Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan memesan secara langsung GeNose C19, alat pendeteksi COVID-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan mendatangi kampus yang menjadi almamaternya tersebut.

"Kemarin sore, saya didampingi istri, pak Sekda dan Kepala Bappeda Kubu Raya datang langsung untuk melihat produksi GeNose C19 di Scince Techno Park Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Setelah melihat langsung, ya kami pesan untuk digunakan mendeteksi COVID-19 di Kubu Raya," kata Muda di Pontianak, Sabtu.

Baca juga: Cek fakta - GeNose dapat mendeteksi COVID-19 dalam 10 detik

Muda menjelaskan saat mengunjungi UGM, ia dan rombongan berkesempatan mencoba GeNose yang disebut memiliki akurasi tinggi untuk mendeteksi COVID-19.

"Kami juga mendengar penjelasan langsung dari Wakil Rektor Prof. Dr Paripurna, S.H.,M.Hum.,LL.M terkait alat ini. Begitu mendengar, melihat, dan membaca, kita melihat GeNose C19 ini meringankan beban dengan akurasi yang baik dan bagi masyarakat dengan meniup ini tidak membuat kurang nyaman," tuturnya.

Muda mengapresiasi UGM atas dedikasinya untuk negeri, karena GeNose COVID-19 ini juga menjadi solusi yang sangat membantu dan meringankan beban masyarakat serta pemerintah, termasuk pemerintah daerah dalam pencegahan dan penanganan serta pengendalian pandemi COVID-19.

"Saya bangga dengan temuan Inovasi yang luar biasa dari UGM ini, karena GeNose ini juga bisa menjadi solusi untuk mendeteksi COVID-19 yang murah. Kehadiran alat ini bisa meringankan beban masyarakat dan pemerintah," katanya.

Muda pun langsung memesan beberapa unit GeNose walaupun ia belum bisa langsung membawa GeNose ke daerahnya. "Saya bersama sekda dan jajaran akan diskusi, untuk awal ini beberapa unit. Ini sangat meringankan masyarakat dan semua ingin menggunakan alat ini," ucapnya.

Alumnus UGM ini menambahkan berdasarkan informasi yang diterima, selama ini kebanyakan daerah memesan GeNose C19 hanya melalui telepon, namun Kabupaten Kubu Raya spontan langsung hadir menemui tim peneliti penemu alat ini untuk memberikan semangat dan apresiasi kepada UGM.

"Setelah saya bersama istri dan pak sekda mencoba GeNose C19, alhamdulillah, hasilnya negatif semuanya. Intinya situasi seperti ini bukan berorientasi bisnis, justru demi ringankan beban masyarakat dan beban keuangan negara dan daerah. Dengan harga yang sangat murah dan terjangkau di tengah situasi krisis seperti ini," katanya.

Baca juga: Alat deteksi COVID-19 "GeNose" buatan UGM mendapat izin edar

Sebelumnya, Wakil Rektor Prof. Dr. Paripurna, S.H.,M.Hum.,LL.M didampingi seluruh tim peneliti yang menemukan teknologi GeNose mengaku kewalahan untuk memenuhi permintaan GeNose yang semakin banyak.

"Pesanan alat ini terus bertambah. Sampai saat ini jumlah alat yang dipesan mencapai ribuan dan permintaan semakin banyak dari hari ke hari, sehingga kita akan mencari solusi untuk memperbanyak dan mempercepat produksinya," kata Paripurna.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021