Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar mencatat bahwa nilai neraca perdagangan Provinsi Kalbar periode Januari - Juli 2021 surplus sebesar 800,35 juta dolar AS.
"Nilai ekspor Kalbar Januari - Juli 2021 sebesar 954,92 juta dolar AS. Sedangkan nilai impor Kalbar sendiri 154,57 juta dolar AS. Jadi dengan demikian neraca perdagangan Kalbar surplus 800,35 juta dolar AS," ujar Kepala BPS Kalbar, Moh. Yulianto di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan untuk ekspor sendiri, tiga komoditas utama penyumbang ekspor terbesar dan nilainya pada Januari - Juli 2021 yakni Lemak & Minyak Hewan/ Nabati (HS15) sebesar 285,52 juta dolar AS, Bijih, Kerak dan Abu Logam (HS26) 276,48 juta dolar AS dan Bahan Kimia Anorganik (HS28) 180,14 juta dolar AS.
"Sedangkan untuk tiga tujuan ekspor terbesar Kalbar sendiri yakni masih Tiongkok sebesar 441,85 juta dolar AS, India sebesar 122,78 juta dolar AS dan Malaysia sebesar 106,21 juta dolar AS," kata dia.
Sementara untuk impor sendiri, tiga komoditas utama impor Kalbar yakni Bahan Bakar Mineral(HS27) sebesar 78,30 juta dolar AS, Mesin-mesin / Pesawat 17,82 juta dolar AS dan Biji-bijian Berminyak (HS12) 6,03 juta dolar AS.
"Sedangkan untuk negara tujuan impor Kalbar yakni Malaysia sebesar 63,58 juta dolar AS, Tiongkok 36,08 juta dolar AS dan Singapura 17,05 juta dolar AS," jelasnya.
Sebelumnya, Kanwil Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kalbar mencatat periode Januari – Juni 2021 minyak mentah kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya menyumbang devisa tertinggi ekspor Kalbar yakni sebesar 267,48 juta dolar AS.
“Sepanjang Januari-Juni 2021 CPO dan turunannya memiliki nilai ekspor tertinggi Kalbar yakni sebesar 267,48 juta dolar AS dari yang sebelumnya hanya 28,68 juta dolar AS pada periode yang sama di tahun lalu,” ujar Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan Cukai Kanwil DJBC Kalbagbar, Swoko Adi.
Ia menjelaskan bahwa kenaikan nilai ekspor CPO dan turunnya di Kalbar tersebut naik signifikan .
“Kalau ekspor tertinggi nilai devisanya ada pada CPO, kenaikannya 832,48 persen. Ini karena dimanfaatkannya Pelabuhan Kijing di Mempawah yang telah beroperasi sejak September tahun lalu,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Nilai ekspor Kalbar Januari - Juli 2021 sebesar 954,92 juta dolar AS. Sedangkan nilai impor Kalbar sendiri 154,57 juta dolar AS. Jadi dengan demikian neraca perdagangan Kalbar surplus 800,35 juta dolar AS," ujar Kepala BPS Kalbar, Moh. Yulianto di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan untuk ekspor sendiri, tiga komoditas utama penyumbang ekspor terbesar dan nilainya pada Januari - Juli 2021 yakni Lemak & Minyak Hewan/ Nabati (HS15) sebesar 285,52 juta dolar AS, Bijih, Kerak dan Abu Logam (HS26) 276,48 juta dolar AS dan Bahan Kimia Anorganik (HS28) 180,14 juta dolar AS.
"Sedangkan untuk tiga tujuan ekspor terbesar Kalbar sendiri yakni masih Tiongkok sebesar 441,85 juta dolar AS, India sebesar 122,78 juta dolar AS dan Malaysia sebesar 106,21 juta dolar AS," kata dia.
Sementara untuk impor sendiri, tiga komoditas utama impor Kalbar yakni Bahan Bakar Mineral(HS27) sebesar 78,30 juta dolar AS, Mesin-mesin / Pesawat 17,82 juta dolar AS dan Biji-bijian Berminyak (HS12) 6,03 juta dolar AS.
"Sedangkan untuk negara tujuan impor Kalbar yakni Malaysia sebesar 63,58 juta dolar AS, Tiongkok 36,08 juta dolar AS dan Singapura 17,05 juta dolar AS," jelasnya.
Sebelumnya, Kanwil Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kalbar mencatat periode Januari – Juni 2021 minyak mentah kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya menyumbang devisa tertinggi ekspor Kalbar yakni sebesar 267,48 juta dolar AS.
“Sepanjang Januari-Juni 2021 CPO dan turunannya memiliki nilai ekspor tertinggi Kalbar yakni sebesar 267,48 juta dolar AS dari yang sebelumnya hanya 28,68 juta dolar AS pada periode yang sama di tahun lalu,” ujar Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan Cukai Kanwil DJBC Kalbagbar, Swoko Adi.
Ia menjelaskan bahwa kenaikan nilai ekspor CPO dan turunnya di Kalbar tersebut naik signifikan .
“Kalau ekspor tertinggi nilai devisanya ada pada CPO, kenaikannya 832,48 persen. Ini karena dimanfaatkannya Pelabuhan Kijing di Mempawah yang telah beroperasi sejak September tahun lalu,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021