Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Tanjungpura (Untan), Sutarmidji, menyatakan setuju dengan rencana penghapusan skripsi oleh Kemendikbudristek sebagai salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa S1 di Universitas Tanjungpura.
"Sebagai ketua Ikatan Alumni Untan, saya mendukung keputusan Kementerian Pendidikan untuk menghapus skripsi," kata Sutarmidji saat Dalam sambutannya saat Rapat Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untan ke-58, di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin.
Menurutnya, skripsi yang dibuat oleh mahasiswa seringkali tidak dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, ia setuju dengan langkah Kementerian Pendidikan yang mencoba mengubah pendekatan ini.
Ia menyatakan bahwa lebih setuju jika mahasiswa dituntut untuk menjadi pemikir yang kreatif terhadap suatu masalah. Ia percaya bahwa pemikiran kritis dan pemecahan masalah yang baik jauh lebih berharga daripada sekadar menulis skripsi.
Namun, ia juga mencatat bahwa dalam bidang eksakta, seperti ilmu pengetahuan alam atau teknik, skripsi masih memiliki relevansi dan penting untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Sebagai contoh, Sutarmidji merujuk kepada bidang pertanian. Ia mencatat bahwa produktivitas pertanian di Kalbar saat ini hanya mencapai 3,1 ton/hektare, sementara dengan peningkatan sebesar 10 persen, daerah ini dapat mencapai swasembada padi atau beras.
Untuk menjawab tantangan ini, ia berpendapat bahwa eksperimen lapangan yang melibatkan mahasiswa dapat menjadi solusi yang efektif. Misalnya, mahasiswa dapat melakukan eksperimen di lahan seluas 1 hektar, dengan kelompok mahasiswa yang berfokus pada meningkatkan produktivitas dengan menggunakan varietas unggulan.
"Saya yakin, pendekatan ini akan memberikan hasil yang nyata dan terimplementasi dengan baik," katanya.
Mantan Gubernur Kalbar ini juga mencatat bahwa pendekatan ini sejalan dengan konsep hilirisasi kepakaran yang diinginkan oleh Rektor Universitas Tanjungpura, Prof. Garuda Wiko. Konsep ini bertujuan memberikan jawaban terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dan industri.
Selain itu, ia memberikan apresiasi kepada alumni FISIP Untan yang telah berperan aktif dalam dunia politik dan birokrasi, mulai dari tingkat pemerintah provinsi hingga kabupaten kota di Kalimantan Barat.
"Ini adalah pengakuan atas kontribusi yang telah diberikan oleh alumni FISIP Untan dalam pembangunan daerah dan negara," demikian Sutarmidji.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Sebagai ketua Ikatan Alumni Untan, saya mendukung keputusan Kementerian Pendidikan untuk menghapus skripsi," kata Sutarmidji saat Dalam sambutannya saat Rapat Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untan ke-58, di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin.
Menurutnya, skripsi yang dibuat oleh mahasiswa seringkali tidak dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, ia setuju dengan langkah Kementerian Pendidikan yang mencoba mengubah pendekatan ini.
Ia menyatakan bahwa lebih setuju jika mahasiswa dituntut untuk menjadi pemikir yang kreatif terhadap suatu masalah. Ia percaya bahwa pemikiran kritis dan pemecahan masalah yang baik jauh lebih berharga daripada sekadar menulis skripsi.
Namun, ia juga mencatat bahwa dalam bidang eksakta, seperti ilmu pengetahuan alam atau teknik, skripsi masih memiliki relevansi dan penting untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Sebagai contoh, Sutarmidji merujuk kepada bidang pertanian. Ia mencatat bahwa produktivitas pertanian di Kalbar saat ini hanya mencapai 3,1 ton/hektare, sementara dengan peningkatan sebesar 10 persen, daerah ini dapat mencapai swasembada padi atau beras.
Untuk menjawab tantangan ini, ia berpendapat bahwa eksperimen lapangan yang melibatkan mahasiswa dapat menjadi solusi yang efektif. Misalnya, mahasiswa dapat melakukan eksperimen di lahan seluas 1 hektar, dengan kelompok mahasiswa yang berfokus pada meningkatkan produktivitas dengan menggunakan varietas unggulan.
"Saya yakin, pendekatan ini akan memberikan hasil yang nyata dan terimplementasi dengan baik," katanya.
Mantan Gubernur Kalbar ini juga mencatat bahwa pendekatan ini sejalan dengan konsep hilirisasi kepakaran yang diinginkan oleh Rektor Universitas Tanjungpura, Prof. Garuda Wiko. Konsep ini bertujuan memberikan jawaban terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dan industri.
Selain itu, ia memberikan apresiasi kepada alumni FISIP Untan yang telah berperan aktif dalam dunia politik dan birokrasi, mulai dari tingkat pemerintah provinsi hingga kabupaten kota di Kalimantan Barat.
"Ini adalah pengakuan atas kontribusi yang telah diberikan oleh alumni FISIP Untan dalam pembangunan daerah dan negara," demikian Sutarmidji.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023