Haluan kapal mulai diarak nahkoda pada pukul 01.00  WIB Sabtu  dini hari dari Pelabuhan Sintete, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat.

Perjalanan melintas perairan antara Pulau Kalimantan ke gugusan pulau di Kepulauan Riau itu terjadi di awal April 2023  tepat 10  Ramadhan 1444 H. Pada bulan April ini bakal lima kali pelayaran pulang pergi  yang dilayani KMP Bahtera Nusantara 03 dengan  rute Tanjunguban-Tambelan-Sintete. Lamanya perjalanan sekitar 30 jam.

KMP Bahtera Nusantara 03 merupakan satu dari 160 unit kapal yang dimiliki PT. ASDP Indonesia Ferry dan yang paling baru berlayar di laut Nusantara, untuk memberikan kemudahan akses bagi masyarakat di pulau terluar, terpencil dan terisolir.

Kapal berukuran raksasa ini menjadi penghubung dan kemudahan bagi masyarakat  terkhusus masyarakat Kalimantan dan Kepulauan Riau yang selama ini  terisolir dengan transportasi yang mahal dan langka berlayar. 
Penumpang kapal roro KMP Nusantara 03 bersantai diatas kapal di saat kapal berlayar (Antara/Evy R Syamsir)
Pada pelayaran  dini hari itu Tim Antara Biro Kalimantan Barat, menjajal KMP Bahtera Nusantara 03  yang mengarah haluan ke Pulau Tambelan kemudian akan berlanjut ke  Tanjunguban, Kabupaten Bintan, Kepri. 

Dari Pelabuhan Sintete, Kalimantan Barat, para awak kapal dengan ramah menyapa, para penumpang mengingatkan  kepada para penumpang untuk membeli tiket, di loket tiket yang telah disediakan di Pelabuhan Sintete.

Pembelian tiket penumpang KMP Bahtera Nusantara 03 dilakukan tiap kali singgah di pelabuhan tujuan. Dengan total harga tiket dalam rute Sintete-Tambelan-Tanjunguban sekitar Rp210.000/penumpang. 

"Penumpang yang terhormat, silahkan membeli tiket di loket kapal, dan mengantarkan barang-barang ke dalam kapal," sebut Markonis (orang yang melayani komunikasi di atas kapal)  melalui pengeras suara.

Berbeda dengan kapal ferry biasanya, yang melarang penumpang meletakkan barang sebelum membeli tiket, dan membatasi para pengantar masuk ke dalam kapal, para awak kapal KMP Bahtera Nusantara 03, dengan ramah tidak melarang para penumpang untuk meletakkan barang-barang dan mengantar para penumpang lainnya hingga ke dalam, namun tetap dengan pengawasan dan pemeriksaan yang super ketat.

Tentu cara melayani penumpang  tersebut, memberi kesan para penumpang seperti berada di rumah sendiri. Sebanyak 79 penumpang  yang berangkat menggunakan KMP Bahtera  Nusantara 03 pada waktu itu, mereka berasal dari berbagai kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Barat, ada juga yang berasal dari Kepulauan Riau.

Beberapa dari mereka, ada yang berdagang, ada yang bekerja kantoran, dan ada pula yang berwisata menikmati kenyamanan berlayar di KMP Bahtera Nusantara 03, meski dengan biaya murah, tapi dengan fasilitas yang super mewah.

"Kami dari Pontianak, berencana akan menuju ke Batam, cuma jalan-jalan bertemu keluarga kebetulan biayanya murah, jadi bisa ajak banyak keluarga, nanti pulang akan pakai kapal ini lagi," ujar Sony salah satu penumpang asal Pontianak, sambil menikmati keindahan laut dari buritan kapal.

Semua di  dalam kapal terlihat baru, terdapat kursi yang super empuk untuk penumpang yang tidak kebagian kasur tidur yang sudah disediakan, entah berapa  banyaknya. Di depan kapal terdapat kursi khusus disabilitas, yang begitu ramah dan nyaman untuk ditempati penyandang disabilitas untuk berlayar selama berjam-jam di atas kapal.

Tepat pukul 03.00 WIB terdengar suara Markonis Kapal kembali mengingatkan kepada para penumpang. 

"Kaum muslimin dan muslimat, waktu sekarang pukul 03.00 WIB waktunya untuk melaksanakan sahur bagi yang menjalankan ibadah puasa," suara Markonis dengan ramah menyebar ke seluruh ruangan  kapal.

Fasilitas Hiburan dan Restoran

Tepat di tengah-tengah kapal terdapat pusat layanan informasi, dan kantin yang dilengkapi dengan meja makan, layaknya restoran cafe yang lengkap dengan meja, dan kursi yang empuk dan tersedia beberapa makanan ringan dan makanan berat, yang dapat dibeli dan disantap para penumpang yang tidak membawa perbekalan.

Bagi sebagian mereka yang membawa bekal, tetap dapat menyantap hidangan sahur maupun makan siang bagi yang tidak berpuasa. Ruang makan tidak hanya di area kantin tapi juga di bagian anjungan  yang dilengkapi dengan meja kursi.

Setelah menikmati makan sahur, menjelang waktu sholat kembali suara Markonis mengingatkan para penumpang yang ingin menjalankan ibadah shalat Subuh, sudah tersedia pula mushola dan tempat wudhu di lantai tiga  yang begitu bersih. 
Kapal roro KMP Nusantara 03 salah satu kursi penumpang yang ramah disabilitas (Antara/Evy R Syamsir)
Meski ukurannya  tidak begitu besar, tapi mushola yang tersedia memiliki fasilitas yang cukup lengkap untuk kenyamanan beribadah. Tersedia alat sholat yang cukup lengkap pula seperti sajadah, mukena bagi penumpang perempuan serta Al Quran hingga tempat wudhu yang sesuai sunnah karena letaknya yang jauh dari kamar WC.

Tidak jauh dari Mushola, tersedia pula kursi panjang yang entah berapa banyak jumlahnya dengan meja yang bersih bercat putih, untuk penumpang yang ingin bersantai menikmati keindahan laut dengan senandung suara gelombang dan mesin kapal di anjungan  kapal. 

Dari sini terlihat sayup-sayup mata memandang, keindahan alam di tengah laut dan jika mendekati pulau terlihat pula kapal-kapal nelayan yang sedang berlabuh dan berlayar.

"Kesempatan seperti ini sangat jarang di dapat, lautnya tenang dapat lihat pulau dan laut lepas, jadi spot foto yang menarik dari pada naik transportasi lain," ujar salah satu penumpang perempuan yang kami lupa namanya.

Bagi yang hanya ingin berdiam diri menikmati istirahat di dalam kapal, sudah pula tersedia layar-layar televisi yang memuat acara-acara menarik film-film bioskop terbaru, yang hampir tersedia di setiap sudut kapal, baik di depan kursi penumpang maupun di kamar-kamar yang menyediakan tempat tidur bagi penumpang, dengan layar TV LCD.


Murah Meriah Bantu UMKM

"Semenjak ada kapal ini, kami merasa sangat terbantu dapat berjualan dengan harga terjangkau, karena sudah ditekan dari biaya transportasi dan diizinkan membawa barang tanpa batasan, dengan wajar," ujar Aldi yang kebetulan pedagang buah dan bahan pokok, di Tambelan, Kabupaten Bintan.

Sekitar pukul 10.00 WIB pagi Minggu KMP Bahtera Nusantara 03 tiba di Pulau Tambelan, Kabupaten Bintan yang merupakan pulau terluar di Provinsi Kepulauan Riau, yang menjadi gerbang perbatasan Provinsi Kepulauan Riau yang berada di perairan Pulau Sumatera dengan Provinsi Kalimantan Barat yang berada di Pulau Kalimantan.

Kapal Roll-on/Roll-off atau kapal Roro yang disebut sebagai kapal zero subdivision dengan dua Rump Door di depan dan belakang kapal ini, menjadi alternatif yang sangat efektif dan efisien untuk mendukung pengangkutan kendaraan roda dua hingga roda empat yang sangat besar. 

Kapal ini  sangat potensial untuk mengangkut barang-barang jenis apapun untuk membantu unit usaha masyarakat yang ingin mengantarkan barangnya dengan menyeberang laut.
Penumpang kapal roro KMP Nusantara 03 (Antara/Evy R Syamsir)
KMP Bahtera Nusantara 03 sendiri berukuran 1.500 gross ton (GT) yang memiliki spesifikasi panjang 71,92 m, lebar 14 m, tinggi 4,6 m, kecepatan di atas 15 knot ini, mampu mengangkut penumpang sebanyak 386 orang, 24 orang ABK, 14 kendaraan truk besar, 12 truk sedang dan 10 unit kendaraan roda empat.

Tentu dengan kapasitas yang begitu besar tersebut, sangat mampu mendukung usaha-usaha masyarakat baik itu bahan pertanian, perikanan, dan barang-barang jualan lainnya untuk dikirim ke pulau-pulau yang ada di Kalimantan dan Kepulauan Riau. Dengan keberadaan kapal ini, sangat membantu masyarakat yang memiliki usaha yang selama ini terisolir dengan laut, tapi kini dapat membawa produk-produk di pulau ke kota-kota besar di Kepri dan Kalimantan.

"Hari ini kami bawak ikan dan beberapa hasil laut, dari Tambelan ke Bintan, kan lumayan kalau di jual di Bintan, Tanjungpinang dan Batam, kalau di Tambelan tentu susah mau dapat lebih," ujar Ari salah seorang warga Tambelan, yang menuju ke Pulau Bintan.

Berangkat sekitar pukul 10.00 WIB pagi, dari  Pelabuhan Penyeberangan Tambelan, KMP Bahtera Nusantara 03 langsung mengarah haluan ke Pelabuhan Roro Tanjunguban. Dan,  sekitar pukul 02.00 WIB dini hari  kapal merapat di Pelabuhan Tanjung Uban.

Markonis kapal kembali mengingatkan para penumpang bahwa kapal akan sandar di Tanjunguban, sembari mengingatkan agar mengemas barang-barang agar tidak tertinggal di kapal, dan tidak pula lupa mengucapkan terima kasih kepada para penumpang.

Perjalanan  mengarungi laut dalam tempo lebih kurang 30 jam  boleh dikatakan adalah pelayaran  sekejap karena selama ini bagi  masyarakat pengguna angkutan laut  yang berlayar dari Pulau Bintan untuk menuju Tambelan ataupun Sintete  memakan waktu berhari-hari dan banyak singgah di pelabuhan beberapa pulau berpenghuni.

Tetapi kini dengan KMP Bahtera Nusantara 03, dengan jalur pelayaran lurus dari Tanjunguban-Tambelan-Sintete hanya butuh waktu singkat. Dan, pelayaran selama menjalankan ibadah puasa di atas KMP Bahtera Nusantara 03 merupakan pengalaman yang amat  mengesankan. Tarawih dan tadarus di atas kapal di tengah lautan malam.***

Pewarta: Nurjali

Editor : Evi Ratnawati


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023