Bupati Kayong Utara, Kalimantan Barat, Citra Duani mengapresiasi Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KSDAE KLHK) yang memberikan perhatian terhadap
taman nasional dan cagar alam laut sebagai ikon daerah itu.
"Kami berterima kasih kepada KLHK yang memberikan perhatian kepada Kayong Utara. Bentuk perhatian dari KLHK yakni hadirnya Pusat Konservasi Ekosistem Borneo, Stasiun Riset Cabang Panti di Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa) yang baru saja diresmikan," ujar Citra Duani saat di Sukadana, Senin.
Citra yang didampingi Wakapolres, Pabung Dandim, dan Kasubdit KSDAE KLHK yang difasilitasi Tim Tanagupa menggunakan long boat menyusuri sungai menuju Gunung Palung dengan waktu tempuh 6 jam hingga akhirnya tiba di stasiun Riset.
Pengalaman pertama bagi sosok putra daerah yang menyaksikan pemandangan alam taman nasional, yang menurutnya harus banyak peneliti yang berkunjung.
"Wajar saja para peneliti luar negeri banyak berkunjung di sini karena banyak memang potensi yang belum tergali baik flora maupun faunanya. Taman Nasional maupun Cagar Alam Laut Karimata memang menyimpan misteri yang menjadi surganya para peneliti," jelasnya.
Menyaksikan kemegahan bangunan baru Stasiun Riset Cabang Panti di tengah hutan belantara Gunung Palung dengan fasilitas laboratorium, perpustakaan, dan camp pemantau, menggugah Bupati Citra untuk membenahi fasilitas pendukung untuk mempermudah akses bagi pengunjung yang ingin ke stasiun riset.
"Pemerintah daerah akan memperbaiki akses, dermaga yang menjadi jalur air dan jalan di tanjung gunung sebagai jalur telusur. Jadi ayo, para peneliti dari universitas lokal maupun luar negeri untuk melakukan penelitian di sini," kata dia.
Selain memberikan fasilitas bagi para peneliti ia juga ingin segala hasil penelitian yang ada di Taman Nasional maupun Cagar Alam Laut agar dapat diteruskan ke Pemerintah Kabupaten Kayong Utara sebagai data arsip daerah yang diharapkan Citra dapat ditemukan di perpustakaan daerah.
Lebih lanjut Bupati Citra memiliki cara untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bidang pariwisata di tengah keberadaan Kawasan Taman Nasional dan Cagar Alam Laut di Kabupaten Kayong Utara, dengan komunikasi dan sinergitas lintas sektoral menurutnya adalah kunci segala permasalahan yang ada.
"Semua pihak di bawah BKSDAE seperti Tanagupa, BKSDA, Yayasan Gunung Palung, dan yayasan lainnya bersinergi saling Berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata membuat kalender wisata misalnya. Jadi para peneliti disempatkan untuk mengunjungi objek wisata lainnya yang ada di Kayong Utara dengan begitu dapat berdampak kepada masyarakat luas dan mendatangkan PAD bagi daerah," terangnya.
Selanjutnya, KSDAE KLHK melalui Subdit Promosi dan pemasaran Sapto Aji Prabowo yang mewakili Dirjen KSDAE, menjelaskan pembangunan Pusat Konservasi yang menggunakan Anggaran Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Berjumlah Rp8 miliar terdiri dari beberapa camp peneliti dan kem pemantau dan dibekali beberapa fasilitas pendukung, yang diharapkannya dapat di kelola secara maksimal oleh Yayasan Cabang Panti.
"Sekian banyak pusat konservasi di Indonesia, ini yang termegah. Harapannya tidak hanya bagus fisiknya tetapi juga pemanfaatannya secara maksimal dan optimal,"tuturnya.
Untuk meningkatkan kunjungan Ke Taman Nasional Gunung Palung yang berdampak pada Pendapatan Bagi Masyarakat dan Daerah, Sapto Berharap Balai Tanagupa Membuat road map tentang apa yang ada di sini dan apa yang belum terungkap disini floranya maupun fauna.
"Perbanyak akses ke universitas lokal maupun Internasional untuk melakukan penelitian di sini. Semakin banyak yang melakukan penelitian, arus keluar masuk orang akan bertambah dan akan ada pertumbuhan ekonomi di masyarakat maupun untuk pariwisata," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
taman nasional dan cagar alam laut sebagai ikon daerah itu.
"Kami berterima kasih kepada KLHK yang memberikan perhatian kepada Kayong Utara. Bentuk perhatian dari KLHK yakni hadirnya Pusat Konservasi Ekosistem Borneo, Stasiun Riset Cabang Panti di Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa) yang baru saja diresmikan," ujar Citra Duani saat di Sukadana, Senin.
Citra yang didampingi Wakapolres, Pabung Dandim, dan Kasubdit KSDAE KLHK yang difasilitasi Tim Tanagupa menggunakan long boat menyusuri sungai menuju Gunung Palung dengan waktu tempuh 6 jam hingga akhirnya tiba di stasiun Riset.
Pengalaman pertama bagi sosok putra daerah yang menyaksikan pemandangan alam taman nasional, yang menurutnya harus banyak peneliti yang berkunjung.
"Wajar saja para peneliti luar negeri banyak berkunjung di sini karena banyak memang potensi yang belum tergali baik flora maupun faunanya. Taman Nasional maupun Cagar Alam Laut Karimata memang menyimpan misteri yang menjadi surganya para peneliti," jelasnya.
Menyaksikan kemegahan bangunan baru Stasiun Riset Cabang Panti di tengah hutan belantara Gunung Palung dengan fasilitas laboratorium, perpustakaan, dan camp pemantau, menggugah Bupati Citra untuk membenahi fasilitas pendukung untuk mempermudah akses bagi pengunjung yang ingin ke stasiun riset.
"Pemerintah daerah akan memperbaiki akses, dermaga yang menjadi jalur air dan jalan di tanjung gunung sebagai jalur telusur. Jadi ayo, para peneliti dari universitas lokal maupun luar negeri untuk melakukan penelitian di sini," kata dia.
Selain memberikan fasilitas bagi para peneliti ia juga ingin segala hasil penelitian yang ada di Taman Nasional maupun Cagar Alam Laut agar dapat diteruskan ke Pemerintah Kabupaten Kayong Utara sebagai data arsip daerah yang diharapkan Citra dapat ditemukan di perpustakaan daerah.
Lebih lanjut Bupati Citra memiliki cara untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bidang pariwisata di tengah keberadaan Kawasan Taman Nasional dan Cagar Alam Laut di Kabupaten Kayong Utara, dengan komunikasi dan sinergitas lintas sektoral menurutnya adalah kunci segala permasalahan yang ada.
"Semua pihak di bawah BKSDAE seperti Tanagupa, BKSDA, Yayasan Gunung Palung, dan yayasan lainnya bersinergi saling Berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata membuat kalender wisata misalnya. Jadi para peneliti disempatkan untuk mengunjungi objek wisata lainnya yang ada di Kayong Utara dengan begitu dapat berdampak kepada masyarakat luas dan mendatangkan PAD bagi daerah," terangnya.
Selanjutnya, KSDAE KLHK melalui Subdit Promosi dan pemasaran Sapto Aji Prabowo yang mewakili Dirjen KSDAE, menjelaskan pembangunan Pusat Konservasi yang menggunakan Anggaran Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Berjumlah Rp8 miliar terdiri dari beberapa camp peneliti dan kem pemantau dan dibekali beberapa fasilitas pendukung, yang diharapkannya dapat di kelola secara maksimal oleh Yayasan Cabang Panti.
"Sekian banyak pusat konservasi di Indonesia, ini yang termegah. Harapannya tidak hanya bagus fisiknya tetapi juga pemanfaatannya secara maksimal dan optimal,"tuturnya.
Untuk meningkatkan kunjungan Ke Taman Nasional Gunung Palung yang berdampak pada Pendapatan Bagi Masyarakat dan Daerah, Sapto Berharap Balai Tanagupa Membuat road map tentang apa yang ada di sini dan apa yang belum terungkap disini floranya maupun fauna.
"Perbanyak akses ke universitas lokal maupun Internasional untuk melakukan penelitian di sini. Semakin banyak yang melakukan penelitian, arus keluar masuk orang akan bertambah dan akan ada pertumbuhan ekonomi di masyarakat maupun untuk pariwisata," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020