Wali Kota Pontianak,  Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono meminta kepada jajaran Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa (PDAM) untuk menekan angka kebocoran air hingga di bawah 30 persen dalam tahun ini, guna menekan kerugian akibat kebocoran tersebut.

"Untuk caranya saya serahkan kepada jajaran PDAM, saya maunya tahun depan tingkat kebocoran sudah di bawah 30 persen," kata Wali Kota seusai melantik Dewan Pengawas PDAM Tirta Khatulistiwa Periode 2021-2025 di Pontianak, Jumat.

Saat ini capaian pengurangan tingkat kebocoran air sudah 34 persen. Menurutnya, tingkat kebocoran harus ditekan hingga seminimal mungkin sebagai upaya penghematan.

"Intinya jangan sampai terjadi kebocoran dan pencurian air yang begitu besar sehingga merugikan," ujarnya.

Edi berpesan kepada jajaran PDAM untuk terus melakukan penghematan tetapi tetap bisa menghasilkan produksi yang optimal. Untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi air memang diperlukan investasi yang cukup besar, misalnya penggantian pipa-pipa yang memerlukan investasi yang cukup besar.

"Saya yakin dengan pengalaman sisi teknis, PDAM bisa berinovasi untuk meningkatkan pendapatan maupun pelayanannya," katanya.

Kemudian, jajaran PDAM juga harus melakukan inovasi-inovasi dalam meningkatkan pendapatan dengan memanfaatkan aset-aset yang ada. Kondisi pipa-pipa yang ada juga perlu diperhatikan jaringannya karena ada yang sudah seharusnya dipasang baru.

"Seperti jaringan pipa di Jalan Perdana dan Sungai Jawi," ujarnya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, pihaknya telah mengusulkan permohonan anggaran dari pemerintah pusat maupun provinsi agar bisa membantu penyediaan pipa lantaran biaya yang dibutuhkan sangat besar.

Tahun ini, tambahnya, ada pengembangan kapasitas air di Waduk Penepat. Untuk itu, ia meminta agar dipantau dan dilakukan ujicoba.

"Sehingga apabila memasuki musim kemarau panjang, persoalan air baku yang terjadi bisa diatasi," katanya.

Pewarta: Andilala

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021