Untuk meningkatkan produktivitas dengan menekan biaya produksi, PT Sinar Tayan Inti Mulya (STIM) beralih gunakan listrik PLN dengan layanan premium daya 5.540.000 VA.

Penandatanganan nota kesepahaman layanan premium dilakukan oleh Senior Manager Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Kalbar, Rizal Azhari, dengan Direktur PT STIM, Sumin, di Hotel Ibis Pontianak, pada akhir Juli lalu.

Baca juga: Masyarakat Desa Tanjung Kelansam dambakan listrik PLN

Perusahaan yang mengolah minyak inti sawit atau Palm Kernel Oil (PKO) ini sebelumnya menggunakan pembangkit sendiri Captive Power bertenaga uap dengan kapasitas sebesar 5 MW.

"Menggunakan listrik PLN tentunya lebih praktis, efektif dan efisien. Kami yakin dapat meningkatkan produktivitas dan mampu menekan biaya produksi lebih dari 50 persen," ungkap Sumin.

Baca juga: Sepeda listrik menjadi hiburan favorit keluarga di Pontianak

Melihat stok bahan baku kernel di Kalbar cukup banyak, pihaknya  berencana akan meningkatkan produktivitas operasional pabrik dengan menambah daya listrik hingga 10 MW.

Ia juga mengakui layanan PLN sangat memuaskan. Semua proses layanan pasang baru dilakukan dengan cepat, transparan, dan tidak berbelit-belit.

Baca juga: PLN UP2D Kalbar lakukan pemeliharaan jaringan listrik secara rutin

"Dukungan PLN dengan menyediakan pasokan listrik yang andal tentunya dapat mendorong pertumbuhan iklim bisnis dan industri yang saat ini sedang berkembang di Kalimantan Barat," tutur Sumin.

Ia juga berharap, PLN dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat khususnya para pelaku bisnis dan industri agar mereka dapat terus mengembangkan usahanya.

Baca juga: PLN - TANAGUPA komitmen bantu kemandirian petani kopi Sukadana

Sementara itu, Senior Manager Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Kalbar, Rizal Azhari, mengungkapkan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan, dengan menghadirkan listrik yang andal.

"Sistim kelistrikan di Kalimantan Barat khususnya di sistem interkoneksi Khatulistiwa dalam kondisi yang sangat kondusif dalam mendukung perkembangan iklim usaha di Kalimantan Barat," kata Rizal.

Baca juga: Dewan sebut banyak desa di Serawai belum dialiri listrik

Berdasarkan data per tanggal 3 Juli 2022, saat ini Sistem Kelistrikan Khatulistiwa memiliki daya mampu sebesar 561,4 MW sedangkan beban puncak atau kebutuhan listrik masyarakat tertinggi sebesar 426,7 MW.

Dengan kelebihan daya di sistem interkoneksi Khatulistiwa sebesar 134,7 MW, pihaknya siap melayani kebutuhan listrik masyarakat serta siap mendukung tumbuh-kembangnya iklim usaha yang ada di Kalimantan Barat.

Baca juga: Warga bersuka cita, PLN sudah nyalakan listrik di 83.240 desa

"Silahkan para pelaku usaha fokus pada usaha yang dijalankan, biar kami yang urus listriknya," pungkas Rizal.

Pewarta: Rilis

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022