Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi 252 titik panas indikator awal kebakaran hutan dan lahan di tujuh wilayah kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur selama periode pemantauan Rabu (4/10) pukul 01.00 hingga 24.00 WITA.

Menurut Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman - Sepinggan Diyan Novrida di Balikpapan, Kamis, titik panas terpantau di Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara, Kutai Barat, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Berau, dan Mahakam Ulu.

Perinciannya, 19 titik panas terpantau di Paser, satu titik panas terdeteksi di Penajam Paser Utara, 26 titik panas terpantau di Kutai Barat, 63 titik panas terpantau di Kutai Timur, 105 titik panas terdeteksi di Kutai Kartanegara, 34 titik panas terpantau di Berau, dan empat titik panas terdeteksi di Mahakam Ulu.

Diyan menyampaikan bahwa informasi terkini mengenai sebaran titik panas sudah disampaikan ke badan penanggulangan bencana daerah tingkat provinsi dan kabupaten agar bisa ditindaklanjuti.

 

Data Badan Riset dan Inovasi merilis sebanyak 6.873 titik panas atau “hotspot” terdeteksi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat dalam kurun 1 hingga 10 September 2023. Sementara per 10 September 2023 sebaran titik panas sebanyak 554 dengan jumlah terbanyak di Kabupaten Ketapang sebanyak 190 titik panas.

“Saat ini tim kami masih patroli di sejumlah wilayah untuk memonitor dan mengendalikan kebakaran karena hujan yang turun belum signifikan mengurangi titik panas,” kata Ketua Satuan Tugas Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar, Daniel di Pontianak, Selasa.

Ia mengatakan berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalbar pada 11 hingga 17 September 2023 terdapat potensi hujan ringan hingga lebat di sebagian wilayah daerah ini.

Namun, di beberapa kabupaten dan kota masih terdapat potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
Potensi karthula diperkirakan masih terjadi pada 11 hingga 17 September 2023 di sebagian wilayah Kalimantan Barat.
"Kemarau panjang ini berpotensi menimbulkan karhutla dan kekeringan diperkirakan akan berlangsung sampai Oktober 2023," katanya.Baca juga: Dalam 10 hari terdeteksi 6.873 titik panas di Kalimantan Barat

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023