Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat, Muda Mahendrawan mengajak masyarakat pesisir di kabupaten itu untuk melestarikan mangrove di sekitar mereka, guna mendapatkan manfaat tambahan bagi perekonomian keluarga.
"Memaknai Peringatan Hari Mangrove Sedunia tahun ini, kita berharap masyarakat, khususnya yang ada di daerah pesisir untuk dapat terus melestarikan mangrove yang ada di sekitar mereka. Ini penting, selain untuk menjaga ekosistem air, juga bisa mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat," kata Muda Mahendrawan di Sungai Raya, Senin.
Muda menjelaskan saat ini Pemkab Kubu Raya sudah memiliki beberapa objek wisata mangrove dan hutan desa di Bentang Pesisir Padang Tikar, Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya.
Hutan mangrove tersebut merupakan jenis hutan yang terlengkap di dunia, sekitar 80 persen dari total jenis mangrove berada di sana. Perjalanan menuju ke lokasi tersebut bisa menggunakan speedboad dari Pelabuhan Rasau Jaya yang memakan waktu kurang lebih dua jam.
Dia mengatakan, 30 jenis pohon mangrove berada di lokasi ekowisata diantaranya dari nipah, nyirih, dan banyak lainnya.
"Ini potensi wisata yang sangat baik, yang patut dikembangkan. Terlebih di dalamnya terdapat beberapa habitat yang langka seperti Pesut, Bekantan, Kucing Bakau, Ikan Tiris dan beberapa hewan lainnya. Juga bisa menikmati kuliner khas yang sangat kaya sekali, seperti kepiting, udang dan macam-macam," kata Muda.
Dirinya mengatakan sejak tahun 2013 bersama sejumlah pihak pihaknya telah menfasilitasi masyarakat, mendorong secara bersama-sama, untuk pengelolaan hutan desa. Di sana terdapat 11 desa 10 diantaranya berada di dalam kawasan hutan.
"Ekowisata Mangrove yang ada di Kubu Raya tidak hanya menawarkan jalur perjalanan pada hutan mangrove tetapi juga wisata pendidikan, pemancingan dan petualangan ke bukit Bongkok yang ada di desa Batu Ampar. Dari sana kita bisa melihat pemandangan Laut Cina Selatan dengan leluasa," tuturnya.
Selama ini, lanjut Muda, lahan hutan mangrove yang sudah di SK kan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk Desa Batu Ampar seluas 30 ribu hektare, masyarakat di sana juga telah mendapatkan manfaat yang besar untuk pelestarian mangrove ini, karena dapat menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar, termasuk sebagai paket wisata.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Memaknai Peringatan Hari Mangrove Sedunia tahun ini, kita berharap masyarakat, khususnya yang ada di daerah pesisir untuk dapat terus melestarikan mangrove yang ada di sekitar mereka. Ini penting, selain untuk menjaga ekosistem air, juga bisa mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat," kata Muda Mahendrawan di Sungai Raya, Senin.
Muda menjelaskan saat ini Pemkab Kubu Raya sudah memiliki beberapa objek wisata mangrove dan hutan desa di Bentang Pesisir Padang Tikar, Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya.
Hutan mangrove tersebut merupakan jenis hutan yang terlengkap di dunia, sekitar 80 persen dari total jenis mangrove berada di sana. Perjalanan menuju ke lokasi tersebut bisa menggunakan speedboad dari Pelabuhan Rasau Jaya yang memakan waktu kurang lebih dua jam.
Dia mengatakan, 30 jenis pohon mangrove berada di lokasi ekowisata diantaranya dari nipah, nyirih, dan banyak lainnya.
"Ini potensi wisata yang sangat baik, yang patut dikembangkan. Terlebih di dalamnya terdapat beberapa habitat yang langka seperti Pesut, Bekantan, Kucing Bakau, Ikan Tiris dan beberapa hewan lainnya. Juga bisa menikmati kuliner khas yang sangat kaya sekali, seperti kepiting, udang dan macam-macam," kata Muda.
Dirinya mengatakan sejak tahun 2013 bersama sejumlah pihak pihaknya telah menfasilitasi masyarakat, mendorong secara bersama-sama, untuk pengelolaan hutan desa. Di sana terdapat 11 desa 10 diantaranya berada di dalam kawasan hutan.
"Ekowisata Mangrove yang ada di Kubu Raya tidak hanya menawarkan jalur perjalanan pada hutan mangrove tetapi juga wisata pendidikan, pemancingan dan petualangan ke bukit Bongkok yang ada di desa Batu Ampar. Dari sana kita bisa melihat pemandangan Laut Cina Selatan dengan leluasa," tuturnya.
Selama ini, lanjut Muda, lahan hutan mangrove yang sudah di SK kan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk Desa Batu Ampar seluas 30 ribu hektare, masyarakat di sana juga telah mendapatkan manfaat yang besar untuk pelestarian mangrove ini, karena dapat menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar, termasuk sebagai paket wisata.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021