Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan karakter kebangsaan merupakan fondasi utama untuk mencegah generasi muda dalam terpapar paham radikalisme.

"Karakter kebangsaan menjadi fondasi primer, sekaligus filter penting untuk mencegah radikalisme serta paham-paham lain yang tidak sejalan dengan Pancasila," ujar Wapres dalam sambutannya secara daring dalam acara Wisuda Sarjana Angkatan ke-26 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Shalahuddin Al-Ayyubi, di Jakarta, Minggu.

Wapres meminta agar perguruan tinggi, salah satunya STAI Shalahuddin Al-Ayyubi, dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang unggul melalui penanaman nilai-nilai karakter kebangsaan pada generasi muda.

Ia mengatakan pada era saat ini ketika arus informasi dan budaya asing dapat menginfiltrasi dengan cepat, penguatan nilai-nilai karakter kebangsaan menjadi penting untuk diasah setiap hari karena rasa nasionalisme dan patriotisme tidak datang dalam sehari, melainkan melalui penerapan berkesinambungan.

Baca juga: Pemprov Kalteng perkuat peran perempuan cegah radikalisme

"Pembentukan karakter, utamanya karakter kebangsaan, memerlukan proses dan waktu yang tidak sebentar, sehingga harus dilatih dan dikembangkan secara berkesinambungan," ujar Wapres.

"Salah satunya melalui pendidikan keagamaan, yang pendekatannya meliputi aspek pengetahuan, akhlak, juga akidah. Utamanya juga mencakup ajaran untuk bertoleransi menghargai keragaman, dan menjunjung persatuan dan kesatuan bangsa," tambahnya.

Di sisi lain, Wapres Ma'ruf juga menyampaikan bahwa karakter Indonesia yang demokratis tidak lepas dari sumbangsih perguruan tinggi Islam.

Sebagai contoh, kata Ma'ruf, telah banyak tokoh Muslim yang lahir dari perguruan tinggi Islam yang dalam kariernya menjadikan mereka tokoh dan juru bicara Islam Indonesia yang ramah, toleran, berbudaya, dan damai di kancah internasional.

Oleh karena itu, Wapres berharap STAI Shalahuddin Al-Ayyubi dapat meneruskan sumbangsih ini melalui peserta didiknya yang akan membawa Islam dan Indonesia yang baik di dunia global di masa depan.

"Sebagai salah perguruan tinggi Islam di Indonesia, STAI Shalahuddin Al-Ayyubi saya harapkan mampu mencetak tokoh-tokoh nasional Muslim yang mengisi pembangunan, membawa perubahan menuju kemajuan, serta senantiasa mengharumkan nama baik bangsa di mata dunia," ujar Wapres.

Baca juga: DPRD Pontianak apresiasi swasta perkuat SDM cegah paham radikalisme
 

Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan mengingatkan aparatur di tingkat kelurahan adalah ujung tombak pemerintahan, sehingga harus tetap waspada dan tidak lengah terhadap munculnya paham-paham radikalisme dan terorisme di wilayahnya masing-masing.

"Antisipasi yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan munculnya paham-paham tersebut adalah mengawasi setiap gerak-gerik warganya apabila menemukan hal-hal mencurigakan, karena aparatur di desa maupun kelurahan adalah ujung tombak yang mengetahui betul kondisi dan situasi masyarakat di wilayahnya," kata Bahasan saat membuka kegiatan Pelibatan Aparatur Kelurahan/Desa tentang Literasi Informasi dalam Pencegahan Terorisme yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalbar di Pontianak, Rabu.

Ia berharap para aparatur di tingkat desa atau kelurahan harus bersinergi dengan FKPT Provinsi Kalbar. Kolaborasi dan komunikasi antara pihak terkait menjadi hal yang penting dilakukan dalam mencegah dan mengantisipasi berkembangnya paham radikalisme dan terorisme. Baca selengkapnya: Aparatur kelurahan ujung tombak cegah radikalisme dan terorisme
 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023