Bupati Landak Karolin Margret Natasa mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan pemanfaatan lahan replanting sawit atau penanaman kembali lahan bekas sawit di wilayahnya guna mendukung Program Nasional dalam menjaga Ketahanan Pangan Nasional pada masa Pandemi COVID-29.
"Karena kalau menanam jagung dilahan replanting yang baru dibuka, pasti belum terlalu bagus untuk tanam pertama, karena tanahnya masih keras sesudah puluhan tahun ditanami sawit, belum lagi ada akar serta segala macam. Ketika tanam yang kedua dan ketiga malah lebih bagus hasilnya, karena tanahnya sudah lebih lembut, lebih gembur, dan ada juga yang diselingi dengan tanam sayur dengan jagung. Intinya jangan biarkan tanah Kita menganggur," kata Karolin saat melalukan penanaman perdana jagung di Dusun Jamai, Desa Amboyo Inti, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Senin.
Untuk itu, Karolin mengingatkan kepada para pekebun sawit mandiri yang sudah melakukan replanting lahan sawit ke tanaman jagung untuk dapat membentuk kelompok tani atau bergabung ke kelompok tani.
Hal tersebut betujuan agar dapat terdaftar ke dalam data Simluhtan dan mendapatkan Kartu Tani. Bupati Landak mendorong masyarakat menanam jagung, dikarenakan di Kabupaten Landak saat ini produksi jagungnya terbanyak nomor dua se-Kalimantan Barat.
"Mohon juga pendampingan dari KTNA agar para pekebun mandiri yang sekarang ini dulu merupakan plasma dari PTPN, mulai menggabungkan diri dalam kelompok-kelompok tani dan mendaftarkan dirinya kedalam Simluhtan. Setelah di Simluhtan, nanti kami masukkan ke dalam e-RDKK, sehingga bapak dan ibu bisa membeli pupuk bersubsidi," tuturnya.
Tanam perdana jagung di Dusun Jamai, Desa Amboyo Inti ini memiliki luas areal sekitar 3 hektare, berkerja sama dengan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dengan swadaya, sehingga penanaman jagung ini akan dilakukan secara bertahap.
"Oleh karena itu, kedepan akan ada perubahan sistem untuk membeli pupuk bersubsidi harus menggunakan Kartu Tani," katannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Karena kalau menanam jagung dilahan replanting yang baru dibuka, pasti belum terlalu bagus untuk tanam pertama, karena tanahnya masih keras sesudah puluhan tahun ditanami sawit, belum lagi ada akar serta segala macam. Ketika tanam yang kedua dan ketiga malah lebih bagus hasilnya, karena tanahnya sudah lebih lembut, lebih gembur, dan ada juga yang diselingi dengan tanam sayur dengan jagung. Intinya jangan biarkan tanah Kita menganggur," kata Karolin saat melalukan penanaman perdana jagung di Dusun Jamai, Desa Amboyo Inti, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Senin.
Untuk itu, Karolin mengingatkan kepada para pekebun sawit mandiri yang sudah melakukan replanting lahan sawit ke tanaman jagung untuk dapat membentuk kelompok tani atau bergabung ke kelompok tani.
Hal tersebut betujuan agar dapat terdaftar ke dalam data Simluhtan dan mendapatkan Kartu Tani. Bupati Landak mendorong masyarakat menanam jagung, dikarenakan di Kabupaten Landak saat ini produksi jagungnya terbanyak nomor dua se-Kalimantan Barat.
"Mohon juga pendampingan dari KTNA agar para pekebun mandiri yang sekarang ini dulu merupakan plasma dari PTPN, mulai menggabungkan diri dalam kelompok-kelompok tani dan mendaftarkan dirinya kedalam Simluhtan. Setelah di Simluhtan, nanti kami masukkan ke dalam e-RDKK, sehingga bapak dan ibu bisa membeli pupuk bersubsidi," tuturnya.
Tanam perdana jagung di Dusun Jamai, Desa Amboyo Inti ini memiliki luas areal sekitar 3 hektare, berkerja sama dengan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dengan swadaya, sehingga penanaman jagung ini akan dilakukan secara bertahap.
"Oleh karena itu, kedepan akan ada perubahan sistem untuk membeli pupuk bersubsidi harus menggunakan Kartu Tani," katannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021