Kepala Bidang Hortikultura, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Bader mengatakan bahwa Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas masih menjadi sentra utama produksi buah naga di wilayah itu.
"Saat ini Kecamatan Jawai menjadi sentra buah naga di Kalbar. Wilayah itu memang sesuai untuk budidaya buah naga dengan rasa buah yang manis," katanya di Pontianak, Rabu.
Ia menyebutkan produksi buah naga pada 2022 di Provinsi Kalbar sebanyak 14.304 ton. Dari jumlah tersebut disumbang Kabupaten Sambas 13.971 ton.
"Menariknya dari produksi yang ada di Kalbar didominasi dari Kecamatan Jawai sebesar 13.260 ton atau sebesar 92,7 persen dari daerah itu, " kata dia.
Untuk pembinaan petani, pihaknya melakukan pendampingan Sekolah Lapang (SL) "Good Agriculture Practices" atau sistem sertifikasi teknis dalam budidaya pertanian yang menghasilkan produk berkualitas dan aman.
"Kemudian ada juga pendampingan 'good handling practices' atau cara penanganan pascapanen yang baik yang berkaitan dengan penerapan teknologi serta cara pemanfaatan sarana dan prasarana yang digunakan," ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Penyuluh BPP Jawai, Darma Irawan saat ini luas tanam buah naga di Kecamatan Jawai mencapai 350 hektare. Para petani kata dia akan terus melakukan ekspansi karena potensi lahan masih ada 1.000 hektare.
"Untuk produksi buah naga di sini per batang bisa capai 3-4 kilogram per batang setiap bulan. Tanaman buah naga sangat cocok di sini," ucapnya.
Terkait pasar buah naga, Darma mengatakan sudah menembus negara tetangga seperti Sarawak, Malaysia. Untuk penjualan di tingkat lokal yakni di Kabupaten Sambas, Bengkayang, Landak, Sintang, Sanggau, Singkawang dan Pontianak.
"Untuk harga di tingkat petani per hari ini mulai Rp3.000- Rp8.000 per kilogram, " katanya.
Terkait tantangan di petani masih pada penyakit busuk batang, persoalan pasca panen dan akses permodalan.
"Kami juga butuh perusahaan pasca panen sehingga suplai produk bisa berlanjut karena panen buah naga saat ini bisa sepanjang musim," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Saat ini Kecamatan Jawai menjadi sentra buah naga di Kalbar. Wilayah itu memang sesuai untuk budidaya buah naga dengan rasa buah yang manis," katanya di Pontianak, Rabu.
Ia menyebutkan produksi buah naga pada 2022 di Provinsi Kalbar sebanyak 14.304 ton. Dari jumlah tersebut disumbang Kabupaten Sambas 13.971 ton.
"Menariknya dari produksi yang ada di Kalbar didominasi dari Kecamatan Jawai sebesar 13.260 ton atau sebesar 92,7 persen dari daerah itu, " kata dia.
Untuk pembinaan petani, pihaknya melakukan pendampingan Sekolah Lapang (SL) "Good Agriculture Practices" atau sistem sertifikasi teknis dalam budidaya pertanian yang menghasilkan produk berkualitas dan aman.
"Kemudian ada juga pendampingan 'good handling practices' atau cara penanganan pascapanen yang baik yang berkaitan dengan penerapan teknologi serta cara pemanfaatan sarana dan prasarana yang digunakan," ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Penyuluh BPP Jawai, Darma Irawan saat ini luas tanam buah naga di Kecamatan Jawai mencapai 350 hektare. Para petani kata dia akan terus melakukan ekspansi karena potensi lahan masih ada 1.000 hektare.
"Untuk produksi buah naga di sini per batang bisa capai 3-4 kilogram per batang setiap bulan. Tanaman buah naga sangat cocok di sini," ucapnya.
Terkait pasar buah naga, Darma mengatakan sudah menembus negara tetangga seperti Sarawak, Malaysia. Untuk penjualan di tingkat lokal yakni di Kabupaten Sambas, Bengkayang, Landak, Sintang, Sanggau, Singkawang dan Pontianak.
"Untuk harga di tingkat petani per hari ini mulai Rp3.000- Rp8.000 per kilogram, " katanya.
Terkait tantangan di petani masih pada penyakit busuk batang, persoalan pasca panen dan akses permodalan.
"Kami juga butuh perusahaan pasca panen sehingga suplai produk bisa berlanjut karena panen buah naga saat ini bisa sepanjang musim," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023