Perkembangan realisasi investasi Indonesia sejak Januari hingga Maret 2021 telah mencapai 24,4 persen dengan jumlah investasi Rp219,7 triliun.
"Target investasi kita tahun 2021 ini sebenarnya Rp956 triliun, namun presiden meminta kita 900 triliun. Di Kwartal I 2021 realisasi investasi antara Jawa dan luar Jawa itu terbesar dari luar Jawa," kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Selasa.
Dalam Webinar HUT ke-7 IDN Times #7agaSemangat "Investor Lokal Anak Kandung yang Perlu Didukung" ia mengatakan bahwa investasi di luar Jawa sebesar Rp114,4 triliun yang setara dengan 52,1 persen dan Rp105,3 triliun dari Jawa yang setara dengan 47,9 persen.
"Penting untuk mengejar pertumbuhan ekonomi nasional. Tapi kalau kita tidak kejar dengan pemerataan itu akan menjadi persoalan di kemudian hari," ujarnya.
Baginya untuk mencapai pemerataan tersebut, Indonesia harus menunjuk investasi antara Jawa dan luar Jawa yang berimbang.
"Selain itu Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga perlu memberi karpet merah kepada pengusaha dalam negeri termasuk UMKM," katanya.
Baginya UMKM itu pegiat aset negara terpenting dalam konteks investasi yang secara ideal harus mencapai 4 persen di Indonesia dari jumlah saat ini 3,4 persen.
"Namun banyak diantara pengusaha dan investor lokal yang belum diberikan suatu penetrasi afirmatif. Maka di bawah Kementerian Investasi kami melakukan permudahan izin usaha," jelasnya.
Hal tersebut ia mudahkan agar memudahkan pengusaha terutama di daerah tidak sulit dalam mengurus perizinan usaha.
"Kita juga perlu mendorong agar seluruh investor yang masuk ke Indonesia itu wajib berkoordinasi dengan UMKM, pengusaha menengah, dan pengusaha lokal," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Target investasi kita tahun 2021 ini sebenarnya Rp956 triliun, namun presiden meminta kita 900 triliun. Di Kwartal I 2021 realisasi investasi antara Jawa dan luar Jawa itu terbesar dari luar Jawa," kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Selasa.
Dalam Webinar HUT ke-7 IDN Times #7agaSemangat "Investor Lokal Anak Kandung yang Perlu Didukung" ia mengatakan bahwa investasi di luar Jawa sebesar Rp114,4 triliun yang setara dengan 52,1 persen dan Rp105,3 triliun dari Jawa yang setara dengan 47,9 persen.
"Penting untuk mengejar pertumbuhan ekonomi nasional. Tapi kalau kita tidak kejar dengan pemerataan itu akan menjadi persoalan di kemudian hari," ujarnya.
Baginya untuk mencapai pemerataan tersebut, Indonesia harus menunjuk investasi antara Jawa dan luar Jawa yang berimbang.
"Selain itu Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga perlu memberi karpet merah kepada pengusaha dalam negeri termasuk UMKM," katanya.
Baginya UMKM itu pegiat aset negara terpenting dalam konteks investasi yang secara ideal harus mencapai 4 persen di Indonesia dari jumlah saat ini 3,4 persen.
"Namun banyak diantara pengusaha dan investor lokal yang belum diberikan suatu penetrasi afirmatif. Maka di bawah Kementerian Investasi kami melakukan permudahan izin usaha," jelasnya.
Hal tersebut ia mudahkan agar memudahkan pengusaha terutama di daerah tidak sulit dalam mengurus perizinan usaha.
"Kita juga perlu mendorong agar seluruh investor yang masuk ke Indonesia itu wajib berkoordinasi dengan UMKM, pengusaha menengah, dan pengusaha lokal," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021