Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) siap membantu pemerintah meningkatkan produksi beras dengan optimalisasi lahan melalui sistem tumpang sari pada perkebunan kelapa sawit.
Menurut Ketua Umum Gapki Eddy Martono, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Kementerian Pertanian (Kementan) terkait pemanfaatan lahan di areal peremajaan kelapa sawit untuk penanaman padi gogo secara tumpang sari.
"Kami akan mencoba untuk Gapki membantu pemerintah dalam hal ini untuk ketahanan pangan utamanya di pasar beras," ujar dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, program tumpang sari antara sawit dengan padi gogo tersebut akan dimulai di Kalimantan Selatan dan disusul di cabang-cabang lain Gapki yang mana saat ini 739 perusahaan menjadi anggota organisasi tersebut dengan luas 3,7 juta hektare (ha) lahan di 15 cabang.
Sementara itu Ketua Bidang Perkebunan Gapki, R.Azis Hidayat menambahkan untuk program tumpang sari sawit dan padi gogo di Kalsel nantinya seluas 5 hektare dengan kebutuhan benih sekitar 100 kg.
Dikatakannya, sebelumnya Gapki pernah menerapkan program serupa yakni budidaya jagung pada sela-sela pertanaman kelapa sawit sehingga untuk pengembangan padi gogo secara tumpang sari pihaknya optimis berhasil.
"Tapi diperlukan pendampingan penyuluh pada petani sawit untuk menanam padi gogo karena tidak ada ahli padi gogo di kebun sawit," katanya pada syukuran Ulang Tahun GAPKI ke 43 .
Selain itu potensi hama penyakit terutama tikus juga menjadi persoalan yang harus diperhatikan untuk program tumpang sari sawit dengan padi gogo.
"Perlu juga ada off taker atau pihak yang menjamin pembelian padi hasil panen petani nantinya. Kalau tidak siapa yang akan membeli," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Menurut Ketua Umum Gapki Eddy Martono, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Kementerian Pertanian (Kementan) terkait pemanfaatan lahan di areal peremajaan kelapa sawit untuk penanaman padi gogo secara tumpang sari.
"Kami akan mencoba untuk Gapki membantu pemerintah dalam hal ini untuk ketahanan pangan utamanya di pasar beras," ujar dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, program tumpang sari antara sawit dengan padi gogo tersebut akan dimulai di Kalimantan Selatan dan disusul di cabang-cabang lain Gapki yang mana saat ini 739 perusahaan menjadi anggota organisasi tersebut dengan luas 3,7 juta hektare (ha) lahan di 15 cabang.
Sementara itu Ketua Bidang Perkebunan Gapki, R.Azis Hidayat menambahkan untuk program tumpang sari sawit dan padi gogo di Kalsel nantinya seluas 5 hektare dengan kebutuhan benih sekitar 100 kg.
Dikatakannya, sebelumnya Gapki pernah menerapkan program serupa yakni budidaya jagung pada sela-sela pertanaman kelapa sawit sehingga untuk pengembangan padi gogo secara tumpang sari pihaknya optimis berhasil.
"Tapi diperlukan pendampingan penyuluh pada petani sawit untuk menanam padi gogo karena tidak ada ahli padi gogo di kebun sawit," katanya pada syukuran Ulang Tahun GAPKI ke 43 .
Selain itu potensi hama penyakit terutama tikus juga menjadi persoalan yang harus diperhatikan untuk program tumpang sari sawit dengan padi gogo.
"Perlu juga ada off taker atau pihak yang menjamin pembelian padi hasil panen petani nantinya. Kalau tidak siapa yang akan membeli," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024