Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, mengajak pemerintah desa (Pemdes) untuk secara bersama mencegah dan mengatasi kekurangan gizi atau kekerdilan pada anak di daerah itu.
"Kita mengajak dan meminta agar semua pihak mulai tingkat kabupaten, kecamatan, dan Pemdes dapat turut membantu proses penanganan kasus gizi buruk," ujar Sub Koordinator Penyuluhan dan Pergerakan Bidang Pengendalian Penduduk pada Dinkes KB Kabupaten Bengkayang, Ria Wati saat dihubungi di Bengkayang, Rabu.
Baca juga: Kabupaten Bengkayang terus berupaya mengentaskan stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Kita mengajak dan meminta agar semua pihak mulai tingkat kabupaten, kecamatan, dan Pemdes dapat turut membantu proses penanganan kasus gizi buruk," ujar Sub Koordinator Penyuluhan dan Pergerakan Bidang Pengendalian Penduduk pada Dinkes KB Kabupaten Bengkayang, Ria Wati saat dihubungi di Bengkayang, Rabu.
Baca juga: Kabupaten Bengkayang terus berupaya mengentaskan stunting
Baca juga: Peran pemerintahan desa sangat penting dalam penurunan stunting
Ia menjelaskan perlunya keterlibatan semua pihak dalam penanganan kekerdilan di Bengkayang lantaran kasus di daerah di atas angka nasional.
"Kasus kekerdilan atau stunting di Kabupaten Bengkayang sampai saat ini tercatat cukup tinggi. Terhitung, hingga saat ini total kasus stunting mencapai angka 27,89 persen. Angka tersebut melampaui nasional yang hanya 21,01 persen," kata dia.
Dengan hal itu, ia meminta agar kasus kekerdilan menjadi atensi berbagai pihak. Dalam hal ini untuk bersama-sama fokus dalam menurunkan angka stunting.
Baca juga: Tekan angka stunting, warga Pontianak olah daun kelor jadi bahan makanan untuk balita
Ia menjelaskan perlunya keterlibatan semua pihak dalam penanganan kekerdilan di Bengkayang lantaran kasus di daerah di atas angka nasional.
"Kasus kekerdilan atau stunting di Kabupaten Bengkayang sampai saat ini tercatat cukup tinggi. Terhitung, hingga saat ini total kasus stunting mencapai angka 27,89 persen. Angka tersebut melampaui nasional yang hanya 21,01 persen," kata dia.
Dengan hal itu, ia meminta agar kasus kekerdilan menjadi atensi berbagai pihak. Dalam hal ini untuk bersama-sama fokus dalam menurunkan angka stunting.
Baca juga: Tekan angka stunting, warga Pontianak olah daun kelor jadi bahan makanan untuk balita
Baca juga: BKKBN Kalbar lakukan pendataan keluarga berisiko kerdil
"Dengan tingginya angka stunting saat ini, kami terus dan akan gencar melakukan penanganan kepada keluarga yang berisiko stunting," jelasnya.
Ia menambahkan pada lain sisi, ia juga tak menampik bahwa tingginya kasus stunting mutlak menjadi perhatian Pemkab Bengkayang. Dalam hal ini tentunya melalui Dinkes.
"Berbagai upaya strategis akan dilakukan untuk menghilangkan angka stunting yang saat ini tengah tinggi. Yang jelas segala macam upaya akan kita lakukan dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Bengkayang," sebutnya.
Baca juga: Indonesia fokus tuntaskan masalah kekerdilan di tengah pandemi
"Dengan tingginya angka stunting saat ini, kami terus dan akan gencar melakukan penanganan kepada keluarga yang berisiko stunting," jelasnya.
Ia menambahkan pada lain sisi, ia juga tak menampik bahwa tingginya kasus stunting mutlak menjadi perhatian Pemkab Bengkayang. Dalam hal ini tentunya melalui Dinkes.
"Berbagai upaya strategis akan dilakukan untuk menghilangkan angka stunting yang saat ini tengah tinggi. Yang jelas segala macam upaya akan kita lakukan dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Bengkayang," sebutnya.
Baca juga: Indonesia fokus tuntaskan masalah kekerdilan di tengah pandemi
Baca juga: Masa depan anak-anak tanggung jawab bersama
Baca juga: 30 persen balita kerdil di Sulteng
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022