Program Desa Devisa dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank di Desa Sendoyan, Kabupaten Sambas mendampingi Koperasi Srikandi Jaya Sambas agar bisa ekspor lada sebagai komoditas unggulan daerah tersebut.
"Program Desa Devisa merupakan kolaborasi LPEI (Indonesia Eximbank) bersama PT BNI (Persero) dan Rumah BUMN Wilayah Kalbar serta sinergi Pemberdayaan UMKM Kemenkeu Satu . Program ini melakukan pemberdayaan pada komunitas dalam hal ini koperasi untuk mengembangkan produk unggulan yang berbasis ekspor," ujar Perwakilan Divisi Jasa Konsultasi LPEI Fahmi Lubis di Sambas, Kamis.
Ia menjelaskan melalui Program Desa Devisa terdapat peningkatan kemampuan koperasi, mulai pendampingan secara bertahap hingga akses pasar.
"Tujuan akhir program ini meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan ekspor sehingga menghasilkan devisa negara," papar dia.
Sementara itu, Kepala Desa Sendoyan, Juliasnyah bersyukur desanya menjadi sasaran program LPEI. "Program yang ada menjadi solusi terhadap permasalahan benih lada," katanya.
"Berkaitan benih lada, sejauh ini petani belum menggunakan yang bersertifikat, sehingga produktivitas belum maksimal. Hadirnya program ini adalah jawaban karena siapkan benih bersertifikat," kata dia.
Ia menambahkan program yang ada juga sangat mendukung hadirnya pabrik atau IKM Sentra Lada Sambas implementasi dari Inpres No.1 Tahun 2021.
"Saat ini pabrik lada bubuk kami sudah ada. Nah, itu tentu butuh suplai bahan baku yang berkelanjutan. Hadirnya pendampingan pembibitan untuk budidaya tentu jawaban untuk kami,"papar dia.
Pada tahap awal, Program Desa Devisa di Desa Sendoyan diawali dengan bimbingan teknis pembibitan tanaman lada dan pengendalian organanisme penganggu tanaman.
Dalam kesempatan itu diikuti petani atau kelompok petani yang menjadi sasaran. Kemudian untuk narasumber menghadirkan dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar. Saat pembukaan juga dihadiri dari pihak BNI Sambas dan sosialisasi terkait ekspor dari Bea Cukai Sintete.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Program Desa Devisa merupakan kolaborasi LPEI (Indonesia Eximbank) bersama PT BNI (Persero) dan Rumah BUMN Wilayah Kalbar serta sinergi Pemberdayaan UMKM Kemenkeu Satu . Program ini melakukan pemberdayaan pada komunitas dalam hal ini koperasi untuk mengembangkan produk unggulan yang berbasis ekspor," ujar Perwakilan Divisi Jasa Konsultasi LPEI Fahmi Lubis di Sambas, Kamis.
Ia menjelaskan melalui Program Desa Devisa terdapat peningkatan kemampuan koperasi, mulai pendampingan secara bertahap hingga akses pasar.
"Tujuan akhir program ini meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan ekspor sehingga menghasilkan devisa negara," papar dia.
Sementara itu, Kepala Desa Sendoyan, Juliasnyah bersyukur desanya menjadi sasaran program LPEI. "Program yang ada menjadi solusi terhadap permasalahan benih lada," katanya.
"Berkaitan benih lada, sejauh ini petani belum menggunakan yang bersertifikat, sehingga produktivitas belum maksimal. Hadirnya program ini adalah jawaban karena siapkan benih bersertifikat," kata dia.
Ia menambahkan program yang ada juga sangat mendukung hadirnya pabrik atau IKM Sentra Lada Sambas implementasi dari Inpres No.1 Tahun 2021.
"Saat ini pabrik lada bubuk kami sudah ada. Nah, itu tentu butuh suplai bahan baku yang berkelanjutan. Hadirnya pendampingan pembibitan untuk budidaya tentu jawaban untuk kami,"papar dia.
Pada tahap awal, Program Desa Devisa di Desa Sendoyan diawali dengan bimbingan teknis pembibitan tanaman lada dan pengendalian organanisme penganggu tanaman.
Dalam kesempatan itu diikuti petani atau kelompok petani yang menjadi sasaran. Kemudian untuk narasumber menghadirkan dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar. Saat pembukaan juga dihadiri dari pihak BNI Sambas dan sosialisasi terkait ekspor dari Bea Cukai Sintete.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023