Pemerintah Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat mendorong pengembangan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan perekonomian masyarakat kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP).
 
"Saya berharap Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dapat menampung produk yang dihasilkan masyarakat desa di sekitar kawasan TNGP," kata Wakil Bupati Kayong Utara Effendi Ahmad di Kayong Utara, Minggu.

Baca juga: Wisata Taman Nasional Gunung Palung segera dibuka
Baca juga: BKSDA Kalbar dan IAR Indonesia kembali menyelamatkan satu orangutan dampak Karhutla
 
Dia mengaku bersama dengan Dinas Perdagangan serta Dekranasda telah menemukan kesepakatan tentang cara agar produk Kabupaten Kayong Utara bisa dipasarkan. Hal serupa sudah dibahas juga bersama ketua LSM Pawan Heritage yang juga pengelola Hotel Aston Ketapang.
 
Dia mengharapkan produk masyarakat pelaku UMKM, seperti kerajinan tangan dan produk unggulan lainnya, tidak mengalami kendala pemasaran.
 
"Terima kasih atas niat baik dari LSM Pawan Heritage yang pada intinya mau membantu pengelolaan produk-produk UMKM desa sekitar TNGP untuk dipasarkan di Ketapang," ucap Effendi.
 
Ketua LSM Pawan Heritage yang juga sebagai General Manager Hotel Aston Ketapang Sifradansyah mengatakan TNGP salah satu kebanggaan Kabupaten Kayong Utara sekaligus Indonesia, dan bahkan salah satu paru-paru dunia yang tersisa saat ini.


Baca juga: Tiga orangutan dipindahkan ke kwasan Taman Nasional Gunung Palung
Baca juga: Pusat Informasi Taman Nasional Gunung Palung Sukadana diresmikan
 
 
Dia mengatakan upaya melestarikan hutan dan kawasan TNGP harus diikuti dengan langkah-langkah yang nyata terkait dengan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

"Sehingga kita harus dukung penuh kegiatan UMKM masyarakat di kawasan tersebut, terutama dalam hal membantu memasarkan produk-produk UMKM. Tentunya kami siap membantu untuk pemasaran produk-produk UMKM masyarakat," katanya.
 
Kepala TNGP M. Ari Wibawanto mengatakan saat ini pihaknya melakukan pemberdayaan masyarakat hampir di semua desa sekitar TNGP.

Pemberdayaan itu tidak hanya di masyarakat sekitar hutan, tetapi juga terkait dengan paradigma, di mana warga boleh melakukan pemanfaatan hutan namun tidak boleh menebang kayu.
 
"Masyarakat boleh memanfaatkan lahan di sana untuk ditanami dan diambil buahnya, tetapi diambil kayunya jangan. Kemudian, tidak hanya di dalam kawasan, saat ini sudah ada 14 desa yang kita berdayakan serta banyak desa yang meminta kami sebagai fasilitator" ujarnya.
 
Ia berharap, adanya galeri di Ketapang tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi juga jasa, seperti informasi paket-paket wisata di Kabupaten Kayong Utara.

Baca juga: BKSDA Kalbar-IAR Indonesia kembali lepasliarkan satu orangutan
Baca juga: Seekor bekantan dilepasliarkan kembali ke TNGP
Baca juga: Dubes AS apresiasi pemberdayaan masyarakat sekitar TN Gunung Palung

 

Pewarta: Teofilusianto Timotius/Rizal

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021