Rumah Tahanan Negara (Rutan) Putussibau wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat melakukan panen padi hasil tanaman warga binaan atau narapidana (napi) dalam rangka program pembinaan kemandirian sebagai upaya mendukung ketahanan pangan.
" Kegiatan bercocok tanam padi itu kedepannya tetap dilanjutkan karena dapat menambah ketrampilan warga binaan yang berguna bagi bekal hidup setelah bebas dari Rutan," kata Kepala Rutan Putussibau Rio Sitorus, di Putussibau ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Selasa
Disampaikan Rio, pengelolaan tanaman padi oleh Rutan Putussibau itu di atas lahan masyarakat seluas 6.000 meter persegi dengan hasil panen 400 kilogram gabah.
Menurut dia, hasil panen padi tahun ini mengalami penurunan yang diakibatkan faktor cuaca buruk dan hama burung pipit.
" Jadi cocok tanam itu dilakukan oleh warga binaan pemasyarakatan yang telah menjalani setengah masa pidana dan telah disetujui melalui mekanisme sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan," jelas Rio.
Sebagai upaya pembinaan kepada warga binaan, Rutan Putussibau melakukan berbagai program selain bercocok tanam, juga ada cucian kendaraan roda dua yang langsung dikelola oleh warga binaan serta keterampilan kerajinan tangan serta pembinaan keagamaan.
Dikatakan Rio, dengan adanya program pembinaan tersebut diharapkan warga binaan memiliki keterampilan serta dapat diterapkan setelah keluar dari Rutan.
"Begitu keluar dari Rutan warga binaan kita harapkan bisa jadi contoh kepada masyarakat dengan bekal keterampilan yang dimiliki," kata Rio.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
" Kegiatan bercocok tanam padi itu kedepannya tetap dilanjutkan karena dapat menambah ketrampilan warga binaan yang berguna bagi bekal hidup setelah bebas dari Rutan," kata Kepala Rutan Putussibau Rio Sitorus, di Putussibau ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Selasa
Disampaikan Rio, pengelolaan tanaman padi oleh Rutan Putussibau itu di atas lahan masyarakat seluas 6.000 meter persegi dengan hasil panen 400 kilogram gabah.
Menurut dia, hasil panen padi tahun ini mengalami penurunan yang diakibatkan faktor cuaca buruk dan hama burung pipit.
" Jadi cocok tanam itu dilakukan oleh warga binaan pemasyarakatan yang telah menjalani setengah masa pidana dan telah disetujui melalui mekanisme sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan," jelas Rio.
Sebagai upaya pembinaan kepada warga binaan, Rutan Putussibau melakukan berbagai program selain bercocok tanam, juga ada cucian kendaraan roda dua yang langsung dikelola oleh warga binaan serta keterampilan kerajinan tangan serta pembinaan keagamaan.
Dikatakan Rio, dengan adanya program pembinaan tersebut diharapkan warga binaan memiliki keterampilan serta dapat diterapkan setelah keluar dari Rutan.
"Begitu keluar dari Rutan warga binaan kita harapkan bisa jadi contoh kepada masyarakat dengan bekal keterampilan yang dimiliki," kata Rio.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021