskan untuk merantau ke negara tetangga.
Ia menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada seluruh pihak khususnya SBMI (Serikat Buruh Migran Indonesia) Pontianak yang telah membantu kepulangan jenazah kakaknya.
Saat ini jenazah almarhum sudah berada di Rumah Duka Yayasan Dharma Pala di Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya untuk selanjutnya dikebumikan.
Sebelumnya jenazah diterbangkan dari Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (25/10) menuju Jakarta, kemudian diterbangkan ke Pontianak Senin (26/10). Jenazah Then Sui Fin tiba di Bandara Internasional Supadio pukul 11.00 WIB.
Sementara itu, Ketua DPC SBMI Pontianak, Martin Lip Ho mengatakan, dari data yang dihimpun pihaknya, almarhum pergi ke Malaysia sejak tahun 1996 atau sekitar 24 tahun lalu sebagai PMI.
"Almarhum setelah bekerja selama beberapa tahun kemudian menikah dengan seorang pria warga Malaysia, dikarenakan tidak bisa memiliki anak, lalu dia diusir. Kemudian, di Kuala Lumpur, almarhum kembali menikah dengan warga Malaysia, namun suaminya meninggal dunia dua tahun lalu, sehingga sejak saat itu almarhum hidup seorang diri dan mengontrak di kamar kos dan tinggal sendiri, sambil bekerja di sebuah rumah makan di Malaysia," ujarya.
Kemudian, 17 Oktober 2020 lalu almarhum ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya, yang berdasarkan diagnosa dokter karena jantung bocor, katanya.
Dia menambahkan, kendala almarhum mau pulang, karena dia tidak tahu baca dan tulis sehingga susah dalam hal komunikasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Kami dari keluarga ikhlas dengan kepergian Then Sui Fin," kata sang adik, Akiun (44) di Pontianak, Senin.
Dia menjelaskan, pihak keluarga tidak mengetahui secara pasti kehidupan almarhum selama di Malaysia, karena sejak berangkat tidak pernah sama sekali menerima kabar..
"Sejak kecil kakak memang memiliki kelainan di jantungnya," ungkap Akun. Namun, dikarenakan keterbatasan ekonomi keluarga, anak pertama dari 15 bersaudara itupun memutuskan untuk merantau ke negara tetangga.
Ia menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada seluruh pihak khususnya SBMI (Serikat Buruh Migran Indonesia) Pontianak yang telah membantu kepulangan jenazah kakaknya.
Saat ini jenazah almarhum sudah berada di Rumah Duka Yayasan Dharma Pala di Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya untuk selanjutnya dikebumikan.
Sebelumnya jenazah diterbangkan dari Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (25/10) menuju Jakarta, kemudian diterbangkan ke Pontianak Senin (26/10). Jenazah Then Sui Fin tiba di Bandara Internasional Supadio pukul 11.00 WIB.
Sementara itu, Ketua DPC SBMI Pontianak, Martin Lip Ho mengatakan, dari data yang dihimpun pihaknya, almarhum pergi ke Malaysia sejak tahun 1996 atau sekitar 24 tahun lalu sebagai PMI.
"Almarhum setelah bekerja selama beberapa tahun kemudian menikah dengan seorang pria warga Malaysia, dikarenakan tidak bisa memiliki anak, lalu dia diusir. Kemudian, di Kuala Lumpur, almarhum kembali menikah dengan warga Malaysia, namun suaminya meninggal dunia dua tahun lalu, sehingga sejak saat itu almarhum hidup seorang diri dan mengontrak di kamar kos dan tinggal sendiri, sambil bekerja di sebuah rumah makan di Malaysia," ujarya.
Kemudian, 17 Oktober 2020 lalu almarhum ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya, yang berdasarkan diagnosa dokter karena jantung bocor, katanya.
Dia menambahkan, kendala almarhum mau pulang, karena dia tidak tahu baca dan tulis sehingga susah dalam hal komunikasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020