Direktur Ketahanan Remaja BKKBN, Viktor Palimbong didsmpingi Kepal Perwakilan BKKBN Kalbar, Tenny Calvenny Soriton dan dihadiri langsung oleh Anggota DPR RI Komisi IX Alifudin melakukan peresmian Sekolah Siaga Kependudukan (SSK)dan Pojok Kependudukan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Ushuluddin di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Berdirinya SSK dan Pojok Kependudukan di pesentren itu dimaksudkan untuk menekan perkawinan usia dini.
"Adanya Sekolah Siaga Kependudukan dan Pojok Kependudukan ini di kami harapkan akan mampu membantu dalam upaya menurunkan angka pernikahan usia dini. Dari data ASFR survei 2017 angka perempuan melahirkan rentang usia 15-19 tahun paling tinggi di Kalbar. Temuan ini mesti menjadi perhatian semua pihak untuk menekan angka ini," kata Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN, Victor Palimbong di Singkawang, Senin.
Ditegaskannya, perkawinan usia dini ini secara usia jika dilihat secara fisik, sosial ekonomi belum siap. Maka untuk menekan angka pernikahan dini perlu sinergis dari semua pihak.
"Untuk itu kami meminta kepada Kaper BKKBN dan OPD setempat termasuk Anggota DPR RI perwakilan Kalbar yang membidangi Kependudukan dan Keluarga Berencana untuk terus mensosialisasikan pendewasaan usia perkawinan," katanya.
Apalagi lanjutnya, saat ini pusat informasi konseling sudah banyak dibentuk di Kalbar. Selain itu, upaya-upaya yang dilakukan termasuk pembentukan Sekolah Siaga Pendudukan dan Pojok Kependudukan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Ushuliddin Singkawang ini diharap dapat menekan terjadinya pernikahan usia dini ini.
Kepada Santri dan Santriwati di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Ushuluddin Singkawang angggota DPR RI Komisi IX, Alifudin dalam kesempatan itu berpesan agar dalam mempersiapkan diri menuju masa depab maka dapatlah melakukan perencanaan dalam hal apapun.
"Itu termasuk cita-cita yang harus kalian gapai. Caranya dengan fokus dan tidak melakukan pernikahan di usia dini. Karena jika pernikahan usia dini terjadi pada remaja akan berakibat fatal dengan kehidupan ke depan. Oleh karenanya sedari dini perencanaan kehidupan mesti dilakukan oleh setiap orang. Termasuk para remaja," kata Alifudin.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Tenny Calvenny Soriton menjelaskan Sekolah Siaga Kependudukan adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga ke dalam beberapa mata pelajaran atau muatan lokal khusus tentang kependudukan.
"Dimana di dalamnya terdapat pojok Kependudukan sebagai salah satu sumber belajar sebagai upaya pembentukan generasi berencana," kata Tenny.
Menurut Kaper BKKBN Kalbar, SSK itu mengintegrasikan materi pendidikan kependudukan ke dalam mata pelajaran sesuai dengan pokok bahasan. Namun bukan masuk dalam mata pelajaran baru sehingga tidak menambah jam pembelajaran dan tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di sini.
"Bisa saja dimasukkan dalam materi mulok," imbuhnya.
Ia berharap dengan adanya pengintegrasian materi pendidikan kependudukan akan mempertajam materi yang dibahas.
"Di dalam SSK peran aktif peserta didik untuk mengamati, mengumpulkan, mengolah, menganalisis serta mengkomunikasikan data kependudukan di tempat tinggal mereka sendiri sangat dikedepankan," kata Tenny.
Sehingga tambahnya, diharap nanti akan muncul kesadaran, kepedulian dan tanggung jawab peserta didik khususnya kepada para Santri dan Santriwati yang ada di Pondok Pesentren Ushuluddin ini
terhadap kondisi Kependudukan di daerah tempat tinggal masing-masing.
"Selain itu pojok Kependudukan tambah Tenny adalah salah satu sumber belajar dari informasi bagi peserta didik berisi materi dan data yang berkaitan dengan kependudukan yang ditujukan dalam upaya pembentukan generasi berencana. Dan, mampu menekan angka melahirkan pada perempuan di usia 15-19 di Kalbar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Adanya Sekolah Siaga Kependudukan dan Pojok Kependudukan ini di kami harapkan akan mampu membantu dalam upaya menurunkan angka pernikahan usia dini. Dari data ASFR survei 2017 angka perempuan melahirkan rentang usia 15-19 tahun paling tinggi di Kalbar. Temuan ini mesti menjadi perhatian semua pihak untuk menekan angka ini," kata Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN, Victor Palimbong di Singkawang, Senin.
Ditegaskannya, perkawinan usia dini ini secara usia jika dilihat secara fisik, sosial ekonomi belum siap. Maka untuk menekan angka pernikahan dini perlu sinergis dari semua pihak.
"Untuk itu kami meminta kepada Kaper BKKBN dan OPD setempat termasuk Anggota DPR RI perwakilan Kalbar yang membidangi Kependudukan dan Keluarga Berencana untuk terus mensosialisasikan pendewasaan usia perkawinan," katanya.
Apalagi lanjutnya, saat ini pusat informasi konseling sudah banyak dibentuk di Kalbar. Selain itu, upaya-upaya yang dilakukan termasuk pembentukan Sekolah Siaga Pendudukan dan Pojok Kependudukan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Ushuliddin Singkawang ini diharap dapat menekan terjadinya pernikahan usia dini ini.
Kepada Santri dan Santriwati di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Ushuluddin Singkawang angggota DPR RI Komisi IX, Alifudin dalam kesempatan itu berpesan agar dalam mempersiapkan diri menuju masa depab maka dapatlah melakukan perencanaan dalam hal apapun.
"Itu termasuk cita-cita yang harus kalian gapai. Caranya dengan fokus dan tidak melakukan pernikahan di usia dini. Karena jika pernikahan usia dini terjadi pada remaja akan berakibat fatal dengan kehidupan ke depan. Oleh karenanya sedari dini perencanaan kehidupan mesti dilakukan oleh setiap orang. Termasuk para remaja," kata Alifudin.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Tenny Calvenny Soriton menjelaskan Sekolah Siaga Kependudukan adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga ke dalam beberapa mata pelajaran atau muatan lokal khusus tentang kependudukan.
"Dimana di dalamnya terdapat pojok Kependudukan sebagai salah satu sumber belajar sebagai upaya pembentukan generasi berencana," kata Tenny.
Menurut Kaper BKKBN Kalbar, SSK itu mengintegrasikan materi pendidikan kependudukan ke dalam mata pelajaran sesuai dengan pokok bahasan. Namun bukan masuk dalam mata pelajaran baru sehingga tidak menambah jam pembelajaran dan tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di sini.
"Bisa saja dimasukkan dalam materi mulok," imbuhnya.
Ia berharap dengan adanya pengintegrasian materi pendidikan kependudukan akan mempertajam materi yang dibahas.
"Di dalam SSK peran aktif peserta didik untuk mengamati, mengumpulkan, mengolah, menganalisis serta mengkomunikasikan data kependudukan di tempat tinggal mereka sendiri sangat dikedepankan," kata Tenny.
Sehingga tambahnya, diharap nanti akan muncul kesadaran, kepedulian dan tanggung jawab peserta didik khususnya kepada para Santri dan Santriwati yang ada di Pondok Pesentren Ushuluddin ini
terhadap kondisi Kependudukan di daerah tempat tinggal masing-masing.
"Selain itu pojok Kependudukan tambah Tenny adalah salah satu sumber belajar dari informasi bagi peserta didik berisi materi dan data yang berkaitan dengan kependudukan yang ditujukan dalam upaya pembentukan generasi berencana. Dan, mampu menekan angka melahirkan pada perempuan di usia 15-19 di Kalbar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020