Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak Syarif Usmulyono mengimbau warga di wilayahnya untuk mengurangi aktivitas di sore hari imbas dari kualitas udara yang memburuk selama 24 jam terakhir.
"Kami mengimbau warga Kota Pontianak baik dari sekolah maupun masyarakat untuk tidak berolahraga di sore hari. Kemudian jangan berada di luar ruangan dan di rumah saja. Kalaupun harus berkegiatan di luar silakan gunakan masker," katanya di Pontianak, Kalbar, Rabu.
Ia juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Pontianak.
"Kami selalu siaga untuk keliling seluruh kota. Kami juga meminta masyarakat untuk tidak membakar sampah rumah tangga pada situasi seperti ini. Jika ditemukan pada saat patroli, maka akan minta dipadamkan," katanya.
Dirinya juga selalu meminta kepada masyarakat untuk tidak menjadi penyumbang polusi udara itu sendiri pada saat musim kemarau seperti ini.
Kemudian, menurutnya terkadang awal mula karhutla tidak disengaja biasanya karena cuaca yang sedang panas, kayu dan ranting bergesekan sehingga bisa saja menimbulkan api.
"Makanya diperlukan pengawasan ataupun kesiapsiagaan tadi. Begitu akan titik api harus langsung dipadamkan agar tidak menyebar," katanya.
Lalu, terkait dengan kualitas udara di Pontianak saat ini, dia mengatakan sejak 13 Agustus memang terjadi peningkatan partikulat yang menyebabkan penurunan kualitas udara.
"Peningkatan ini variatif sebenarnya, karena tingkatannya ada 5, yaitu yang disebut baik, sedang, tidak sehat, sangat tidak sehat, dan yang kelima itu yang paling tinggi kita sebut berbahaya," katanya.
Ia menjelaskan puncak kepadatan partikel yang menyebabkan kualitas udara memburuk biasanya terjadi pada pukul 01.00 dini hari dan perlahan menurun menuju pagi.
"Puncaknya itu umumnya terjadi di subuh hari pada pukul 01.00 dini hari, umumnya kondisi itu sangat berbahaya. Kemarin puncaknya terjadi pada 14 Agustus pukul 01.00 WIB menunjukkan angka 673 artinya sudah sangat berbahaya," katanya.
Kemudia, pada berikutnya tambah turun, karena pengaruh arah angin dan kelembaban. Semakin subuh udaranya menjadi lembab, jadi mungkin kepadatan ini terurai ketika bertemu dengan kelembaban.
"Sekarang semakin turun, terakhir jam 08.00 pagi pada posisi tidak sehat hingga sangat tidak sehat. Ini bertahan sampai siang hari ini yang artinya kondisi udara di Kota Pontianak secara rata-rata semakin memburuk," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data dari alat Air Quality Monitoring System (AQMS) di Kantor Camat Pontianak Tenggara, dalam 24 jam terakhir kualitas udara Kota Pontianak terpantau rata-rata dalam kondisi tidak sehat hingga berbahaya.
Data ISPU pada hari ini pukul 08.00 WIB menunjukkan angka 250 kategori sangat tidak sehat dengan parameter kritis PM2.5 dan temperatur udara 27,4 derajat Celcius, demikian Syarif Usmulyono .
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Kami mengimbau warga Kota Pontianak baik dari sekolah maupun masyarakat untuk tidak berolahraga di sore hari. Kemudian jangan berada di luar ruangan dan di rumah saja. Kalaupun harus berkegiatan di luar silakan gunakan masker," katanya di Pontianak, Kalbar, Rabu.
Ia juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Pontianak.
"Kami selalu siaga untuk keliling seluruh kota. Kami juga meminta masyarakat untuk tidak membakar sampah rumah tangga pada situasi seperti ini. Jika ditemukan pada saat patroli, maka akan minta dipadamkan," katanya.
Dirinya juga selalu meminta kepada masyarakat untuk tidak menjadi penyumbang polusi udara itu sendiri pada saat musim kemarau seperti ini.
Kemudian, menurutnya terkadang awal mula karhutla tidak disengaja biasanya karena cuaca yang sedang panas, kayu dan ranting bergesekan sehingga bisa saja menimbulkan api.
"Makanya diperlukan pengawasan ataupun kesiapsiagaan tadi. Begitu akan titik api harus langsung dipadamkan agar tidak menyebar," katanya.
Lalu, terkait dengan kualitas udara di Pontianak saat ini, dia mengatakan sejak 13 Agustus memang terjadi peningkatan partikulat yang menyebabkan penurunan kualitas udara.
"Peningkatan ini variatif sebenarnya, karena tingkatannya ada 5, yaitu yang disebut baik, sedang, tidak sehat, sangat tidak sehat, dan yang kelima itu yang paling tinggi kita sebut berbahaya," katanya.
Ia menjelaskan puncak kepadatan partikel yang menyebabkan kualitas udara memburuk biasanya terjadi pada pukul 01.00 dini hari dan perlahan menurun menuju pagi.
"Puncaknya itu umumnya terjadi di subuh hari pada pukul 01.00 dini hari, umumnya kondisi itu sangat berbahaya. Kemarin puncaknya terjadi pada 14 Agustus pukul 01.00 WIB menunjukkan angka 673 artinya sudah sangat berbahaya," katanya.
Kemudia, pada berikutnya tambah turun, karena pengaruh arah angin dan kelembaban. Semakin subuh udaranya menjadi lembab, jadi mungkin kepadatan ini terurai ketika bertemu dengan kelembaban.
"Sekarang semakin turun, terakhir jam 08.00 pagi pada posisi tidak sehat hingga sangat tidak sehat. Ini bertahan sampai siang hari ini yang artinya kondisi udara di Kota Pontianak secara rata-rata semakin memburuk," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data dari alat Air Quality Monitoring System (AQMS) di Kantor Camat Pontianak Tenggara, dalam 24 jam terakhir kualitas udara Kota Pontianak terpantau rata-rata dalam kondisi tidak sehat hingga berbahaya.
Data ISPU pada hari ini pukul 08.00 WIB menunjukkan angka 250 kategori sangat tidak sehat dengan parameter kritis PM2.5 dan temperatur udara 27,4 derajat Celcius, demikian Syarif Usmulyono .
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023