Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harisson mengatakan sampai dengan 22 Juni 2021, sudah ada 229.798 masyarakat Kalbar yang mendapatkan vaksinasi COVID-19.
"Kami harap pemda bisa mempercepat capaian vaksinasi di daerahnya masing-masing," kata Harisson di Pontianak, Kamis.
Sementara itu, katanya, berdasarkan hasil pemeriksaan PCR, dari 904 orang pada 23 Juni, hasilnya sebanyak 155 orang terkonfirmasi positif COVID-19.
Jumlah tersebut,vkata dia, cukup besar, mengingat dalam beberapa pekan terakhir angka kenaikan COVID-19 berkisar antara 90 sampai 120 orang.
Harisson merinci, 155 kasus baru tersebut berasal dari Kota Pontianak 31 orang, Kabupaten Bengkayang 23 orang, Kubu Raya 23 orang, Melawi 13 orang, Sanggau 13 orang, Landak 14 orang, Mempawah 14 orang, Sambas 22 orang, Singkawang satu orang dan Ketapang satu orang.
"Sementara untuk kasus konfirmasi sembuh, sebanyak 103 orang yang berasal dari Pontianak 22 orang, Kubu Raya 15 orang, Melawi sembilan orang, Sekadau tujuh orang, Sanggau 12 orang, Sambas 24 orang dan Mempawah 14 orang.
Pada kesempatan itu, Harrison mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan ke luar provinsi dengan tujuan ke daerah-daerah yang ditemukan adanya COVID-10 Varian Delta maupun Alpha.
Ia mengatakan saat ini daerah, seperti Jakarta, Jawa Timur hingga Jawa Barat, ditemukan COVID-10 Varian Delta maupun Alpha. Virus dengan varian ini dua kali lebih menular jika dibandingkan dengan varian dari Wuhan.
Varian ini, katanya, menular dengan cepat di antara anak-anak usia sekolah. Varian ini memiliki VT value yang rendah. Artinya viral load atau beban virus yang tinggi bisa mencapai jutaan hingga ratusan. Tingginya viral load itu menggambarkan varian ini lebih mudah menular kepada orang lain.
Lalu, kata Harrison, Varian Alpha dan Delta ini memiliki periode penularan yang lebih panjang dibandingkan dengan virus dengan kasus yang pertama kali ditemukan, baik di Indonesia maupun Kalimantan Barat.
Harrison mengatakan meski varian ini belum ditemukan di Kalimantan Barat.
"Saya mengimbau dulu jangan ke Jawa atau Jakarta, atau sebaliknya. Jika tidak penting-penting sekali, sebaiknya tunda dulu keluar provinsi," kata Harrison.
Baca juga: Menkes ingin vaksinasi capai 2 juta dosis per hari
Baca juga: 700 karyawan Ayani Mega Mal divaksinasi COVID-19
Baca juga: Sekadau gelar vaksinasi massal
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Kami harap pemda bisa mempercepat capaian vaksinasi di daerahnya masing-masing," kata Harisson di Pontianak, Kamis.
Sementara itu, katanya, berdasarkan hasil pemeriksaan PCR, dari 904 orang pada 23 Juni, hasilnya sebanyak 155 orang terkonfirmasi positif COVID-19.
Jumlah tersebut,vkata dia, cukup besar, mengingat dalam beberapa pekan terakhir angka kenaikan COVID-19 berkisar antara 90 sampai 120 orang.
Harisson merinci, 155 kasus baru tersebut berasal dari Kota Pontianak 31 orang, Kabupaten Bengkayang 23 orang, Kubu Raya 23 orang, Melawi 13 orang, Sanggau 13 orang, Landak 14 orang, Mempawah 14 orang, Sambas 22 orang, Singkawang satu orang dan Ketapang satu orang.
"Sementara untuk kasus konfirmasi sembuh, sebanyak 103 orang yang berasal dari Pontianak 22 orang, Kubu Raya 15 orang, Melawi sembilan orang, Sekadau tujuh orang, Sanggau 12 orang, Sambas 24 orang dan Mempawah 14 orang.
Pada kesempatan itu, Harrison mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan ke luar provinsi dengan tujuan ke daerah-daerah yang ditemukan adanya COVID-10 Varian Delta maupun Alpha.
Ia mengatakan saat ini daerah, seperti Jakarta, Jawa Timur hingga Jawa Barat, ditemukan COVID-10 Varian Delta maupun Alpha. Virus dengan varian ini dua kali lebih menular jika dibandingkan dengan varian dari Wuhan.
Varian ini, katanya, menular dengan cepat di antara anak-anak usia sekolah. Varian ini memiliki VT value yang rendah. Artinya viral load atau beban virus yang tinggi bisa mencapai jutaan hingga ratusan. Tingginya viral load itu menggambarkan varian ini lebih mudah menular kepada orang lain.
Lalu, kata Harrison, Varian Alpha dan Delta ini memiliki periode penularan yang lebih panjang dibandingkan dengan virus dengan kasus yang pertama kali ditemukan, baik di Indonesia maupun Kalimantan Barat.
Harrison mengatakan meski varian ini belum ditemukan di Kalimantan Barat.
"Saya mengimbau dulu jangan ke Jawa atau Jakarta, atau sebaliknya. Jika tidak penting-penting sekali, sebaiknya tunda dulu keluar provinsi," kata Harrison.
Baca juga: Menkes ingin vaksinasi capai 2 juta dosis per hari
Baca juga: 700 karyawan Ayani Mega Mal divaksinasi COVID-19
Baca juga: Sekadau gelar vaksinasi massal
Editor : Admin Antarakalbar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021