Demi mendukung Pemerintah dalam hal pencegahan dan pemberantasan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Ketapang. Pimpinan Perum Bulog Cabang Ketapang, Meidi hingga saat ini selama Ramadan tidak melaksanakan pasar murah. Lantaran di lokasi pasar murah biasanya mengundang kerumunan masyarakat.
Hal itu tentu bertentangan dengan imbauan Pemerintah untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Terlebih saat Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri mobilitas masyarakat meningkat. Sehingga sangat rawan dan mudahnya terjadi penyebaran kasus COVID-19.
Meidi menjelaskan tak ada pasar murah juga karena belum ada pihak terkait mengajukan untuk pelaksanaannya. Biasanya Bulog Cabang Ketapang melaksanakan pasar murah bekerjasama dengan pihak terkait.
Baca juga: 330 pasein COVID-19 di Kota Singkawang sembuh
"Mungkin untuk menghindari kerumunan masyarakat sesuai imbauan Pemerintah. Tujuannya untuk mengantisipasi dan mencegah penyebaran COVID-19 di Ketapang ini," kata Meidi kepada wartawan di Ketapang, Jumat (30/4).
Ia menambahkan tak dilaksanakannya pasar murah juga karena ketersediaan sembako di Ketapang aman. Bahkan hingga beberapa bulan kemudian setelah Lebaran Idul Fitri. Lantaran selain stok banyak di Bulog juga banyak beredar di pihak swasta.
"Saya sudah mengecek langsung ke gudang Bulog dan gudang-gudang swasta. Saat ini stok sembako kita seperti beras dan gula aman. Kita lihat saja kondisi sekarang tak ada gejolak mengenai sembako," ungkapnya.
Baca juga: Edi Kamtono: ASN dilarang mudik cegah lonjakan COVID-19
Dipaparkannya stok beras di gudang Bulog Ketapang ada sekira 500 ton. Kemudian stok gula sekira 100 ton dan stok sembako lainnya juga masih banyak. Bahkan menurutnya harga sembako juga hingga saat ini masih normal.
"Misalnya gula pada Ramadan tahun lalu harganya sempat melonjak dari Rp 12.000 an menjadi sekira Rp 19.0000 an. "Sedangkan sekarang gula tetap normal berkisar Rp 12.000 an saja," ujarnya.
Baca juga: Indonesia terima 6,48 juta vaksin Sinovac dan Sinopharm
Baca juga: Bupati Kapuas Hulu: Waspadai penularan COVID-19 dari Sintang
Baca juga: Dua WN India gunakan jasa mafia karantina ditangkap
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Hal itu tentu bertentangan dengan imbauan Pemerintah untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Terlebih saat Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri mobilitas masyarakat meningkat. Sehingga sangat rawan dan mudahnya terjadi penyebaran kasus COVID-19.
Meidi menjelaskan tak ada pasar murah juga karena belum ada pihak terkait mengajukan untuk pelaksanaannya. Biasanya Bulog Cabang Ketapang melaksanakan pasar murah bekerjasama dengan pihak terkait.
Baca juga: 330 pasein COVID-19 di Kota Singkawang sembuh
"Mungkin untuk menghindari kerumunan masyarakat sesuai imbauan Pemerintah. Tujuannya untuk mengantisipasi dan mencegah penyebaran COVID-19 di Ketapang ini," kata Meidi kepada wartawan di Ketapang, Jumat (30/4).
Ia menambahkan tak dilaksanakannya pasar murah juga karena ketersediaan sembako di Ketapang aman. Bahkan hingga beberapa bulan kemudian setelah Lebaran Idul Fitri. Lantaran selain stok banyak di Bulog juga banyak beredar di pihak swasta.
"Saya sudah mengecek langsung ke gudang Bulog dan gudang-gudang swasta. Saat ini stok sembako kita seperti beras dan gula aman. Kita lihat saja kondisi sekarang tak ada gejolak mengenai sembako," ungkapnya.
Baca juga: Edi Kamtono: ASN dilarang mudik cegah lonjakan COVID-19
Dipaparkannya stok beras di gudang Bulog Ketapang ada sekira 500 ton. Kemudian stok gula sekira 100 ton dan stok sembako lainnya juga masih banyak. Bahkan menurutnya harga sembako juga hingga saat ini masih normal.
"Misalnya gula pada Ramadan tahun lalu harganya sempat melonjak dari Rp 12.000 an menjadi sekira Rp 19.0000 an. "Sedangkan sekarang gula tetap normal berkisar Rp 12.000 an saja," ujarnya.
Baca juga: Indonesia terima 6,48 juta vaksin Sinovac dan Sinopharm
Baca juga: Bupati Kapuas Hulu: Waspadai penularan COVID-19 dari Sintang
Baca juga: Dua WN India gunakan jasa mafia karantina ditangkap
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021