Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Tuban, Jawa Timur, Kamis, untuk melakukan sejumlah kegiatan, di antaranya menanam padi dan meninjau pasar.
Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, Presiden bertolak ke Jatim menggunakan pesawat kepresidenan Indonesia-1 dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma pukul 07.10 WIB, dan tiba di Bandara Internasional Juanda, Kabupaten Sidoarjo, sekitar pukul 08.00 WIB.
Di Bandara Internasional Juanda, Presiden dan Ibu Negara disambut oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf beserta istri, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Toni Hermanto beserta istri, Pangkoarmada II Laksda TNI Maman Firmansyah beserta istri, serta Danlanud Kolonel Pnb. Sugeng Budiono beserta istri.
Presiden dan Ibu Negara kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Tuban dengan menggunakan helikopter Super Puma TNI AU.
Di Tuban, Presiden diagendakan untuk menuju Kawasan Daulat Pangan Serikat Petani Indonesia di Desa Senori, Kecamatan Merakurak.
Kepala Negara akan melakukan tanam padi dan berdialog bersama sejumlah perwakilan petani. Setelah itu, Presiden akan menuju Pasar Sambonggede untuk menyapa para pedagang sekaligus memberikan sejumlah bantuan sosial.
Selesai acara, Presiden dan Ibu Negara akan kembali ke Bandara Internasional Juanda dengan menggunakan helikopter untuk kemudian lepas landas meninggalkan Jawa Timur.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara dalam penerbangan menuju Provinsi Jawa Timur yaitu Sekretaris Militer Presiden Laksda TNI Hersan, Komandan Paspampres Mayjen TNI Rafael Granada Baay, dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Warga transmigran di Kampung Sobey Indah, Distrik Teluk Duairi Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, sebulan terakhir mulai meninggalkan profesi utama sebagai petani sawah karena biaya produksi jauh lebih tinggi dibandingkan menanam produk lain.
Banyak petani sawah yang beralih menanam palawija maupun sayur-sayuran sebab biaya produksi dapat di jangkau.
Kondisi yang dialami oleh petani padi kabupaten Teluk Wondama tersebut membuat anggota DPRD, Jumat, angkat bicara meminta pemerintah daerah selamatkan petani padi Kabupaten Wondama.
Anggota DPRD kabupaten Teluk Wondama, Remran Sinadia di Wasior, mengharapkan Pemkab Teluk Wondama segera mengambil langkah agar para petani kembali bergairah menanam padi sawah.
Dia khawatir hamparan sawah yang cukup luas di Sobey Indah akan dibiarkan terlantar begitu saja. Baca selengkapnya: Petani Wondama berhenti tanam padi karena Biaya produksi tinggi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, Presiden bertolak ke Jatim menggunakan pesawat kepresidenan Indonesia-1 dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma pukul 07.10 WIB, dan tiba di Bandara Internasional Juanda, Kabupaten Sidoarjo, sekitar pukul 08.00 WIB.
Di Bandara Internasional Juanda, Presiden dan Ibu Negara disambut oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf beserta istri, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Toni Hermanto beserta istri, Pangkoarmada II Laksda TNI Maman Firmansyah beserta istri, serta Danlanud Kolonel Pnb. Sugeng Budiono beserta istri.
Presiden dan Ibu Negara kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Tuban dengan menggunakan helikopter Super Puma TNI AU.
Di Tuban, Presiden diagendakan untuk menuju Kawasan Daulat Pangan Serikat Petani Indonesia di Desa Senori, Kecamatan Merakurak.
Kepala Negara akan melakukan tanam padi dan berdialog bersama sejumlah perwakilan petani. Setelah itu, Presiden akan menuju Pasar Sambonggede untuk menyapa para pedagang sekaligus memberikan sejumlah bantuan sosial.
Selesai acara, Presiden dan Ibu Negara akan kembali ke Bandara Internasional Juanda dengan menggunakan helikopter untuk kemudian lepas landas meninggalkan Jawa Timur.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara dalam penerbangan menuju Provinsi Jawa Timur yaitu Sekretaris Militer Presiden Laksda TNI Hersan, Komandan Paspampres Mayjen TNI Rafael Granada Baay, dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Warga transmigran di Kampung Sobey Indah, Distrik Teluk Duairi Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, sebulan terakhir mulai meninggalkan profesi utama sebagai petani sawah karena biaya produksi jauh lebih tinggi dibandingkan menanam produk lain.
Banyak petani sawah yang beralih menanam palawija maupun sayur-sayuran sebab biaya produksi dapat di jangkau.
Kondisi yang dialami oleh petani padi kabupaten Teluk Wondama tersebut membuat anggota DPRD, Jumat, angkat bicara meminta pemerintah daerah selamatkan petani padi Kabupaten Wondama.
Anggota DPRD kabupaten Teluk Wondama, Remran Sinadia di Wasior, mengharapkan Pemkab Teluk Wondama segera mengambil langkah agar para petani kembali bergairah menanam padi sawah.
Dia khawatir hamparan sawah yang cukup luas di Sobey Indah akan dibiarkan terlantar begitu saja. Baca selengkapnya: Petani Wondama berhenti tanam padi karena Biaya produksi tinggi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023