Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua, Yakoba Lokbere menyoroti harga bahan bakar minyak jenis pertalite yang dijual seharga Rp100 ribu per liter di Kabupaten Jayawijaya.

"Saya mengimbau dan mengharapkan Pemerintah Jayawijaya dan pemerintah yang ada di pegunungan tengah tolong memperhatikan secara serius kelangkaan BBM yang terjadi. Kami juga dapat laporan pertalite satu liter di Wamena Rp50 ribu," katanya di Wamena, Senin.

Baca juga: Sintang Langka BBM, Warga Mulai Panik

Yakoba mengakui mendapati harga pertalite di Wamena dijual Rp100 ribu per liter. Situasi ini akan sangat berat bagi masyarakat Jayawijaya yang mayoritas tidak berpenghasilan tetap.

"Dua hari yang lalu saya sendiri jadi korban. Saya isi tiga liter jadinya saya bayar Rp300 ribu dan ini ada saksi. Di pegunungan ini kita harus mempertimbangkan untuk mengambil langkah secepatnya karena masyarakat kita di sini ekonomi lemah dan mereka tidak punya penghasilan tetap," katanya.

Dia menyebut kelangkaan itu bukan disebabkan karena keterlambatan distribusi dari aviasi sebab penerbangan Jayapura-Jayawijaya normal dan tidak mengalami gangguan.

Baca juga: Warga Sukadana Keluhkan Premium Langka

"Untuk menyelamatkan keresahan ini harus ada tindakan nyata yang diambil. Jangan terkesan sudah ada masalah di masyarakat dan pemerintah lihat tetapi seakan-akan tidak mengambil satu keputusan dan satu langkah tegas. Seakan-akan mereka sedang tertidur, tidak bisa menolong masyarakat menjelang  25 Desember," katanya.

Ia mengharpkan DPRD Kabupaten Jayawijaya juga mengambil peran untuk melihat situasi yang sudah berlangsung satu minggu lebih ini.

"Kalaupun ada pengecer liar atau orang yang memanfaatkan situasi ini dengan menargetkan harga di luar daripada harga normal, ini tugas daripada DPRD daerah dan pemerintah untuk memantau dan mengantisipasi masalah yang tidak kita harapkan terjadi. Harus ditindak tegas," katanya.

Baca juga: Kenaikan BBM Tak Masalah, Asalkan Tidak Langka

Ia mengatakan sebelumnya hal-hal serupa tidak pernah terjadi sampai berhari-hari seperti yang sekarang terjadi, sehingga perlu diseriusi agar situasi ini tidak menghambat masyarakat yang hendak menyambut hari raya.

Yakoba Lokbere optimis situasi yang terjadi di Jayawijaya ini berimbas ke sejumlah kabupaten pemekaran yang ada di pegunungan sebab suplai BBM ke daerah-daerah pemekaran berasal dari Jayawijaya.

"Jayawijaya yang dianggap ibu kota (dari delapan kabupaten pemekaran) saja sudah begitu, apalagi kabupaten lain. Itu saya tidak bisa bayangkan pasti mereka lebih susah lagi," katanya.

 

Pewarta: Marius Frisson Yewun

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021