Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu menerima dua penghargaan sekaligus dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terkait penurunan stunting secara signifikan di Kalbar tahun 2023 dan penghargaan sebagai instalasi farmasi pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar Kalimantan Barat Tahun 2024.
"Penghargaan itu tentunya kerja keras semua pihak baik pemerintah daerah, TNI dan Polri, maupun elemen masyarakat yang komitmen dalam menurunkan angka stunting di Kapuas Hulu," kata Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, dihubungi ANTARA, usai menerima penghargaan dari Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, di Pontianak, Kamis.
Ia menyampaikan penerimaan penghargaan tersebut menjadi motivasi dalam meningkatkan kinerja dan prestasi terutama berkaitan dengan penanganan stunting di wilayah Kapuas Hulu.
Ia menyebutkan sesuai dengan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI/SKI) angka stunting di Kabupaten Kapuas Hulu pada Tahun 2022 angka stunting 37,9 persen dan Pada Tahun 2023 turun menjadi 16,7 persen.
"Penurunan itu jika kita lihat cukup drastis dan itu bentuk komitmen Pemkab Kapuas Hulu bersama semua pihak terkait dalam mengatasi persoalan stunting di daerah, yang menjadi perhatian serius," ucapnya.
Fransiskus berterima kasih atas kerja keras dan komitmen semua pihak termasuk pada Dinas Kesehatan Kapuas Hulu hingga tenaga kesehatan dan jajaran serta peran dan kesadaran masyarakat untuk membantu pemerintah bersama-sama mengatasi persoalan stunting.
"Kita juga jangan berpuas diri, karena tidak semua kabupaten mendapatkan penghargaan tersebut, prestasi itu hendaknya kita jadikan motivasi dalam meningkatkan kinerja untuk ke arah yang semakin baik," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kapuas Hulu Sudarso menjelaskan Pemkab Kapuas Hulu telah melakukan berbagai langkah dalam penanggulangan stunting diantaranya yaitu meningkatkan dan memaksimalkan koordinasi terkait program penanggulangan stunting antar organisasi perangkat daerah (OPD) dan menjalin kemitraan dengan PKK serta pihak swasta.
Kemudian, melakukan edukasi gizi pada ibu hamil, ibu balita dan wanita usia subur serta kampanye lokal terkait stunting pada remaja.
"Kita juga melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita bagi kader posyandu dan kader posyandu dan bidan desa," jelas Sudarso.
Selain itu, dilakukan pemenuhan alat pemantauan dan perkembangan pertumbuhan untuk 23 Puskesmas dan 395 posyandu di seluruh desa.
Yang tidak kalah pentingnya juga, kata Sudarso, yaitu meningkatkan akses air minum dan sanitasi layak terutama di desa lokus stunting.
Bahkan, dilakukan juga peningkatan peran desa terhadap program penanggulangan stunting serta memperbaiki sistem manajemen data intervensi stunting.
"Kami berterima kasih kepada Pak Bupati yang telah memberikan dukungan serta perhatian serius sehingga kita mampu menurunkan angka stunting di Kapuas Hulu," katanya.
Untuk diketahui, penyerahan penghargaan tersebut dilaksanakan di salah satu aula hotel di Kota Pontianak dalam acara Rapat kerja kesehatan daerah yang diikuti oleh seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Barat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Penghargaan itu tentunya kerja keras semua pihak baik pemerintah daerah, TNI dan Polri, maupun elemen masyarakat yang komitmen dalam menurunkan angka stunting di Kapuas Hulu," kata Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, dihubungi ANTARA, usai menerima penghargaan dari Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, di Pontianak, Kamis.
Ia menyampaikan penerimaan penghargaan tersebut menjadi motivasi dalam meningkatkan kinerja dan prestasi terutama berkaitan dengan penanganan stunting di wilayah Kapuas Hulu.
Ia menyebutkan sesuai dengan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI/SKI) angka stunting di Kabupaten Kapuas Hulu pada Tahun 2022 angka stunting 37,9 persen dan Pada Tahun 2023 turun menjadi 16,7 persen.
"Penurunan itu jika kita lihat cukup drastis dan itu bentuk komitmen Pemkab Kapuas Hulu bersama semua pihak terkait dalam mengatasi persoalan stunting di daerah, yang menjadi perhatian serius," ucapnya.
Fransiskus berterima kasih atas kerja keras dan komitmen semua pihak termasuk pada Dinas Kesehatan Kapuas Hulu hingga tenaga kesehatan dan jajaran serta peran dan kesadaran masyarakat untuk membantu pemerintah bersama-sama mengatasi persoalan stunting.
"Kita juga jangan berpuas diri, karena tidak semua kabupaten mendapatkan penghargaan tersebut, prestasi itu hendaknya kita jadikan motivasi dalam meningkatkan kinerja untuk ke arah yang semakin baik," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kapuas Hulu Sudarso menjelaskan Pemkab Kapuas Hulu telah melakukan berbagai langkah dalam penanggulangan stunting diantaranya yaitu meningkatkan dan memaksimalkan koordinasi terkait program penanggulangan stunting antar organisasi perangkat daerah (OPD) dan menjalin kemitraan dengan PKK serta pihak swasta.
Kemudian, melakukan edukasi gizi pada ibu hamil, ibu balita dan wanita usia subur serta kampanye lokal terkait stunting pada remaja.
"Kita juga melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita bagi kader posyandu dan kader posyandu dan bidan desa," jelas Sudarso.
Selain itu, dilakukan pemenuhan alat pemantauan dan perkembangan pertumbuhan untuk 23 Puskesmas dan 395 posyandu di seluruh desa.
Yang tidak kalah pentingnya juga, kata Sudarso, yaitu meningkatkan akses air minum dan sanitasi layak terutama di desa lokus stunting.
Bahkan, dilakukan juga peningkatan peran desa terhadap program penanggulangan stunting serta memperbaiki sistem manajemen data intervensi stunting.
"Kami berterima kasih kepada Pak Bupati yang telah memberikan dukungan serta perhatian serius sehingga kita mampu menurunkan angka stunting di Kapuas Hulu," katanya.
Untuk diketahui, penyerahan penghargaan tersebut dilaksanakan di salah satu aula hotel di Kota Pontianak dalam acara Rapat kerja kesehatan daerah yang diikuti oleh seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Barat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024