Bupati Mempawah Erlina Ria Norsan dalam kegiatan orientasi kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) mengimbau agar para kader TPK itu dapat lebih berinovatif dan berinisiatif dalam melakukan pendampingan kepada keluarga-keluarga beresiko stunting (kekerdilan).
"Inovatif dan inisiatif para TPK itu sebagai langkah dan upaya kita dalam percepatan penurunan stunting di Mempawah. Dan untuk perkuat percepatan penurunan stunting itu para Camat harus bisa memfasilitasi kegiatan tersebut," kata Bupati Erlina di Mempawah, Senin.
Baca juga: Mempawah perkuat TPK untuk percepat penurunan stunting
Baca juga: Tim Pengerak PKK menjadi ujung tombak penanganan stunting
Dikatakan Bupati Erlinq, terkait dengan penurunan stunting, asupan gizi anak-anak balita harus diperhatikan dengan baik. Begitu juga dengan asupan gizi ibu hamil, ini berpengaruh terhadap kondisi bayi yang dilahirkan. Selain itu, pola pengasuhan anak juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya stunting.
Menurutnya, banyak para orang tua yang menikah di usia muda, sehingga mereka belum memahami bagaimana cara mengasuh anak. Oleh karena itu, seluruh pihak, Camat dan Kader TPK harus mengawasi anak-anak remaja agar tidak menikah di usia yang masih muda.
"Lakukan sosialisasi tentang resiko menikah di usia muda. Setiap kegiatan sosialisasi di kecamatan selalu ingatkan tentang pengawasan terhadap anak. Karena anak-anak membutuhkan perhatian, pengawasan yang kita lakukan dengan berbagai pendekatan. Camat juga diharapkan agar melibatkan kader-kader TPK untuk menyosialisasikan hal tersebut sekaligus sosialisasi mengenai vaksinasi," ujar Erlina.
Baca juga: Tim Pendamping Keluarga harus mendeteksi dini - meminimalisir stunting
Lebih lanjut dikatakannya, salah satu pengalaman di tempat lain, ada yang namanya Rawat Gizi, ini adalah tempat untuk perawatan perbaikan gizi bagi anak-anak balita. Kabupaten Mempawah juga sudah ada program seperti itu, lokasinya ada di Kecamatan Jungkat.
Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar Tenny C Soriton dalam kesempatan yang sama mengatakan, penanganan stunting bukanlah hal yang mudah, Perwakilan BKKBN Kalbar tidak mungkin dapat bekerja sendiri tanpa dukungan dan peran para mitra termasuk para pengelola program di tingkat kabupaten/kota.
Percepatan penurunan stunting adalah setiap upaya yang mencakup intervensi spesifik dan intervensi densitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerjasama multisektor di pusat, daerah, dan desa.
"Untuk mencapai target ini telah disusun strategi khusus dalam bentuk, Rencana Aksi Nasional (RAN) percepatan penurunan stunting melalui pendekatan keluarga berisiko stunting. Salah satu aspek strategis dalam RAN itu adalah pendampingan bagi keluarga berisiko stunting oleh Kader Pendamping," kata Tenny.
Baca juga: Karolin minta PKK bantu entaskan permasalahan stunting
Menurut Kaper BKKBN Kalbar, TPK bertugas melaksanakan deteksi dini faktor risiko stunting dan melakukan upaya meminimalisir atau mencegah pengaruh bila terdapat faktor risiko stunting di suatu keluarga, dengan memberikan edukasi, konseling dan fasilitasi bantuan kepada keluarga-keluarga yang berisiko, baik dari aspek intervensi spesifik maupun intervensi sensitif, dengan kelompok sasaran meliputi remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0 – 5 tahun.
"Hingga saat ini di Kalbar telah dibentuk sebanyak 4.167 Tim Pendamping Keluarga, khusus Kabupaten Mempawah juga telah dibentuk sebanyak 232 Tim Pendamping Keluarga," katanya.
Tenny menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader pendamping dalam proses pendampingan keluarga berisiko stunting di lini lapangan. Untuk itu dilaksanakanlah orientasi percepatan penurunan stunting bagi Kader Pendamping yang dipandu oleh tim fasilitator provinsi dan tim fasilitator kabupaten/kota.
Baca juga: Kemenag dan BKKBN saling bersinergi atasi pernikahan muda dan stunting
Baca juga: Ibu hamil dan bayi harus cukup asupan gizi agar terhindar dari stunting
Baca juga: PLN bantu pencegahan stunting di Jayawijaya
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Inovatif dan inisiatif para TPK itu sebagai langkah dan upaya kita dalam percepatan penurunan stunting di Mempawah. Dan untuk perkuat percepatan penurunan stunting itu para Camat harus bisa memfasilitasi kegiatan tersebut," kata Bupati Erlina di Mempawah, Senin.
Baca juga: Mempawah perkuat TPK untuk percepat penurunan stunting
Baca juga: Tim Pengerak PKK menjadi ujung tombak penanganan stunting
Dikatakan Bupati Erlinq, terkait dengan penurunan stunting, asupan gizi anak-anak balita harus diperhatikan dengan baik. Begitu juga dengan asupan gizi ibu hamil, ini berpengaruh terhadap kondisi bayi yang dilahirkan. Selain itu, pola pengasuhan anak juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya stunting.
Menurutnya, banyak para orang tua yang menikah di usia muda, sehingga mereka belum memahami bagaimana cara mengasuh anak. Oleh karena itu, seluruh pihak, Camat dan Kader TPK harus mengawasi anak-anak remaja agar tidak menikah di usia yang masih muda.
"Lakukan sosialisasi tentang resiko menikah di usia muda. Setiap kegiatan sosialisasi di kecamatan selalu ingatkan tentang pengawasan terhadap anak. Karena anak-anak membutuhkan perhatian, pengawasan yang kita lakukan dengan berbagai pendekatan. Camat juga diharapkan agar melibatkan kader-kader TPK untuk menyosialisasikan hal tersebut sekaligus sosialisasi mengenai vaksinasi," ujar Erlina.
Baca juga: Tim Pendamping Keluarga harus mendeteksi dini - meminimalisir stunting
Lebih lanjut dikatakannya, salah satu pengalaman di tempat lain, ada yang namanya Rawat Gizi, ini adalah tempat untuk perawatan perbaikan gizi bagi anak-anak balita. Kabupaten Mempawah juga sudah ada program seperti itu, lokasinya ada di Kecamatan Jungkat.
Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar Tenny C Soriton dalam kesempatan yang sama mengatakan, penanganan stunting bukanlah hal yang mudah, Perwakilan BKKBN Kalbar tidak mungkin dapat bekerja sendiri tanpa dukungan dan peran para mitra termasuk para pengelola program di tingkat kabupaten/kota.
Percepatan penurunan stunting adalah setiap upaya yang mencakup intervensi spesifik dan intervensi densitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerjasama multisektor di pusat, daerah, dan desa.
"Untuk mencapai target ini telah disusun strategi khusus dalam bentuk, Rencana Aksi Nasional (RAN) percepatan penurunan stunting melalui pendekatan keluarga berisiko stunting. Salah satu aspek strategis dalam RAN itu adalah pendampingan bagi keluarga berisiko stunting oleh Kader Pendamping," kata Tenny.
Baca juga: Karolin minta PKK bantu entaskan permasalahan stunting
Menurut Kaper BKKBN Kalbar, TPK bertugas melaksanakan deteksi dini faktor risiko stunting dan melakukan upaya meminimalisir atau mencegah pengaruh bila terdapat faktor risiko stunting di suatu keluarga, dengan memberikan edukasi, konseling dan fasilitasi bantuan kepada keluarga-keluarga yang berisiko, baik dari aspek intervensi spesifik maupun intervensi sensitif, dengan kelompok sasaran meliputi remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0 – 5 tahun.
"Hingga saat ini di Kalbar telah dibentuk sebanyak 4.167 Tim Pendamping Keluarga, khusus Kabupaten Mempawah juga telah dibentuk sebanyak 232 Tim Pendamping Keluarga," katanya.
Tenny menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader pendamping dalam proses pendampingan keluarga berisiko stunting di lini lapangan. Untuk itu dilaksanakanlah orientasi percepatan penurunan stunting bagi Kader Pendamping yang dipandu oleh tim fasilitator provinsi dan tim fasilitator kabupaten/kota.
Baca juga: Kemenag dan BKKBN saling bersinergi atasi pernikahan muda dan stunting
Baca juga: Ibu hamil dan bayi harus cukup asupan gizi agar terhindar dari stunting
Baca juga: PLN bantu pencegahan stunting di Jayawijaya
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021