Pemerintah Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat terus melakukan berbagai inovasi hingga di tingkat desa, untuk mencapai target nihil kasus stunting di sembilan kecamatan di kabupaten itu.

"Sampai saat ini desa-desa di kabupaten itu sudah melakukan regulasi agar punya sendiri Ultrasonogarfi (USG) portable. Yang mana pada tahun ini akan ada 60 desa yang tersebar di 9 kecamatan yang akan membeli USG portable sendiri dengan menggunakan dana desa, sehingga kepungannya akan lebih fokus dan deteksi dininya juga akan lebih cepat untuk mencegah stunting," kata Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan saat membuka Rembuk Stunting dengan tema Kepong Bakol Percepatan Penurunan Stunting di Sungai Raya, Selasa.

Menurutnya, target nol persen Stunting di Kubu Raya bukan hal yang mustahil, karena dalam dua tahun terakhir (2019-2020), Kubu Raya mampu menurunkan angka stunting sebesar 13,30 persen.

Baca juga: Kubu Raya lakukan vaksinasi C0VID-19 tahap dua

Berdasarkan data yang ada, penurunan angka stunting ini di kabupaten Kubu Raya terus meningkat setiap tahunnya, yang mana pada tahun 2019 lalu daerah ini mampu menurunkan angka stunting 3,10 persen dari 26,70 persen menjadi 23,60 persen, kemudian penurunan dratis terjadi pada akhir tahun 2020 yang mencapai 9,80 persen dan saat ini hanya tercatat 13,40 persen kasus Stunting dan jumlah ini sudah melampaui target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024.

"Stunting merupakan suatu hal yang wajib dicegah karena ini sangat berpengaruh terhadap kualitas generasi selanjutnya. Makanya kita akan berupaya maksimal untuk menurunkan dan mengejar angka stunting hingga nol persen dengan melakukan pemetaan di desa-desa," tuturnya.,

Meski tetap optimis, Muda menyatakan, mengejar nihil stunting itu sangat berat, tapi dengan kebiasan-kebiasan yang dibangun di masyarakat dan itu harus dimulai dari cara pikir, karena jika pikirannya sudah paham dan sadar maka semuanya harus bicara stunting ini dengan cara kepong bakol (keroyokan).

Baca juga: Kubu Raya bentuk tim khusus maksimalkan transaksi non-tunai

"Untuk itu ibu PKK, camat dan kades untuk sesering mungkin bicarakan masalah stunting, karena kalau kita sudah sering bicarakan hal itu, maka pada akhirnya semuanya juga memiliki satu pemahaman bersama untuk merubah mindset," kata Muda.

Muda menambahkan, untuk memaksimalkan upaya penekanan angka Stunting, ke depan Pemkab Kubu Raya juga akan memanfaatkan sistem data berbasis geospasial juga sudah dilakukan Pemkab Kubu Raya saat ini. Dengan data tersebut, data si-bunda, ibu hamil, anak, bayi dan balita yang ada di tiap rumah sudah berbasiskan by name, by addres, by koordinat dan infografis dengan kondisi yang ada, diiringi dengan adanya pendataan keluarga yang dilakukan oleh BKKBN di semua desa.

"Di sisi lain, air bersih dan sanitasi juga menjadi fokus kita bagaimana agar ada program inovasi yang bisa membangkitkan semangat cara masyarakat bisa kepong bakol bersama-sama memperkuat sanitasi dan air bersih. Kita upayakan agar ini semua bisa hidup bahagia dengan apa yang telah kita lakukan selama ini, karena kebahagian itu memunculkan sugesti sehat yang baik," katanya.

Baca juga: Kades Kubu Raya minta perlindungan hukum dalam perencanaan APBDes

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Marijan mengatakan, untuk mewujudkan zero stunting ini pihaknya berkolaborasi bersama sejumlah Organiasasi Perangkat Daerah (OPD), organiasasi profesi, organisasi keagamaan dan masyarakat melakukan Rembuk Stunting.

"Peran lintas sektoral lainnya tidak kalah penting, karena semuanya harus saling berkaitan terutama di Dinas PUPR, Dinas Pendidikan untuk menuntaskan wajib belajar sembilan tahun dan pemerintahan desa (Pemdes), karena di Pemdes itu merupakan tahap awal pendataan penimbangan yang ada di meja 1, 2, 3 dan 4 sedang dinas kesehatan ada di meja ke lima melalui Posyandu," kata Marijan.

Marijan menambahkan, untuk menginput data di aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e- PPGBM) itu dari Posyandu langsung di input sehingga munculah data yang diinginkan dan sesuai dengan permintaan pusat.

"Penurunan angka stunting ini tidak terlepas dari peran serta masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan, 2.400 kader posyandu yang turut andil dalam menurunkan angka stunting yang saat ini hanya menyisihkan 13,40 persen dan jumlah ini sudah lebih dari target kita tahun 2024 sebesar 14 persen," katanya.

Baca juga: BKKBN apresiasi Pemkab Kubu Raya dengan aplikasi Geoportal WebGis
Baca juga: Wakil Bupati Kubu Raya apresiasi kebijakan tes usap santri
Baca juga: REI Kalbar serahkan lahan makam 1,2 hektare ke Pemda Kubu Raya
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021