Vaksinasi bukan cuma penting untuk manusia, tetapi juga untuk kesehatan binatang piaraan, kata drh. Muhammad Reza Ramadhani dari Institut Pertanian Bogor.
Reza mengatakan ketika memelihara hewan, konsep yang harus dipahami sejak awal adalah hewan bukan "barang", melainkan "makhluk hidup, sehingga aspek kesehatan pun jadi sorotan.
"Maka pemberian vaksinasi untuk kesehatan hewan akan menjadi hal mendasar juga yang akan dilakukan," kata Reza kepada ANTARA melalui surel, Kamis.
Sama seperti efeknya untuk manusia, vaksinasi pada hewan diberikan untuk meningkatkan ketahanan tubuh menghadapi berbagai penyakit.
Baca juga: 2.101.089 hewan ternak telah divaksinasi PMK
Baca juga: 1.589.144 hewan telah divaksinasi PMK
Ketika virus-virus penyakit menyerang, hewan piaraan seperti kucing dan anjing yang sudah mendapatkan vaksin bisa menghadapinya.
"Pun apabila terkena, kemungkinan untuk pulih akan lebih besar," ujar Reza.
Vaksin yang bisa diberikan kepada kucing, misalnya, meliputi vaksin rabies untuk melindungi dari virus rabies, kemudian vaksin Feline Calicivirus untuk melindungi dari virus yang menyebabkan saluran pernapasan terganggu, hingga vaksin FPV atau feline panleucopenia untuk melindungi dari virus Parvorirus yang mudah menular.
Selain vaksinasi, hewan piaraan seperti kucing dan anjing juga perlu diberikan obat anti cacing dan anti ektoparasit. Keduanya merupakan obat yang bebas dibeli dan dapat diaplikasikan sendiri. Namun akan lebih baik bila dilakukan konsultasi dengan dokter hewan sebelumnya.
Dokter Hewan Direktorat Polisi Satwa, Kelapa Dua, Depok drh. Nadia Kamila Putri menjelaskan memberikan obat anticacing pada hewan dapat membantu mencegah penularan penyebaran cacing ke manusia.
"Tentunya perlu diimbangi dengan minum obat anticacing bagi pemeliharanya juga, agar tidak menularkan cacing ke hewan piaranya," kata Nadia dalam surel.
Sementara itu, antiektoparasit (kutu), dapat membantu pencegahan parasit darah pada hewan piaraan. Menurut Nadia, penyakit parasit darah merupakan "bom waktu" bagi hewan piaraan karena baru akan ketahuan ketika kondisinya sudah parah.
Penyakit ini disebarkan oleh kutu pada hewan. Namun, manusia tidak perlu khawatir karena kutu tidak menular ke manusia, tetapi tetap pada seseorang yang memiliki alergi, efeknya bisa menimbulkan rasa gatal atau ruam.
Baca juga: Karolin minta masyarakat vaksinasi hewan peliharaan
Baca juga: Polisi bantu proses vaksinasi hewan penular rabies
Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Barat mencatat 948 kasus gigitan hewan penular rabies sejak awal tahun 2021.
"Dari 948 kasus tersebut, sebanyak tiga orang meninggal, yang berasal dari Kabupaten Ketapang, Sintang, dan Sekadau," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Barat Muhammad Munsif di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa guna mencegah penularan penyakit rabies, dinas sudah melakukan vaksinasi pada 4.488 hewan penular rabies.Baca selengkapnya: Kalbar catat 948 kasus gigitan hewan penular rabies sejak awal 2021
Baca juga: Sanggau vaksin 6.464 ekor hewan cegah rabies
Baca juga: Karolin minta masyarakat vaksinasi hewan peliharaan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
Reza mengatakan ketika memelihara hewan, konsep yang harus dipahami sejak awal adalah hewan bukan "barang", melainkan "makhluk hidup, sehingga aspek kesehatan pun jadi sorotan.
"Maka pemberian vaksinasi untuk kesehatan hewan akan menjadi hal mendasar juga yang akan dilakukan," kata Reza kepada ANTARA melalui surel, Kamis.
Sama seperti efeknya untuk manusia, vaksinasi pada hewan diberikan untuk meningkatkan ketahanan tubuh menghadapi berbagai penyakit.
Baca juga: 2.101.089 hewan ternak telah divaksinasi PMK
Baca juga: 1.589.144 hewan telah divaksinasi PMK
Ketika virus-virus penyakit menyerang, hewan piaraan seperti kucing dan anjing yang sudah mendapatkan vaksin bisa menghadapinya.
"Pun apabila terkena, kemungkinan untuk pulih akan lebih besar," ujar Reza.
Vaksin yang bisa diberikan kepada kucing, misalnya, meliputi vaksin rabies untuk melindungi dari virus rabies, kemudian vaksin Feline Calicivirus untuk melindungi dari virus yang menyebabkan saluran pernapasan terganggu, hingga vaksin FPV atau feline panleucopenia untuk melindungi dari virus Parvorirus yang mudah menular.
Selain vaksinasi, hewan piaraan seperti kucing dan anjing juga perlu diberikan obat anti cacing dan anti ektoparasit. Keduanya merupakan obat yang bebas dibeli dan dapat diaplikasikan sendiri. Namun akan lebih baik bila dilakukan konsultasi dengan dokter hewan sebelumnya.
Dokter Hewan Direktorat Polisi Satwa, Kelapa Dua, Depok drh. Nadia Kamila Putri menjelaskan memberikan obat anticacing pada hewan dapat membantu mencegah penularan penyebaran cacing ke manusia.
"Tentunya perlu diimbangi dengan minum obat anticacing bagi pemeliharanya juga, agar tidak menularkan cacing ke hewan piaranya," kata Nadia dalam surel.
Sementara itu, antiektoparasit (kutu), dapat membantu pencegahan parasit darah pada hewan piaraan. Menurut Nadia, penyakit parasit darah merupakan "bom waktu" bagi hewan piaraan karena baru akan ketahuan ketika kondisinya sudah parah.
Penyakit ini disebarkan oleh kutu pada hewan. Namun, manusia tidak perlu khawatir karena kutu tidak menular ke manusia, tetapi tetap pada seseorang yang memiliki alergi, efeknya bisa menimbulkan rasa gatal atau ruam.
Baca juga: Karolin minta masyarakat vaksinasi hewan peliharaan
Baca juga: Polisi bantu proses vaksinasi hewan penular rabies
Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Barat mencatat 948 kasus gigitan hewan penular rabies sejak awal tahun 2021.
"Dari 948 kasus tersebut, sebanyak tiga orang meninggal, yang berasal dari Kabupaten Ketapang, Sintang, dan Sekadau," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Barat Muhammad Munsif di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa guna mencegah penularan penyakit rabies, dinas sudah melakukan vaksinasi pada 4.488 hewan penular rabies.Baca selengkapnya: Kalbar catat 948 kasus gigitan hewan penular rabies sejak awal 2021
Baca juga: Sanggau vaksin 6.464 ekor hewan cegah rabies
Baca juga: Karolin minta masyarakat vaksinasi hewan peliharaan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022