Pj Gubernur Kalimantan Barat Harisson mengatakan, pihaknya melakukan empat langkah program pengendalian laju inflasi termasuk pada momen hari besar keagamaan.

"Untuk jangka panjang kami mengimplementasikan program pasar penyeimbang dan memperbaiki tata niaga untuk memperpendek alur distribusi sehingga menurunkan harga angkutan, serta hilirisasi komoditas pangan," kata Harisson di Pontianak, Sabtu.

Langkah kedua, katanya, ketersediaan pasokan dengan menggalakkan program tanam pangan terutama aneka cabai, sawi hijau sampai level rumah tangga, hingga mendorong intensifikasi budidaya ikan dan membantu pemberian pupuk alsintan dan tanaman pangan untuk kelompok tani dan sentra produksi.

"Jangka menengah panjang untuk kedua kami juga mengusulkan penyusunan rangka pangan terintegrasi di wilayah untuk memastikan pasokan antar waktu dan daerah," tuturnya.

Langkah ketiga, kelancaran distribusi termasuk pemantauan pasokan BBM. Ini terus dilakukan dan memperkuat fasilitasi distribusi pangan dan optimalisasi anggaran BTT untuk jangka panjang perbaikan infrastruktur mitigasi banjir terutama daerah sentra produksi di kabupaten/kota.

"Keempat, yang dilakukan saat ini komunikasi efektif untuk keseluruhan kabupaten/kota dalam menyamakan langkah pengendalian inflasi di Kalbar terutama menyambut hari besar keagamaan," katanya.

Harisson menjelaskan komoditas daging ayam ras dan angkutan udara selalu muncul kurun empat tahun terakhir dan komoditas beras muncul sejak awal 2023 dan berlanjut hingga 2024.

"Jika merujuk pada langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah pusat melalui Bapanas yaitu penyaluran beras SPHP, pelaksanaan GPM dan monitoring harga pangan, penyaluran dan monev jagung SPHP serta bantuan pangan, maka dukungan implementasi Bulog Divre Kalbar berperan signifikan mengendalikan ketersediaan dan kestabilan harga," kata Harisson.

Terkait hal tersebut, katanya, langkah TPID pusat menjadi rujukan untuk direplikasi oleh TPID kabupaten/kota, bersinergi dan berkolaborasi dengan pelaku usaha besar maupun kecil untuk menentukan peta logistik bahan pangan di wilayahnya masing-masing dengan mengoptimalkan komunikasi efektif antarpelaku.

Selanjutnya, untuk angkutan udara secara khusus jelang Tahun Baru Imlek/Cap Go Meh (Januari 2024), TPID Provinsi telah meminta EGM. PT. Angkasa Pura II Bandara Supadio Pontianak untuk melakukan tindakan yang perlu guna mengantisipasi lonjakan penumpang dan harga tiket dengan menambah jumlah frekuensi penerbangan dan jam operasional Bandara Supadio pada periode peak season.

Di samping itu, Harisson menuturkan bahwa, terkait dengan perkembangan Indeks Perkembangan Harga (IPH) sebagai pembahasan Rakor Pengendali Inflasi Tiap Senin, pada bulan Januari dan Februari, komoditas pendorong IPH Kalbar adalah daging ayam, cabai merah dan cabai rawit serta wilayah dengan IPH tertinggi (>3 kali) adalah Kabupaten Melawi sedangkan frekuensi kabupaten/kota lainnya masih kurang dari tiga kali.

"Khusus Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara sebagai sampel kabupaten/kota IHK agar intensif melakukan langkah pengendalian inflasi di wilayahnya dan apresiasi saya untuk komitmen pimpinan daerah telah bersinergi menjaga angka inflasi Kalimantan Barat," tuturnya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024